Fajar berisik
Temenin gue nonton yuk?
Gue traktir deh.
Gue tunggu di PIM ya, nanti lo ke PIM nya naik taksi aja, pulangnya gue yang anter balik.Aneska
Fajar berisik
Jam dua udah di PIM yaRead
Aneska sudah siap dengan skinny jeans dan mustard sweater miliknya, rambutnya ia gerai untuk menutupi pipinya yang bulat.
"Dih cantik amat, mau lenong dimana lo?" tanya Raja.
"Titip Sweets ya beb, aku mau movie date dulu nih sama kambing," ucap Aneska sambil menyemprotkan parfum ke pergelangan tangan dan lehernya.
"Iya, hati-hati, kalo ada apa-apa langsung telfon biar gue langsung cabut ke sana," ucap Raja sembari mengacak-acak rambutnya.
"RAMBUT GUE JANGAN DIACAK-ACAK RAJA!!!" amuk Aneska.
"Udah sana, berisik tau nggak," omel Raja balik.
Aneska sudah menunggu selama satu jam lamanya di restoran bioskop, sedangkan Fajar, pria yang mengajaknya kesini bahkan belum menunjukkan tanda-tanda kehadirannya sejak tadi. Upayanya untuk menghubungi Fajar telah gagal sampai 24 kali, membuat Aneska benar-benar berjanji akan menghajarnya jika nanti bertemu.
Setelah menunggu selama dua jam lewat lima belas menit, Fajar sialan itu baru menghubunginya kembali, Aneska dengan kesal menyalakan sambungan telfonnya.
'Anes, sorry banget gue baru ngabarin, gebetan gue tiba-tiba minta temenin beli parfum, sorry banget,' ucap Fajar.
'Brengsek!'
TUT
Aneska menghubungi nomor Raja dengan mati-matian menahan tangisnya yang sudah di ujung tanduk, ucapan Raja tentang Fajar kembali teringat di kepalanya.
'Halo?' sapa Raja.
'Ja, dimana?' balas Aneska dengan suara menahan tangis.
'Shareloc ya, aku kesana, kalo mau nangis nanti pas naik motor aja,' ucap Raja.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝒘𝒆𝒊𝒓𝒅𝒐𝒔
FanfictionAku yakin bukan hanya aku yang selama ini menyembunyikan perasaan yang sudah begitu besar dibalik kata menyeramkan bernama persahabatan, kemungkinan saat membaca cerita ini kalian mungkin sedang, sudah, atau akan mengalaminya. Seperti Aneska Revanza...