Bab 4: Ketika Manusia Bukan lah Manusia.

917 129 6
                                    

Kalau kemarin mansion Calhoun sibuk memindahkan tong, hari ini sibuk sekali menjamu tamu-tamu besar. Ini seperti Lord Calhoun mengadakan pesta namun di sore hari.

"Vasant! Cepat lap piring-piring ini!" teriak Betty, seorang pelayan dapur yang sejak tadi menyuruh Vasant tanpa henti.

"Bisakah kamu bekerja lebih cepat? Jangan membuatku menunggu Sialan."

Vasant diam saja namun mempercepat gerakannya mengelap piring-piring cantik itu.

Di luar matahari semakin terik. Semalam Ia dan William terlalu asik berbincang, maklum saja roti curry tidak bisa mereka makan dalam waktu dekat. Kalau beruntung, mereka bisa makan roti itu sebulan sekali.

"Lama sekali!" Betty memukul lengan Vasant dengan penumbuk tepung hingga piring yang dipegang melesat jatuh ke lantai lalu pecah berantakan. Semua pelayan menatap pada Vasant, menghakiminya.

"Apa yang kamu lakukan?!" bentak Betty semakin memancing perhatian, "aku hanya menyuruhmu mengelapnya, kenapa malah dijatuhkan?!"

"tapi.."

"Kamu mau hilang aku yang menjatuhkan? Jangan limpahkan kesalahanmu pada orang lain!"

Plak.

Tamparan Betty telak mengenai pipi Vasant. Seorang pelayan menarik Betty menjauh dan berbisik, "kamu akan tamat kalau Tuan tahu kamu memukulnya."

Betty berdecak lalu meninggalkan Vasant yang memunguti pecahan piring. Tidak sengaja ekor matanya menangkap tuan Walter sang kepala pelayan yang berdiri jauh di pintu masuk dapur.

Habis sudah riwayatnya.

Sisa hari itu digunakan Vasant bekerja dengan satu tangan. Satu tangannya yang lain terasa sangat sakit setelah dipukul Betty dan akan bergetar hebat kalau Vasant memaksakan diri untuk memakainya.

Di sore hari saat para tamu sudah datang, Vasant menyembunyikan diri di kamarnya. Itu adalah perintah mutlak Lord Calhoun untuknya. Ia tidak boleh terlihat oleh para tamu dari kalangan terhormat itu. Tanpa Ia menunjukkan diri saja rumor sudah beredar.

Vasant menikmati langit yang mulai menguning lalu berubah menjadi merah, oranye, ungu dan menghitam. Andai saja Ia seperti matahari yang bisa menghilang meski sebentar.

Tapi kamu adalah manusia.

Suara pria aneh semalam tiba-tiba bergaung di telinga Vasant. Sangat dalam dan jelas. Seperti pria itu ingin Ia menyadari sesuatu.

Pria itu juga bilang mengenai pergi dan lari. Ada apa dengannya? Sama seperti William. Kenapa semua orang menyuruhnya pergi dan lari?

Tok tok.

Pintunya diketuk. Jarang sekali ada yang mau mampir ke kamarnya. Hanya William saja yang mau, itu pun tidak akan mengetuk.

"Tuan Calhoun memanggilmu" ucap Walter.

"ayah..?"

"tolong jangan panggil Tuan seperti itu."

Vasant terdiam dan bangkit dari duduknya, mengikuti Walter yang berjalan lebih dulu. Sesekali Vasant harus berlari kecil mengikuti langkah lebar-lebar Kepala Pelayan.

Mereka memasuki mansion, menuju ruang makan yang ramai. Dari gelak tawa yang didengar sepertinya ada dua puluh orang. Sangat ramai.

"Tuan Walter, apa benar Lord Calhoun memanggilku?"

Walter diam saja tidak menanggapi. Tangannya merapikan sarung tangan putih yang selalu nampak baru itu dan membuka pintu ruang makan.

"Akhirnya! Ini dia pertunjukan utama kita!" seru Lord Calhoun sampai berdiri. Semua orang yang duduk di meja makan menatap pada Vasant yang berdiri canggung. Kalau dilihat, mereka sedang menikmati dessert puding dingin yang ditaburi es halus dari penyimpanan salju musim dingin kemarin.

YOUR VOICE CALLS OUT [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang