Aneska yang sedang menikmati cimolnya memandang sinis seorang lelaki yang terlihat hikmat menikmati sebatang rokok, jarak keduanya sangat dekat dan mustahil laki-laki tersebut tak menyadari pandangan sinis yang ia lemparkan secara terang-terangan itu."Kenapa?" tanyanya aneh.
"Gue mau makan cimol, bukan asap rokok lo," balas Aneska tak mau kalah.
"Sorry," jawabnya sambil langsung mematikan rokoknya.
"Lo kusut?" tanya Aneska sembari mengalihkan pandangannya.
"Haha, lumayan" jawab pria tersebut.
"Lo adek tingkat gue kan?" lanjutnya.
"Yoi, lo yang ngulang setahun kan?" tanya Aneska yang lebih tepatnya meledek.
"Sialan," candanya.
"Raja," sapanya sembari mengulurkan tangannya pada Aneska.
"Aneska," jawab Aneska sembari membalas uluran tangan tersebut.
"Mau cimol nggak?" tawar Aneska sembari menyodorkan tusuk sate dengan cimol diujungnya.
"Hah?" tanyanya bingung.
"Cimol," balas Aneska.
"Ngapain kusut?" tanya Aneska begitu Raja menerima suapan cimolnya.
"Dapet kabar dari Jakarta bokap gue sakit, belum bisa pulang karena masih ada tugas yang belum selesai," balasnya lesu.
"Yaudah ayo," ajak Aneska pada Raja.
"Ngapain?" tanyanya.
"Gue anterin," ajak Aneska.
Aneska menyetir mobilnya selagi Raja yang duduk disampingnya sibuk dengan tugas akomodasi perhotelan miliknya, mobilnya melaju dengan lambat karena Aneska memang sedang mencoba mencari makan malam untuk keduanya.
Aneska memberhentikan mobilnya pada sebuah warung pecel ayam lamongan, lalu melirik Raja yang masih belum berniat mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝒘𝒆𝒊𝒓𝒅𝒐𝒔
FanfictionAku yakin bukan hanya aku yang selama ini menyembunyikan perasaan yang sudah begitu besar dibalik kata menyeramkan bernama persahabatan, kemungkinan saat membaca cerita ini kalian mungkin sedang, sudah, atau akan mengalaminya. Seperti Aneska Revanza...