MIS 3

169 15 1
                                    

Wanita itu memandangi paras cantiknya di pantulan kaca. Kadang, Gaia tidak mengenali siapa yang sedang dia lihat.

Dua tahun terakhir menjadi istri seorang billionare bernama Killian Alistair telah banyak mengubah semua yang ada di dalam jiwa.

Foto pernikahannya dengan Killian terletak di meja rias. Bukan hanya mereka berdua, segenap keluarga mempelai lelaki terbekukan dalam gambar penuh kenangan tersebut. Ayah, ibu, serta seluruh kerabat lengkap ada dalam foto.

Hanya satu sosok yang tidak terlihat.

Ya, seseorang yang sulit untuk dia lupakan. Sosok yang menolak datang ke pesta pernikahannya dengan alasan sedang dirawat di rumah sakit.

Senyum getir terulas di wajahnya. Meyakini jika alasan rumah sakit itu hanyalah bualan belaka. Gaia tahu persis, kenapa dia tidak mau datang. Memahami dengan baik juga bahwa ada hati yang sedang hancur berantakan, tersimpan dalam dada bidang yang biasa dia jadikan tempat bersandar.

Berbagai kenangan mulai berkecamuk. Menembus waktu hingga tiga tahun ke belakang. Pada sebuah kejadian yang menjadi penyesalan terberatnya.

Ah …. Kenapa semua kembali tanpa kendali?

***

"Sudah satu tahun kamu pergi ke luar negeri untuk mengurusi bisnis keluargamu. Kapan kamu akan mengajakku nikah?" lirih Gaia melontarkan tanya, seraya menghela napas lesu.

Salju menjadi saksi, bagaimana hubungan mereka kemudian menjadi sangat dingin, melebihi bekunya musim di akhir tahun.

Sorot mata Kael menatap sang pujaan hati dengan gundah. Berkali-kali ingin mengucap sesuatu, namun gagal. Akan tetapi, akhirnya ia mengucapkan juga kejujuran tersebut.

"Bersabarlah sedikit, Sayang. Aku ingin berkonsentrasi penuh terlebih dahulu dengan bisnis ini. Kamu tahu, 'kan? Bisnis ini menjadi akar kekuatan keluarga. Foya memberikan kepercayaan kepadaku, bukan pada Killian. Aku tidak boleh mengecewakannya." Bersusah payah Kael berusaha menjelaskan tanpa terkesan menyakiti.

"Maksudmu bagaimana? Apakah aku menjadi penghalang untukmu mencapai kesuksesan? Aku tidak akan mengganggu bisnismu sama sekali! Aku tidak akan ikut campur!" desak Gaia dengan harga diri juga ego tertampar. Selalu saja bisnis menjadi yang utama bagi kekasihnya tersebut.

"Cara, berhenti berpikir aneh!" bantah Kael.

Tangan laki-laki itu terulur untuk menangkup wajah cantik Gaia. "Bukan begitu," bisiknya sambil mengecup bibir manis favoritnya membuat Gaia menahan napas.

Saat laki-laki ini memanggilnya dengan panggilan khusus dia tahu betapa berharganya dia di mata Kael. Mia Cara adalah nama panggilan Kael untuknya membuat Gaia merasa begitu dicintai.

"Bersabarlah, Cara. Jika sudah waktunya menikah, kita akan menikah," janji Kael membuat Gaia menatap kekasihnya dengan harapan penuh.

Detik ini berjanji dia hanya akan menikah bersama Kael Alistair atau tidak menikah sama sekali!

"Aku percaya pada kamu," harap Gaia sambil menggenggam tangan kekasihnya menaruh harapan besar dan tidak ingin dikecewakan ekspektasinya yang besar ini.

Kael mengangguk. "Aku hanya tidak ingin konsentrasiku terpecah. Pernikahan memiliki beban tersendiri, Sayang. Belum kalau nanti kita memiliki anak, bagaimana? Aku sepertinya belum mampu membelah pikiranku selain kepada bisnis ini."

Detik itu juga wajah Gaia merah padam. Bukankah laki-laki ini berjanji akan menikahinya saat mereka bercinta beberapa waktu lalu? Dia ingat betul! Dalam desah serta erangan, ada sebuah janji terucap.

MARRIAGE IS SCARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang