Papa Raja (Flashback)

150 13 1
                                    

Aneska
Ja, lo dmn?
Ja, masih sama anak-anak?
Ja pls ja jawab

Raja
Iya sayang, gue masih main sama anak anak.
Kenapa?

Aneska
Pulang dulu ya ja.
Papa masuk RS lagi barusan.
Minta anterin Mark ya.
Gue lagi nemenin ibu.

Raja masuk ke lorong rumah sakit dengan baju basah kuyup seperti yang Aneska perkirakan dikarenakan hujan deras yang sedang mengguyur di luar, Mark terlihat berlari mencoba menyusul dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raja masuk ke lorong rumah sakit dengan baju basah kuyup seperti yang Aneska perkirakan dikarenakan hujan deras yang sedang mengguyur di luar, Mark terlihat berlari mencoba menyusul dari belakang.

"Papa kenapa?!" tanya Raja dengan suara tinggi.

"Ja," tegur Aneska.

Ibu Indah berdiri di depan pintu, sesekali mencoba melihat keadaan ruangan yang ditempati oleh sang suami.

"Dengan keluarga bapak Taufik?" tanya dokter dengan raut wajah tidak begitu baik.

"Kami dan beberapa dokter sudah mengusahakan yang terbaik untuk bapak Taufik, tapi saat turun dari ambulan pun detak jantungnya sudah kecil, bahkan hampir tidak ada. Pak Taufik dinyatakan meninggal dunia karena serangan jantung," ucap sang dokter membuat tubuh ibu Indah luruh seketika, beruntung Raja dengan cepat menangkapnya.

Bukan cuma Raja yang jatuh beriringan tangis saat itu, Mark dan Aneska yang berada di sisinya juga tak luput dari tangis kecil begitu mendengar kabar buruk tersebut.

Semua sanak saudara dari keluarga Raja terlihat merangkul ibunya, sesekali membuat tangis ibu Indah reda dengan ucapan sabar, dan Aneska menyadari bahwa tak ada seorang pun yang berada di samping Raja yang terlihat memandang jasad ayahnya dengan datar, terlihat tak ada air mata lagi yang mampu ia keluarkan.

Keluarganya hanya sesekali menepuk pundaknya, beberapa hanya mengucapkan "Sabar, kamu harus kuat untuk ibu, lagian kan kamu anak laki-laki," yang hanya dibalas Raja dengan tatapan kosong.

Aneska mendekati Raja perlahan, duduk di sampingnya sambil mengelus tangannya dalam diam membuat Raja menoleh dengan tatapan nanar semacam meminta pertolongan.

Aneska menuntun Raja ke lantai dua rumah Raja sambil tak berhenti mengelus pundaknya.

Raja menangis kencang begitu Aneska memeluknya, menenggelamkan wajahnya ke leher Aneska sembari Aneska mencoba mengelus lembut punggungnya.

"Papa Nes," gumamnya tak jelas.

"Kenapa gue harus jadi kuat cuma karena gue seorang laki-laki?! Apa gue nggak boleh nangis saat kehilangan bokap gue sendiri?!!!!" teriak Raja frustasi.

Aneska tak membalas semua pertanyaan yang Raja lontarkan, satu-satunya yang bisa Aneska lakukan hanyalah menenangkan Raja yang sudah tak karuan di rengkuhannya.

𝒘𝒆𝒊𝒓𝒅𝒐𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang