Kayla meneguk gelas keramik itu lalu batuk-batuk agak nyaring.
"Kau kenapa?" tanya gadis yang bernama Tarisna itu.
"Kau pem-pembunuh?" tanya Kayla sembari meletakkan kembali gelas keramik kecil di atas meja.
"Ya ini kan komunitas pembunuh, kau juga nanti akan jadi pembunuh," ujarnya gamblang.
Kayla sedikit ngeri mendengar jawaban Tarisna, melihat Kayla yang diam Tarisna kembali bersuara.
"Kau tidak tau ini komunitas pembunuh? Setauku anak baru sepertimu harus diberi tau dulu," celotehnya.
Datanglah Dias secara tiba-tiba.
"Eh Tarisna, apa yang kau katakan padanya?" tanya Dias dengan wajah sedikit marah.
"Jadi dia belum tau ini komunitas apa?" tanya Tarisna pada Dias yang baru datang.
Dias mendorong pelan bahu Tarisna menjauh dari Kayla sembari berkata,
"Pergi sana, ini aku mau jelaskan," tandas Dias.Tarisna lalu pergi dari sana, Kayla hanya diam dengan tatapan mata yang mematikan dan mulut yang bergerak seolah akan memakan Dias.
"Bagaimana pun membunuh lebih baik daripada kau jadi perempuan tidak benar," celoteh Dias.
"Bagaimana kau tau aku ingin..."
Dias memotong omongan Kayla. "Kau mengingau sewaktu aku menggendongmu ke rumah ku jadi aku tau kau..."
"Jangan alihkan topik, jelaskan komunitasnya," potong Kayla kembali ketika Dias bicara.
"Baik," balas Dias sembari mengambil segelas anggur di atas meja.
"Jadi tawaran yang aku tawarkan adalah masuk komunitas ini, The Master Kill di sini kami memang membunuh tapi tidak hanya sekedar membunuh tapi kita juga punya tujuan..."
Seketika cahaya lampu padam dan bersinar cahaya terang berasal dari panggung yang membuat Dias berhenti bicara.
"Diam dulu, Algaf datang," ujarnya sambil berbisik pada Kayla.
Tak disuruh Diam pun Kayla tentunya akan terdiam sendiri melihat rupa menawan yang sedang berjalan naik ke atas panggung melalui tangga samping panggung, seisi aula dibuat diam tak bicara tatkala sosok pria dengan tatapan mata tajam mulai naik ke atas panggung. Perpaduan sempurna untuk wajah seorang pria dengan tubuh tingginya, ia didampingi seorang wanita berimage kuat yang sebelumnya naik ke atas panggung, lengkaplah sudah hal yang membuat semua orang memandang panggung itu. Lelaki berjaket kulit hitam itu mulai memegang kepala stand mic yang ada di depannya.
"Pertemuan kali ini aku adakan agar kalian sesama anggota yang saling mengenal lebih jauh, ada dua orang yang baru masuk kalian juga bisa berkenalan dengannya, satu pria dan satu wanita," ujar Algaf.
Setelah berkata begitu ia langsung turun dari panggung, bicaranya yang tak sampai satu menit mampu menyirih wanita dalam waktu satu hari bahkan lebih.
"Wah lihat kak Algaf gantengnya seperti tokoh utama pria di weebtoon," ujar salah seorang wanita pada temannya yang tak sengaja di dengar Kayla.
Algaf dan Giselle turun dari panggung dan memasuki sebuah ruangan yang berada di gedung itu pula, bisa dibilang di situlah ruang kerja dari Algaf dan data-data penting tersimpan di sana. Algaf masuk ke sana, begitu membuka pintu terlihat sofa hitam yang cukup lebar di sebelah kanan dan sebelah kirinya terdapat rak buku lumayan tinggi yang disampingnya ada pintu lagi yaitu toilet pribadi Algaf.
Di depannya ada sebuah meja panjang berwarna hitam dengan kursi hitam pula, di belakang kursi itu terdapat full kaca transparan yang pemandangannya menyuguhkan pemandangan tebing yang tinggi. Tidak terlalu besar ruangan itu sehingga jarak sofa dan lemari hanya beberapa langkah. Algaf duduk di kursinya begitupun Giselle yang duduk di kursi yang tersedia di sebrang Algaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Master Kill
ActionPertama kali nulis genre action, tidak pure action, banyak campuran genre, semoga suka:D kalau suka jangan lupa follow dan vote atau tinggalkan jejak biar author tau kalau kalian ada, gak kaya doi yg suka ngilang:( Asli cerita sendiri!!! Plagiat men...