"Willy!"
Vasant tidak bisa tidak meloncat dan berlari ke arah temannya itu. William menyambutnya sama hebohnya. Mereka berpelukan bak teletabis. Vasant tidak menyangka akan bertemu dengan William lagi, terlebih temannya itu terlihat sehat dan berseri. William juga lebih berisi dari sebelumnya, William jadi sangat cantik!
"Aku kira kita tidak akan bertemu lagi." keluh Vasant disambut tawa kecil William, "Aku juga. Aku sempat terkejut kamu akan kemari, kukira Ia bohong."
"Ia siapa?"
"kamu tidak tahu ini dimana?" tanya balik William. Ketidaktahuan Vasant akan bangsawan masih sama, nol besar. Vasant menggeleng kencang, kepalanya ditepuk-tepuk William.
Seorang pria dewasa dengan ekspresu menyenangkan berdiri di tangga teratas. Rambut hitam panjang berbelah tengah dengan alis khas mediteran dan logat british, bangsawan lain yang Vasant tidak ketahui.
Sebentar, sepertinya Vasant pernah lihat?
"Hammond, aku senang nelihatmu di sini tanpa paksaan." sapa Harry sambil menuruni tangga, mengalihkan perhatian Vasant yang sedang bercakap-cakap dengan William.
"itu siapa?" bisik Vasant. William terkekeh kecil lalu balik berbisik, "Viscount of Cornwall, Harry Davonte."
"Harry." sapa Hammond balik mengkonfirmasi jawaban William. Hammond sudah melepas mantel dan topinya.
Harry menepuk lengan Hammond bersahabat lalu berujar, "Hari ini cerah, sepertinya bermain catur denganmu akan menyenangkan."
Harry memimpin masuk ke salah satu ruangan yang tidak jauh dari pintu depan. Selama berjalan Vasant sibuk mendengarkan ocehan William sambil sesekali memperhatikan lukisan-lukisan raksasa potret keluarga Davonte per generasi. Kalau dipikir-pikir, mansion Hammond lebih besar dari milik Davonte namun potret di mansion itu sama sekali tidak Ia temui, hanya satu potret besar yang Vasant perkirakan itu orang tua Hammond. Selebihnya hanya ada bunga di vas-vas yang berjejer di sepanjang lorong bersanding dengan lilin harum.
Hammond dan Vasant dipersilakan masuk ke dalam ruangan dengan pemandangan hutan belakang mansion, kursi-kursi mewah berjajar rapi membentuk letter U, meja catur yang mengkilap, meja billiard dan stik yang berderet di dinding, serta rak surat kabar.
William melepaskan genggaman Vasant di lengannya dan menyuruhnya untuk duduk di salah satu kursi. Vasant menatap ragu namun William mengangguk meyakinkan.
"Tidak ada lagi yang akan menghukummu, Vasant."
Vasant menghela nafas, "Kamu benar. Tapi bayangan Calhoun melakukan itu semua masih membayangiku. Kamu ingat dulu aku sempat duduk di kursi tuan Calhoun?"
William mengangguk kecil, Ia menerima teh Jackson's Earl Grey dari kepala pelayan dan menyesapnya sedikit, "Kamu digantung dua hari penuh. Tapi itu dulu Vasant, sekarang kita aman Vasant."
"Sejujurnya..." Vasant merendahkan suaranya dan berbisik lagi, badannya condong ke arah William. Vasant tidak ingin Hammond dan Harry mendengar apa yang akan dikatakannya.
"Eh?!" seruan terkejut William membelah ruangan, bahkan kedua pria yang duduk di meja catur itu menoleh.
"Ada apa Liam?" tanya Harry. William menggelengkan kepalanya mengikuti Vasant ayng sudah lebih dulu membantah, "Tidak ada apa-apa haha"
Hammond menatap Vasant menyelidik sebelum kembali fokus pada catur yang dimainkan. Setelah yakin kedua pria itu tidak mempedulikan mereka, Vasant berbisik lagi, "Aku sungguh tidak tahu."
William menghembuskan nafas putus asa, Ia bertekad mengajarkan banyak nama-nama bangsawan asing pada Vasant kedepannya, "Itu Hammond Oswald, Earl of Hertford yang akan menjadi Duke of Kent. Keponakan Ratu dari Pangeran Henry. Bisa dibilang kamu bertemu dengan bangsawan kelas atas Vasant."
"Begitukah?" tanya Vasant tidak yakin. Tadi Ia menanyakan siapa Hammond pada William sebab berulang kali Vasant menanyakan itu pada Watson, kepala pelayan Rosshire itu tidak memberikan jawaban. Vasant yakin William tahu banyak soal bangsawan, tapi Ia tidak yakin William menjawab dengan benar kali ini.
"Kamu lihat cincin itu?" tanya William dengan memberikan isyarat ke arah jari Hammond yang menggerakkan bidak, "itu lambang keluarga Oswald, aku dengar seluruh keluarga Oswald meninggal kecuali Hammond dan ayahnya yang sekarang di Istana, tidak kunjung bangun."
"Istana..?"
William mengangguk, "Kamu benar-benar menemukan emas putih diantara perak."
Vasant menggeleng, dengan semua titel Hammond seharusnya Vasant memanggil Hammond dengan sebutan tuan dan tidak membiarkan tubuh jeleknya memakai pakaian mahal Hammomd, bahkan Ia juga tidur dengan pria itu. Vasant patut dihukum mati. Jika Calhoun tahu Ia akan dijahit.
"Bagaimana ini? Aku sudah bersikap kurang ajar." ucap Vasant panik. Ia mengguncangkan bahu William, "Bagaimana ini, Willy. Aku seharusnya dihukum mati."
William tertawa kecil, "Tidak perlu panik. Alih-alih mati, kamu akan hidup bahagia sekarang Vasant. Perhatikan Lord Oswald baik-baik."
Vasant mengikuti arah pandang William. Temannya itu serius sekali memperhatikan Hammond yang menjawab gurauan Harry dengan muka datar. Keduanya tampak bersahabat dengan baik. Hammond dan Harry seakan memiliki ikatan yang tidak bisa dikatakan. Hammond, sosok itu sangat berwibawa, berkharisma, dan tegas. Sedang Harry merupakan sosok yang lebih santai, charming dan ramah. Persamaannya, mereka berdua sangat indah. Begitu bersinar dan nampak kokoh.
"Kamu menakhlukkan singa, Vasant."
"Huh? Apa maksudnya?"
William menarik Vasant mendekat, "Banyak sekali julukan untuk mereka. Ombak dan Lautan, Cheetah dan Singa, Perekrut dan Pembersih. Apapun itu, mereka adalah partner dari generasi ke generasi yang secara khusus ditugaskan menjaga kebersihan taman Ratu. Davonte yang 'menyeret'' dan Oswald yang 'menenggelamkan'"
Vasant menggelengkan kepalanya bingung. William mengucapkan hal-hal aneh yang tidak dipahami. Belum lagi ekspresi khasnya menggosip.
"Aku bingung, Willy."
William menghela nafas dan memasukkan sepotong kue kering ke mulut Vasant, "Jangan dipikirkan terlalu sulit, dari caranya menatapmu saja seluruh dunia akan tahu kalau Earl Oswald mencintaimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR VOICE CALLS OUT [COMPLETED]
RomanceTubuh Vasant tidak pernah mulus. Beberapa tulangnya pernah patah. Bekas jatihan di beberapa tempat tidak bisa diabaikan. Ujung cerutu panas acap kali bersarang di kulitnya. Belum lagi sol sepatu lima senti yang selalu mengunjunginya setiap malam. Du...