1. His Sight

61 4 0
                                    

Bangunan megah bernuansa putih yang berdindingkan kaca itu menjadi saksi bisu manisnya momen dikala pagi hari menyapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bangunan megah bernuansa putih yang berdindingkan kaca itu menjadi saksi bisu manisnya momen dikala pagi hari menyapa. Pagi yang normal baginya. Namun hanya beberapa orang yang merasakan. Suksesi linear nada musik yang berdansa sebagai satu kesatuan mengalun lembut dengan indahnya di seluruh penjuru ruangan rumah megah tuan besar Hwang. Seakan menjadi momen magis seluruh isi rumah itu, melodi klasik piano yang dimainkan oleh jemari indah Putri tunggal pemilik perusahaan Hwang Group menjadi alasannya. Benar, karena pagi ini Hwang Yeona sudah bermain piano sejak pagi hari ditemani merdunya kicauan burung dan udara pagi yang menyapa.

"Jadi, jelaskan pada Ibu.. apa yang membuat putri Ibu bermain piano sepagi ini?" 

Merupakan hal pertama yang Yeona dengar setelah pintu kamarnya dibuka. "Bukankah aku harus berlatih Bu?" Timpal Yeona dengan senyum dan jemari yang masih bermain indah diatas tuts kesayangannya. "Kau sudah banyak berlatih sayang.. lekas turun dan sarapan bersama. Ayah menunggu." 

Bukan hal baru jika setiap pagi seluruh anggota keluarga Hwang menikmati sarapan bersama dipagi hari. Layaknya telah menjadi kewajiban, karena bagi nyonya Hwang menyiapkan sarapan dan memastikan suami serta putrinya makan dengan baik adalah hal terpenting. 

"Woah.. Ibu masak sebanyak ini? Siapa yang akan menghabiskan?" Sembari mendudukkan tubuhnya di meja makan bernuansa putih klasik setelah mengecup pipi Ayahnya. "Kau bisa membawanya untuk bekal sayang dan Ayah juga bisa membawa untuk makan siang."

"Bagaimana? Sudah siap untuk penampilan di acara Perusahaan Ayah?" Suara ayah menginterupsi Yeona pada suapan pertamanya. Tersenyum bangga sambil menjawab lantang "Tentu saja Ayah.. aku akan membuat seluruh rekan kerja Ayah terkesima oleh Putri cantik Ayah ini" jawab Yeona yang membuat Ayah serta Ibu tersenyum geli mendengarnya.

"Ayah tidak akan meragukan penampilanmu sayang" --

"Selamat pagi…. kau sarapan tanpa menungguku, Princess?" Sapa Kim Taehyung yang telah memasuki rumah megah itu sebelum duduk dan bergabung di salah satu kursi meja makan. Memutar bola matanya malas, Yeona berdecak "Berhenti memanggilku seperti itu Kim!" 

"Sudah-sudah, ayo sarapan dulu" lerai Ibu sebelum acara sarapan berubah menjadi tempat beradu mulut dua sahabat popok yang saling berhadapan ini. Ya, karena Taehyung dan Yeona sudah berteman sejak kecil bahkan sudah menjadi hal biasa bagi seorang Kim Taehyung untuk keluar masuk kediaman Hwang kapanpun dia inginkan.

Ditengah acara sarapan, nyonya Hwang mengutarakan keinginannya yang sedari tadi mengganggu pikirannya. "Taehyung-ah, bisakah Ibu meminta tolong padamu?" layaknya Ibu sendiri taehyung pun membalas dengan penuh perasaan bangga "apapun itu, dengan senang hati, Bu" 

Menarik sudut bibirnya yang manis nan anggun, Ibu berucap yakin "Tolong setelah sarapan ini, antarlah Yeona memilih gaun untuk ia kenakan di acara penggalangan dana nanti malam. Ibu sangat hafal akan selera fashion-mu, maka dari itu kau bisa mengantar Yeona sembari memilihkannya gaun yang sesuai dengan acara besar nanti. Ibu percayakan padamu, apa kau bersedia?" Namun tak sempat Taehyung membalas penawaran sang Ibu, seseorang disana dengan tegas namun lembut menyuarakan protesnya "Ibu, ada apa? Aku bisa memilih gaunku sendiri. Aku bukan lagi anak kecil yang harus terus menerus diawasi. Aku sudah bisa menjaga diriku sendiri. Terlebih dengan Jabatanku sekarang sebagai Pemimpin Yayasan musik ini telah mampu membuatku semakin dewasa disetiap waktunya. Please, Bu. Hanya perihal gaun akupun mampu menanganinya." 

EROSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang