Bab 12: Ada yang Menunggu Di Rumah.

896 126 8
                                    

Hammond tidak habis pikir. Sejauh apa pemuda itu diperlakukan buruk? Ia hanya tahu kalau Vasant menjadi sasaran kekerasan bajingan Calhoun dan yang dilihatnya beberapa hari terakhir saat mengawasi mansion sampah itu mengkonfirmasinya. Namun Hammond tidak habis pikir dengan keraguan Vasant yang muncul dari meminum air menggunakan gelas. Jelas sekali seumur hidup Vasant mendapat perlakuan yang seharusnya diperuntukkan si Sampah Calhoun.

"Minum." hanya itu yang dapat dikatakan olehnya. Seluruh pikirannya tersedot habis pada keinginan random ingin memperlakukan Vasant seperti ratu.

Vasant menelan perlahan air yang diberikan dan berterima kasih. Sejenak mereka hening dengan Vasant yang menunggu dan Hammond yang terus menatapnya, mengagumi keindahan Vasant.

"Apa aku terlihat seperti akan memukulmu?" tanya Hammond.

"Jadi aku benar-benar tidak akan dipukul?"

"Untuk apa aku memukulmu? Karena kamu minum dari gelas? Lihat baju yang kamu pakai, itu sutra hasil tenun kekaisaran asia. Hanya ada empat lembar di eropa, salah satunya milik Ratu."

Mata Vasant membulat mendengar penuturan jengah Hammond sedang Hammond sendiri terkejut dengan refleks Vasant yang melepaskan baju itu.

"Hentikan. Aku masih punya yang lainnya."

"Tapi aku tidak seharusnya mengenakan pakaian ini." cicit Vasant.

"Kamu harus. Kamu adalah manusia dan ini adalah cara manusia berpakaian. Sekarang tidur. Ini sudah lewat tengah malam."

Hammond bangkit dan melangkah ke pintu. Ia harus keluar dari ruangan ini sebelum matanya menelusuri lebih jauh lekuk tubuh Vasant yang tersingkap.

Hammond tau pemuda itu kecil namun Ia tidak menyangka akan sekurus ini. Hammond bahkan tidak merasakan sedikit pun beban saat menggendongnya kemarin. Vasant yang di lengannya sama sekali tidak menghambat gerak kakinya untuk meninggalkan mansion si sampah Calhoun.

Malam itu Ia mengirimkan instruksi pada Charles untuk membakar habis mansion itu beserta orang-orang di dalamnya kecuali yang tertera dalam daftar hukum gantung Ratu.

Harry yang menaiki kereta kuda di belakangnya pun bersiul menggoda. Ia juga membawa pemuda lain berambut merah. Sepertinya Harry menemukan mainan baru.

Apa Ia juga menemukan mainan baru seperti Harry?

Mungkin. Pemuda mungil seperti Vasant seolah menariknya ke dalam gravitasi yang berbeda. Sangat berbeda sampai Hammond membawa Vasant ke mansionnya. Tidak sampai situ, Hammond bahkan meletakkannya di kamar paling besar kedua dan membersihkan pemuda itu, memakaikan baju satin putih miliknya dan menunggunya sepanjang malam. Ia bisa saja pergi mengecek hasil pekerjaan Charles seperti biasa namun itu tidak dilakukannya. Hammond memilih tinggal di sudut gelap kamar pemuda itu, memandang lamat-lamat semua fitur wajah Vasant selama berjam-jam lalu pergi tidur dengan perasaan aneh. Hal itu dilakukannya beberapa malam terakhir.

Dokter bilang Vasant akan sadar paling cepat empat hari lagi sebab semua luka yang dibuat oleh si sampah Calhoun. Rasanya Ia ingin menguliti bajingan itu. Empat hari terakhir saat Ia mengawasi mansion busuk itu Ia menyadari Vasant yang tidak lebih seperti budak. Vasant paling kecil dan paling ringkih di antara semua pelayan namun paling gesit dalam bekerja. Vasant tidak mencolok sampai Vasant menyadari kehadirannya di antara pepohonan. Well, hal itu sangat jarang terjadi.

Hammond yang terpergok harus memasang matanya pada Vasant. Hal itu menjadi buah simalakama. Derai tawa yang dihasilkan saat Vasant dan teman rambut merahnya tertawa di atap sambil memakan sesuatu benar-benar pemandangan indah. Vasant memiliki tawa yang menariknya mendekat. Ia ingin melihat tawa Vasant lagi.

"Em.. Terima kasih." ucap Vasant di belakangnya, sangat lirih hingga berupa bisikan. Hammond tidak menanggapi dan berlalu begitu saja.

Paginya Hammond menyuruh Watson untuk mengirimkan sarapan ke kamar Vasant. Namun Watson tidak menemukan pemuda itu dimana pun. Seharusnya Vasant tidak meninggalkan ranjang. Serentak seluruh pelayan di mansion itu mencari keberadaan tuan barunya.

Hammond turut menyisir kediamannya itu. Setiap ruang Ia cek bersama pelayan lainnya. Lantai satu bersih. Lantai dua pun begitu. Hammond nyaris membatalkan jadwalnya hari ini kalau saja Ia tidak menangkap sosok yang terlelap di bawah meja kerjanya.

Vasant nampak bergelung nyaman di bawah meja antik empat generasi itu. Tangannya memeluk dirinya sendiri dengan kaki meringkuk. Kepalanya tidak beralaskan apapun namun nampaknya tidak mengganggu tidur Vasant sama sekali.

"Haruskah saya memanggil dokter, Tuan?" tanya Watson rendah. Hammond menggeleng dan memindahkan Vasant ke kamarnya. Kedua lengan Hammond liat menahan berat Vasant. Watson membantu dengan membuka pintu kamar dan merapikan ranjang. Vasant dibaringkan amat sangat lembut. Bahkan sutra mahal Hammond tidak lebih lembut dari perlakuannya.

Sebelum keluar kamar Hammond berpesan, "Berjagalah di sini. Jangan biarkan Ia turun dari ranjang. Pastikan semua kebutuhan dan permintaannya terpenuhi." Watson mengangguk patuh.

Sebenarnya hari ini Ia sibuk sekali dan jadwalnya sudah terlambat setengah jam. Kunjungan ke pabrik coklat dan pengecekan kualitas bahan baku yang baru saja datang dari Belgia tidak bisa dilewatkan.

Tapi Ia baru saja hampir melewatkannya demi pemuda itu.

Hammond mulai tidak waras. Ditambah dengan rasa Ia ingin segera pulang selama kegiatan inspeksinya. Hammond menjadi gelisah. Ia merasa seolah menghapal detil wajah Vasant jauh lebih menarik dibanding mencium aroma biji coklat kesukaannya. Vasant jauh lebih mendebarkan dibanding derak mesin-mesin pabriknya yang terus menghasilkan coklat untuk semua anak di Britania Raya ini.

"...tuan?"

Seorang pekerja bertanya dengan tampang sedikit ragu. Hammond mengedipkan matanya sejenak. Benaknya baru saja terbang terlalu jauh.

Hammond menilik sebentar pakaian si pekerja. Sederhana namun rapi. Tidak menunjukkan gestur menjilat atau percaya diri, malah sebaliknya.

"Ya." jawab Hammond. Padahal Ia tidak dengar apapun. Pekerja itu mengangguk senang dan segera berlari kecil menghilang dari ruang produksi. Tepat sebelum Hammond menaiki kereta kudanya, si pekerja datang kembali dengan sebuah bingkisan.

"Semoga Tuan suka." ucapnya dengan riang. Hammomd menatap sejenak, tidak paham dengan maksud si pekerja sedang si pekerja mulai sedih, sepertinya Ia menyinggung tuannya.

"psst, terima saja usul produk baru coklat itu. Lagipula kamu sudah mengiyakannya."

Ah, jadi tentang usul produk baru. Hammond mengisyaratkan pelayanannya untuk mengambil bingkisan itu dari tangan pekerja dan berlalu.

"terima kasih Tuan!" seru si pekerja dengan tangan melambai. Hammond yang mendengarnya hanya tersenyum tipis, teringat ucapan terima kasih Vasant semalam. Ucapan yang amat sangat manis.

"Charles, aku akan pulang. Urus sisa hari ini." ucap Hammond pada Charles yang duduk di depannya. Charles mengerang tidak rela. Kenapa Hammond semena-mena sekali. Padahal baru saja pria itu bolos bekerja tiga hari berturut-turut kemarin.

Namun apalah daya, Charles tidak bisa menolak permintaan Earl keponakan jauh Ratu satu itu.

"Jangan mencariku jika tidak ada yang darurat. Aku punya urusan yang sangat penting."

YOUR VOICE CALLS OUT [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang