" you don't say anything even when i cry
the look in your eyes reflect my late regret
and it hurts me "" Kamu tidak mengatakan apapun bahkan saat aku menangis , sorot matamu mencerminkan penyesalanku yang terlambat.
Dan itu menyakitiku "By taehmanis
.
.
.
Angin berhembus pelan mengiringi tetesan air yang jatuh ke bumi . Di lapangan yang di isi dengan beberapa gundukan , tanahnya mulai basah . Tidak luput membahasahi dua pemuda berbeda usia yang sudah berdiri di depan salah satu gundukan tanah baru.
Sudah satu jam berlalu semenjak upacara pemakaman selesai dan dua pemuda itu masih berdiri dengan tubuh dingin , mengizinkan air hujan membawa air mata mereka .
" Kak ." Memecah keheningan , suara sengau dari pemuda yang lebih kecil memasuki indera pendengaran Soobin . Suara itu , yang tiga tahun ini menemani Soobin di saat lelah , mendengarnya saja bisa memberi penghiburan di hari - hari yang membosankan. Sekarang mendengar suara itu , membuat Soobin muak setengah mati .
Pemuda di sebelahnya memperhatikan Soobin yang hanya diam tidak menjawab dengan mata merah habis menangis. Di sebelahnya ini , Soobin pria yang hangat , yang memberinya kekuatan , alasannya untuk hidup . Kini menatapnya dingin dan jijik .
Pemuda kecil itu bergeser mendekat , mencoba meraih tangan besar yang pernah menggenggamnya erat . Sedetik kemudian jari kelingking basah mereka bersentuhan , namun sentuhan itu membuat Soobin semakin merasa jijik lalu menjauhkan dirinya selangkah ke belakang , bola mata hitamnya seperti jurang yang dalam yang siap menjatuhkan Beomgyu hingga dasar .
"Beomgyu , kenapa bukan kamu saja yang mati ?"
Beomgyu meremas tangannya yang gemetar karena dinginnya air hujan , perasaan dingin menyentuh tubuhnya . Dari dadanya , rasa sakit menyebar seperti sesuatu menusuk dada dan menembus ke tulang rusuknya.
Hari ini , hari ketiga belas di bulan maret. Harusnya Beomgyu sedang memberi penghormatan di makam ibunya yang pergi delapan belas tahun lalu dan seperti tahun - tahun sebelumnya Soobin juga akan menemaninya . Sepulang dari makam ibu Beomgyu, Soobin akan mengajak Beomgyu membeli kue ulang tahun dengan lilin di atasnya.
" Ibu kamu sudah berjuang supaya kamu lahir dengan sehat , tiup lilinnya dan bilang terimakasih ke beliau karena sudah ngelahirin kamu ." Kata Soobin sambil mengusap rambut halus Beomgyu , setiap Beomgyu ragu untuk merayakan hari kelahirannya.
Harusnya , hari ini juga seperti tahun - tahun sebelumnya .
.
.
.
Delapan belas tahun lalu , Beomgyu hadir di dunia dan menangis untuk pertama kalinya . Bayi yang lucu dan gemuk kebanggaan Ayah akhirnya lahir dengan selamat , tapi tidak dengan Ibu yang sudah berjuang . Hari itu , Beomgyu lahir dan kehilangan Ibunya.
Ayah Beomgyu yang bekerja sebagai supir salah satu perusahaan ekspedisi membesarkan Beomgyu sendirian , menjadi ayah tunggal dari satu - satunya anak yang disayangi. Seperti keajaiban , Ibu ternyata sudah melahirkan anak yang sangat cerdas , dengan IQ nya yang di atas rata - rata, Beomgyu membantu Ayah mengurangi biaya sekolah karena mendapatkan beasiswa dan segudang prestasi .
KAMU SEDANG MEMBACA
SOOGYU : OUR SONG
أدب الهواة[ SONGFIC PROJECT ] " Humming our song reminds me of when we fell in love " OUR SONG ⇆ ◀ ❚❚ ▶ ↻ Book ini berisikan Song fanfiction SooGyu dari berbagai lagu . ⚠ BOY X BOY