Di Freljord, jangan mencoba menutup mata meski malam sedang tenang.
Karena mereka akan datang.
Mereka datang beramai-ramai dengan kapak, tombak dan pedang, lalu menjarah segalanya. Mereka juga membawa tunggangan hewan buas untuk memberi ancaman yang mengerikan dan takkan membiarkan siapapun menyaksikan kehancuran tersebut. Orang-orang lemah dengan lingkungan yang keras tidak akan bisa bertahan hidup.
Dan Ashe selalu tahu masalah itu.
Dia tidak berada di dalam pondok, hanya duduk menatapi api unggun yang hangat di temani suara percikan apinya. si pemanah es tersebut tidak ingin tidur, dia tidak ingin memejamkan matanya sekejap saja.
Dia takut mimpi buruk itu datang lagi.
Berkali-kali ia menguatkan diri untuk tidak tertidur, dia berusaha mengusap kedua matanya kuat-kuat dan mencoba untuk menyadarkan diri.
"Ashe? kenapa kau belum tidur?" Tryndamere memanggil dari belakang.
Ashe menggeleng pelan. "Aku tidak tidur, kau duluan saja"
"Ashe, kau sudah kelihatan lelah" kata Tryndamere lagi.
si Warmother tersebut tidak menoleh ke arah suaminya, dia terus menatap api unggun. "Aku tidak bisa tidur, aku takut mimpi buruk lagi" ucapnya.
Tryndamere duduk di sebelah, dia melihat lingkaran hitam di bawah mata istrinya yang terlihat jelas, Ashe berusaha menahan rasa kantuk yang sangat berat. manik birunya terlihat kelabu meski terpantul cahaya api unggun didepannya.
"Ashe, aku mengerti apa yang kau takutkan. Kali ini mimpimu tidak buruk, kau harus berusaha menjernikan pikiranmu dari hal-hal itu" jelas Tryndamere.
Ashe menghembus nafas ringan.
"Braum dimana?" tanya dia.
"Braum belum tidur, dia di aula pondok sedang bercerita dengan anak-anak" jawab Tryndamere.
"Ohh"
Jeda lagi.
"Aku melihatnya" Ashe bersuara, membuat Tryndamere melirik ke arahnya lagi.
"Aku melihat itu semua. perang itu, darah dimana-mana.. dan tangan es itu... semuanya nyata. kedua tangan es itu mencengkram diriku" ucapnya dengan nada pelan.
"Mimpi itu lagi?"
Ashe sedikit menunduk. "Aku benar-benar melihatnya dalam pikiranku"
"Aku hanya ingin kau tetap tenang Ashe" kata Tryndamere, tangannya menepuk lembut punggung istrinya. "Jangan khawatir, aku bersamamu"
"Terima kasih"
"Ngomong-ngomong, mereka sedang menunggumu, Bjorg dan kawan-kawan. kurasa kalian akan membicarakan sesuatu yang penting" kata Tryndamere, dia beranjak dari duduknya.
Ashe langsung menoleh "ada apa?"
"Temui prajuritmu, aku akan mengantarmu kesana" ucapnya lagi.
Ashe agak berkedip pelan, tapi dia mengikuti suaminya pergi menemui semua pasukan sukunya.
Berjalan menapaki salju yang tebal, Ashe dan Tryndamere melihat prajurit Avarosa sedang duduk melingkari api unggun. Masing-masing dari mereka memegang senjata, tapi mereka tidak menggunakannya untuk persiapan perang malam ini.
"Warmother Ashe" Bjor menyambut.
Mereka adalah punggawa utama Avarosa. Bjorg si kapak es, Hildrun si palu es, Reka Silvertounge, seorang Shaman bernama Krez dan satu pemanah terbaik selain Ashe, Grunhild. duduk sembari mengeliling api unggun kecil di tengah hembusan angin yang dingin menusuk.
![](https://img.wattpad.com/cover/242675383-288-k366308.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
For Freljord
ActionKetika Ashe masih berjuang untuk mempersatukan Freljord, sebuah cerita yang dulu selalu di anggap legenda kini terjadi sungguhan. sosok penyihir es yang telah hidup ribuan tahun lamanya mulai menampakkan diri, dan dia berkata padanya "Selamat tingga...