freylang

18 1 0
                                    

🌅🌅🌅

Pukul 16:30

"Assalamu'alaikum"Galang baru saja pulang dari sekolah.

"Waalaikumussalam,,"Frey yg membukakan pintu untuk Galang

Galang nyelonong masuk ke dalam Rumah,,badannya berjalan lunglai tasnya bergelantungan di bahu kirinya, mungkin tangannya pun sudah tak kuat menahan beban tas. Entah apa yang terjadi tadi di sekolahnya.

"Hey Lang salaman dulu kek!!"teriak Frey dibelakangnya.

"Eh iya lupa",,Galang nyengir kuda. Berajalan menghampiri Frey

"Subhanallah, salaman aja pake acara lupa." Frey menggeleng kecil.

"Ya maaf bang namanya juga cape." Galang nyengir sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Hmmh, alesan aja kamu ini. Mandi Sono!! Tuh badan udah kaya di tempelin trasi sekarung aja." Frey tertawa cemeh.

Galang langsung melengos tanpa menghiraukan perkataan abangnya itu dan menuju anak tangga. Baru saja kakinya menumpu di anak tangga ke tiga, Galang kembali menengok ke arah Frey..

"Kenapa?" Frey yang sedang menutup pintu, sadar sedang di tatap oleh adiknya.

"Ada yang perlu gue sampein ke Abang" matanya tampak serius.

"Yaudah nanti aja, sekarang kamu mandi aja dulu!!" Frey berjalan menuju ruang tv.

Sepertinya kali ini dirumah hanya ada Frey dan Galang saja. Karena biasanya, Umi dan Abih selalu ada di ruang tamu jika Galang pulang sekolah. Dan bi Rumi?? Entah dimana, karena sedari pulang sekolah galang pun belum melihatnya.

🕡🕡🕡

Frey duduk di sofa panjang didepan tv. Tv didepannya tidak menyala, karena Frey dari tadi hanya memainkan handphone nya. Dibukanya halama- halaman web yang menyediakan berbagai macam informasi mengenai lowongan pekerjaan di bidang keagamaan yang ada di daerah terdekat dengan rumahnya itu. Tapi hasilnya nihil, tidak ada satupun halaman web yang dicari oleh frey...hufthhh,, Frey menghembuskan nafasnya berat.

'Saya harus mencari pekerjaan, saya tidak ingin terus-menerus merepotkan orang tua saya. Saya harus buktikan bahwa saya bisa' batin Frey bertekad.

Galang terlihat sedang menuruni anak tangga. Ditangannya terdapat secarik kertas yang bertuliskan Universitas Perwira Juara, mungkin ada hal yang penting berkaitan dengan secarik kertas yang ia pegang. Apa ini yang ingin Galang sampaikan kepada Frey?.

Galang menghampiri Frey dan duduk di sebelahnya, tangan Galang menjulur kedepan Frey sambil mengatakan.

"Baca ini bang! Kali aja Abang perlu"setelah kertas itu berpindah ke tangan frey, Galang memilih untuk mengambil stoples cemilan rasa keju yang ada di meja kecil depan sofa.

"Apa ini Lang?" Kedua alis Frey bertautan, tanda tak mengerti.

"Udah...baca aja dulu!" Sambil menyuap secomot cemilan ke dalam mulutnya.

Frey membacanya dengan cermat, beberapa kalimat sudah Frey baca dan seketika itu pula senyuman manis tiba-tiba saja merekah.

"Dapet darimana kertas ini?"Frey ingin memastikan.

mulut Galang penuh dengan cemilan sehingga sulit untuk menjawab pertanyaan Frey tadi. "Wapot_wawi waahhkkpp***" cemilan itu malah mau loncat keluar dari mulutnya, seketika Galang menghap,,, menutup mulutnya dengan cepat. Kejadian itu menimbulkan ekspresi wajah yang kocak, dimana saat mulut galang sedang berusaha menggulum semua cemilan itu, jadi seperti menggulum bola kasti saja. Kalo Galang sih mau ekspresi kaya apa aja masih tetep ganteng..hehe

"Telen dulu dek!!"titah Frey yang sedikit tersenyum melihat tingkah laku adiknya itu.

Perlahan Galang mencoba mengunyahnya. Cukup lama memang, tapi akhirnya dia berhasil mengosongkan mulutnya.

"Wheee__"bukannya menjawab,Galang malah langsung nyengir, Galang geli dengan tingkahnya sendiri.

"Dikit-dikit Napa dek kalo makan!!" Frey juga akhirnya mencomot makanan yang ada dalam stoples yang sedang Galang peluk dengan tangan kirinya.

"Gue laperrr...mweheeh"

"Lah,,saking lapernya apa?!!"

"Ho'oh." Galang mengangguk.

"Yaudah nanti Abang bakal masak deh, Abang juga belum makan" Frey sambil berlagak memegang perutnya seperti menunjukkan bahwa perutnya juga masih kosong.

"Nah bagus tuh,,bener ya bang!." mata Galang berbinar.

Frey menjawabnya dengan anggukan kecil.

"Emang yang lain pada kemana?."

"Kata umi sih, mau nengokin suaminya bi Rumi yang lagi sakit, katanya sih cukup parah. Sampai-sampai dilarikan kerumah sakit pusat."

"Oh ya?, Kasian ya bi Rumi,, truss kenapa Abang gak ngikut?."

"Nemenin adek tercintah." Nadanya meledek.

"Iiidiiih,, geli ah, Galang anak cowok bang!!." Menggidikkan bahunya.

"Lah,,emang Abang bilang kamu ini cewe apa hah?!." Tertawa lepas.

"Ya, maksudnya, hmm- itu jangan kaya gitu. Adek Abang kan cowok"

"Ya terus kenapa?."

"Ya jijiklah"

Setelah hening sejenak.

"MMBUUAHAHAHAHA!!!". keduanya kini tertawa, sudah lama sekali rasanya mereka tidak berguyon bersama.

"Udah ,ah Abang mau masak." Grey bangkit dari duduknya dan segera berjalan menuju dapur.

"MASAK YANG ENAK YA BUAT ADEK TERCINTAH, HAHAH- uhuk uhuk."
Tertawa sampai tersedak camilan yang ada di mulutnya.

Freynan hanya menggelengkan kepalanya karena melihat kejadian itu.

  ⭐⭐⭐

Segini dulu aja ya,,, hehehe ✌️. Vote  dong guysss!!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GALSEI (Rasa Cintanya Terikat Janji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang