Satu

209 15 0
                                    

Seorang pria bertubuh tinggi dengan setelan jas hitamnya keluar dari sebuah mobil putih mengkilap, sepatu hitamnya pun sama mengkilap dengan mobilnya.

Pria bernama Algaf Rychard itu sampai ke rumahnya, bertingkat dua bak istana.
Dominan catnya berwarna cream dengan perpaduan putih dilengkapi dengan pagar gesek tinggi berwarna hitam yang tadi baru saja dibuka oleh seorang satpam rumahnya.

Pria beralis tebal dengan bola mata hitam yang pekat mulai melangkah masuk ke dalam rumahnya, ketika ingin membuka pintu, deringan ponsel di saku kanannya menghentikan ia menyentuh gangang pintu.
Algaf merogoh ponsel dari saku jas, ia melihat nama orang yang menghubunginya.

"Giselle?" batin Algaf sebelum ia menyambut panggilan itu.

"Algaf, cepat ke rumahku! Ada hal darurat!"

Setelah mengatakan itu, wanita yang menelponnya mematikan ponselnya begitu saja.

Algaf, pria tampan berhidung mancung dengan bibir bawah sedikit tebal lalu berlari menuju mobilnya dan bergegas menancap gas.
Ia sampai di sebuah rumah klasik, walaupun tidak bertingkat tetapi tak melepas kesan mewah karena design yang tampak sempurna didukung dengan rumahnya yang memang cukup luas, dimana cat dominannya adalah coklat dan cream yang semakin menambah kesan elegan.

Algaf belum turun dari mobilnya, ia melihat dari kaca dalam mobil.
Rumah yang ia tuju lampunya mati, Algaf membuka laci mobilnya, mengambil sebuah pisau lipat dari sana, dan menyelip benda itu dalam saku lalu melepas sabuk pengaman.
Dengan kewaspadaan tinggi ia mulai melangkah dan akhirnya sampai pada pintu rumah Giselle, teman wanitanya.

"Giselle, kau di dalam?" ujar Algaf sembari mengetuk pintu.

Algaf melihat sekelilingnya dengan tatapan tajam, saat itu sebentar lagi akan menunjukkan pergantian hari dari tanggal 26 April menuju 27 April.

Ia mulai menyentuh ganggang pintu, menarik ke bawah dengan pelan ganggang itu lalu baru beberapa langkah masuk ia terkejut oleh suara terompet serta lampu yang tiba-tiba menyala.

"Happy birthday to you... happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday to youuu..."

Di depannya ada tiga orang yaitu Giselle Grembel, teman Algaf sewaktu SMA yang memegang kue beserta lilin merah yang menunjukan angka 20.
Seorang pria tua berusia sekitar 40 tahun dengan brewok dan kumis yang tebal serta perut yang sedikit buncit bernama Parjono.
Juga sepupu Algaf yang seusia dengannya bernama Felix Elard.

"Tiup lilinnya dan buat permohonan Gaf," seru Giselle.

Giselle adalah teman sekelas Algaf dulu saat SMA yang lebih tua setahun dari Algaf, ia sekarang berprofesi sebagai Designer pakaian terkenal.
Algaf menutup matanya sebelum meniup lilinnya, tak lama ia kembali membuka mata.

"Apa yang kau minta bocah?" tanya Parjono pada Algaf.

"Tentunya tak jauh dari kemajuan dan keberhasilan komunitas paman," jawab Algaf.

Algaf merayakan ulang tahun ke-20 bersama dengan 3 teman seperjuangannya, singkat cerita ketiga pria itu menginap di rumah Giselle.
Orangtua Giselle baru setahun ini menetap di luar negeri.
Malam itu di rumah Giselle, Algaf ke dapur untuk minum lalu menemukan bekas kuenya tadi di atas meja makan di dapur.
Ia duduk di kursi meja makan lalu menatap lilin berangka 20, terbesit ingatan pahit tepat pada 27 April 3 tahun yang lalu, di setiap ulang tahunnya Algaf menanggung sesak di hati.

(Flashback 3 tahun lalu)

"Algaf selamat ulang tahun nak," ujar tuan Rychard pada anaknya di meja makan yang panjang itu sembari mendekati Algaf untuk memeluknya.

The Master KillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang