3. First Storm

18 4 0
                                    

Gedung elit bernuansa putih yang dikelilingi halaman luas serta dipenuhi rumput hijau itu memiliki pagar kokoh disekelilingnya yang bertuliskan Yayasan Musik Internasional Hwang Group di sebelah gerbang pintu masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gedung elit bernuansa putih yang dikelilingi halaman luas serta dipenuhi rumput hijau itu memiliki pagar kokoh disekelilingnya yang bertuliskan Yayasan Musik Internasional Hwang Group di sebelah gerbang pintu masuk.

Gedung bertingkat tiga itu setidaknya memiliki dua puluh lima ruangan private per instrumen musik, dua aula berukuran besar, serta satu ruang opera yang digunakan untuk pertunjukan khusus. Selain ruangan inti tersebut, ruang istirahat, kafetaria, taman yang sejuk, juga perpustakaan musik pun telah lengkap tersedia di yayasan musik yang diketuai oleh Yeona ini.

Memegang segelas latte, Yeona berjalan memasuki gedung putih tersebut sembari memasang senyum manisnya dengan beberapa pengajar musik yang membungkukkan badan  pertanda hormat kepada sang pemilik yayasan. Membuka pintu ruangan khususnya, Yeona membuka mantel seraya menempatkan latte dan tas kecil di sebuah meja kaca yang merupakan meja kerja pemegang jabatan tertinggi di yayasan musik ini. 

Sembari mengamati taman yang menampilkan pemandangan sejuk dan terlihat ramai karena dipenuhi murid-murid yang sedang bersantai dari dinding kaca ruangannya, suara ketukan pintu terdengar pertanda seseorang akan memasuki ruangan.

“Selamat pagi Nona, ini jadwal Nona muda untuk hari ini. Konser musiknya akan diselenggarakan sebulan mendatang, jadi mulai hari ini jadwal Nona hanya fokus pada konser. Jadwal latihan dimulai pukul delapan hingga pukul lima sore, jadi anda bisa melatih hingga siang hari saja.” Jelas Lee Hea selaku manajer Hwang Yeona. “Hanya sebulan? Waktu yang cukup singkat. Apa kau yakin kita akan menyelesaikan waktu latihan hanya dalam waktu sebulan?” tanya Yeona penuh dengan pertimbangan sembari menutup lembar jadwal yang diberi Hea.

“Para pengajar telah menyeleksi dan memilih artist yang mempunyai bakat luar biasa sesuai bidangnya, Nona. Jadi waktu sebulan tidak akan menjadi masalah. Konser akan tetap berjalan lancar sesuai rencana.” Tutur Hea yang membuat Yeona bernafas lega. “Baiklah kalau begitu, aku akan ke ruang opera dalam waktu tiga puluh menit. Ada beberapa e-mail yang harus kuperiksa. Kau bisa pergi ke ruang opera terlebih dahulu.” Perintah Yeona yang dibalas dengan bungkukan badan oleh Hea.

Masih dengan konsentrasi penuhnya memeriksa puluhan e-mail yang masuk, ponsel Yeona justru tak kunjung berhenti menampilkan notifikasi pesan masuk. Dengan satu helaan nafas panjang, akhirnya Yeona memeriksa ponsel yang sedari tadi tidak ia hiraukan. Rentetan pesan masuk dengan nama pengirim yang sama menjadi jawabannya. 

Pesan yang bertuliskan nama pengirim Bocah Tulang itu mengisi penuh notifikasi ponsel Yeona.

Selamat pagi Princess,

Yeona kau telah sampai di yayasan?

Hei jawab pesanku, aku ini orang penting Yeonayya

Kau sibuk? Hari ini aku tidak ada jadwal penting. Aku akan menemuimu, bolehkah?

Yak! Yeona jawab aku atau kau tidak akan melihatku lagi

EROSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang