Baby, you do it so well
You been so understanding, you been so good
And I'm puttin' you through more than one ever should
And I'm hating myself 'cause you don't want to
Admit that it hurts you.
.
.
Beomgyu tahu seberapa lama dia menatap seseorang yang kini tersenyum bahagia, tidak sedikitpun membuatnya ikut tersenyum dan merasakan kebahagiaan itu juga. Rahangnya mengeras ketika pasangan itu berciuman di hadapan para hadiri yang berseru meriah. Sekian lama dia merasakan sakit ini, seperti memori yang kembali terputar-berharga hingga tak tergantikan.
Ballroom mewah dengan dekorasi silver, mewakili si mempelai yang amat menyukai nuansa ini.
'Bohong. Jangan lakukan itu. Kau berpura-purakan?' Hati terdalam Beomgyu terus bersuara seperti itu. Jika dia tidak tahu siapa dirinya disini, dia akan menangis kencang.
Tapi Beomgyu terus terlihat kuat, hanya beberapa orang yang tahu ekspresinya kini mewakili perasaannya, dia tidak perlu khawatir karena semua orang tahunya Beomgyu angkuh dan bersikap tanpa minat. Seseorang yang berdiri di pinggir dengan seragam hitam-hitam tahu betul apa yang dia rasakan. Raut wajah khawatirnya timbul setiap kali Beomgyu menggerakan rahangnya dan menggerakan kepalanya bosan.
Pria itu datang dan sedikit membungkuk di sebelah tuannya, "Tuan Beomgyu, anda baik-baik saja?" Bukan hanya Beomgyu namun dua saudaranya juga ikut menoleh, lalu melihat wajah Beomgyu yang bagi mereka tidak berubah.
"Aku baik," jawaban itu membuat pria bertubuh tinggi itu kembali, namun langkahnya melangkah dan berhenti sejenak dengan perasaan campur aduk sampai membuatnya hilang fokus.
"Soobin awas!" Sontak dia kaget dan segera bergeser melihat seseorang yang membawa nampan dengan minuman penuh.
Soobin bernafas lega, dia menatap temannya yang masih berdiri di pinggir ruangan-seolah mengucapkan terima kasih, karena sudah menyadarkannya. Dia kembali ke tempatnya dan berdiri menghadap Beomgyu. Cukup lega, dia kini melihat Beomgyu menerima minuman dari sang kakak. Tatapannya tidak teralihkan, perasaannya yang bisa dibilang seumur jagung namun begitu besar dan tidak dapat ia samakan dengan apapun.
"Hyunjin tidak terlihat bahagia, sebentar saja pasti sudah kandas," ucap kakak tertua yang memberi Beomgyu segelas minuman buah.
"Apa mata hyung buta?" Beomgyu yang merasakannya, hubungannya dengan Hyunjin awalnya tidak banyak orang tahu termaksud kakak dan adiknya.
"Beomgyu hyung jangan putus asa dulu, masih bisa menjadi yang kedua." Si bungsu dengan senyum konyolnya begitu percaya diri, namun dua kakaknya menoleh tak percaya apa yang dia katakan.
"Heh, Kai jangan memancingku untuk mengataimu anak haram ya!"
"Hyung..." Kai berlindung di lengan Beomgyu sambil menunjuk kakak pertama, "Yeonjun hyung ingin membullly-ku lagi..."
Beomgyu menoleh pada Yeonjun yang melotot pada si bungsu.
"Kau sendiri tidak menjaga ucapanmu! Tidak ada di dunia ini yang mau jadi simpanan kecuali ibumu."
"Hyung..." Rengek Kai lagi-lagi Beomgyu yang jadi terdorong.
"Hentikan hyung, jangan membuat masalah lagi." Beomgyu memperingati kakak pertama yang tampak kecewa adik kandungnya selalu membela si bungsu yang berbeda ibu dengan mereka.
"Beomgyu, aku membelamu ya. Dia berkata kau bisa jadi yang kedua, memangnya kau mau? Tidak kan?"
"Kai tidak mengerti, dia masih kecil."
KAMU SEDANG MEMBACA
SOOGYU : OUR SONG
Fanfiction[ SONGFIC PROJECT ] " Humming our song reminds me of when we fell in love " OUR SONG ⇆ ◀ ❚❚ ▶ ↻ Book ini berisikan Song fanfiction SooGyu dari berbagai lagu . ⚠ BOY X BOY