Pagi hari telah tiba, Yenara sudah siap dengan pakaiannya untuk berangkat ke sekolah. Ia berjalan saja ke sekolah karena jaraknya lumayan dekat dan tidak jauh. Ketika di perjalanan, tak sengaja ia melihat lelaki yang rumahnya tidak jauh dari dia. Yang sedang membenarkan motornya, sepertinya motornya rusak.
"Woi fanta! mending jalan aja. Deket kok, dari pada lo kelamaan ngebenerin motor lo. Nanti lo telat lagi!" Tegur Yenara kepada cowok itu.
"Heh! terserah gue lah. Sok peduli dasar! tapi bener juga sih," ucap Jodi menghentikan aktivitasnya.
Yenara memutar bola matanya malas.
"Ehk tapi gue takut lo ada maunya nih," lanjutnya.
"Iya betul sekali pinter juga loh haha. Okey! Sekarang gue pengen cokelat!" pinta Yenara.
Jodi hanya berdehem pasrah. Membiarkan motornya, ia pun berangkat jalan kaki bareng Yenara walau terpaksa.
"Eumm Fanta, btw lo tau dari mana kalo gue suka ke si Altar?" tanya Yenara di tengah-tengah perjalanan mereka.
Pertanyaan Yenara membuat Jodi gelagapan bingung harus menjawab apa.
"Ka-karena gue tau dari dulu kalo lo suka ke seseorang. Gua tau karena tatapan lo gimana ke cowok itu, tadinya gua bercanda kalo lo suka ke si Altar tapi malah beneran ternyata hahaha."
"Ouh gitu ya? tapi lo gak cemburu kan kalo gue suka sama si Altar?" rayu Yenara kepada Jodi.
"Nggak lah emang gua suka sama lo? Enggak kan?" ucap Jodi sambil menatap Yenara seolah meyakinkan.
"Elah gak percaya gue, yakin nih gak mau sama gue? Cewek yang udah tau gimana sifat lo, kebiasaan lo, semua kelakukan lo. Pokoknya emangnya ada yang mau sama lo hah?"Jodi mengernyit lalu menjawab "Ehk lo juga sama! emang ada yang mau sama lo hah?!"
Tak peduli akan ucapan Jodi. Yenara tidak medengarkan dan tidak menjawab karena kelasnya sudah di depan mata. Ia langsung berjalan mendahului teman kecilnya itu.
Di bangkunya Yenara sedang menyalin materi bahasa indonesia. Lantaran kemarin ia lewatkan gegara masalah itu. Setelah selesai, Yenara tidak sengaja melihat Altar yang sedang berbicara dengan temannya yang cantik itu, Nessya. Yenara tidak hanya melihat nya tetapi menyimak juga.
"Ya udah kalau begitu gue mau ke bangku gue dulu, kasihan si Nara sendirian," ucap Nessya meninggalkan Altar, yang hanya di jawab dengan anggukan olehnya.
"HEY!"
Tiba-tiba kedua bahu Yenara di gebrakan oleh seseorang, ia kaget dan berbalik badan melihat siapa pelakunya.
"Kenapa sih lo? muka lo kaya kaus kaki yang gak di cuci sebulan tahu gak?''
Ternyata Jodi pelakunya.
"Apaan sih lo!" ucap Yenara ketus.
"Ya udah ini cokelatnya buat gue aja nih? gak mau nih ceritanya?" Setelah mendengar itu mata Yenara berbinar. Dengan cepat ia menjawab dan mengambilnya.
"Ehk iya sini! Hampir ajah gue lupa."
Orang-orang yang melihat Yenara dan Jodi hanya menatap heran, kenapa secepat itu mereka berdamai. Seakan tidak ada hal yang terjadi kemarin hari.
"Nar, gua di kasih jeruk nih sama si Altar. Lo tau kan gue gak suka jeruk? Mau gak nih?" Tawar Nessya pada teman sebangkunya itu.
"Eumm boleh simpen aja di kolong meja gue, thanks ya." Sambil memakan cokelat yang di beri Jodi itu.
"Oke sama-sama."
Yenara tidak terlalu dekat dengan Nessya, walaupun sebangku entah mengapa ia tidak percaya. Mungkin karena Nessya sudah memiliki pacar dari SMA sebelah, dia malah masih ngasih harapan kepada Altar. Mungkin juga sifatnya ini yang Yenara kurang suka. Nessya tidak tahu bahwa Yenara menyukai Altar. Sebenarnya Yenara malas cerita dengan dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
YENARA [Completed]
Teen FictionKehidupanku berubah semenjak kehadiran ibu tiriku -Yenara Yenara, ia bisa karate, ia pintar, hobi bercocok tanam, dan ia juga cantik. Ia juga memiliki teman kecil yang selalu bersamanya. Kehidupan nya normal seperti remaja umunya. Tetapi semenjak i...