Algoritma

1K 55 3
                                    

.
..
...
....

Di dalam keheningan, tidak ada keheningan. Bagi perenung jadi kemeriahan.
Gelap menjelma gemerlap.
Anomali hidup kian mengusik, bersiap untuk diramu oleh jiwa-jiwa kelaparan.
Apakah kehidupan teratur macam pola fraktal, atau abstrak layaknya riak-riak air?
Seabstraknya gugusan bintang, tiap mikrodetiknya penuh keteraturan.
Sekejap menelisik, apakah kehidupan punya algoritma?
Mungkinkah api cemburu hasil emisi reaksi kimia? Lalu, pencarian makna sirna jika segalanya terkonstanta.
Lenyapnya rahasia tiap kornea manusia.
Akhirnya kita hanyut pada rima keseolah-olahan.
Kita yang mati namun seolah bernyawa
Kita yang adam namun seolah ada
Kita yang hampa namun seolah merasa.

Dugaan mudah merentan dan meretak,
Entahlah, direnung-renung apa gunanya?
Alangkah baiknya merenungkan  masa tua.
Kukira berpikir tua mengungguli berpikir dewasa. Namun, jiwa mentah tetaplah mentah.
Sahabat sebaya sudah mendewasa
Cerutu bahkan mencumbu rampung dikuasainya.
Sementara, sibukku masih setia pada cerita dinosaurus atau rahasia kosmis.
Absurd memang menilik perangai tiap manusia.

Wahai insan
Sepatutnya, akal dan budi terus membiak,
Menjadi masak menjadi tanak
Mekar merekah menebar harumnya pengetahuan,
Berusaha mangkir dari belenggu kefakiran fikir.
Menembus koefisien nilai muai otak yang mungkin terlimitasi.
Ketakutan semu mulai melenyap,  hanya kedamaian yang mendekap.
Surga, neraka, syetan,  sekedar keseolah-olahan.

......
...
..
.

Pola Jiwa ( Sains & Filsafat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang