Favourite School

20 3 3
                                    

Menentukan sesuatu diantara dua keputusan dan dua pilihan adalah hal yang sangat sulit. Dia takut jika apa yang dia pilih tidak baik pada akhirnya, namun orang-orang terdekatnya mencoba memberikan penjelasan kepadanya

***

Tepatnya di ruang keluarga mereka berbincang- bincang tentang masa depan Mili, dan Mili yang ada disana hanya fokus pada buku yang ia baca.

" Li, Bunda mau tanya sesuatu boleh nggak"

" tanya apa Bun"

" Emm, kamu udah punya inceran sekolah belum?"

" Oh itu Bun, aku mau ikut Izora aja Bun dia kan temen terbaikku"

" Li sebaiknya jangan ngikutin temen, kamu harus punya inceran sendiri"

" Nggak mau Bun, aku cuma mau ikut Izora"

Mereka terus berdebat, Ayah yang merasa terganggu saat menonton TV bertindak tegas pada Mili.

" Li, sekarang tutup buku kamu dulu .Ayah mau ngomong sesuatu dengerin dulu"

" Iya..iya" ( sambil meletakkan bukunya)

" Sekolah adalah hal paling penting untuk menentukan masa depan kamu Li, jangan kamu ikut orang lain, lagipula Izora kan mau sekolah di Swasta. Ayah punya rencana menyekolahkan kamu ke sekolah unggulan SMP PETERSON disana siswanya pinter-pinter dan punya fasilitas yang baik terakreditasi A" ucap Ayah

"Tapi aku nggak mau dipaksa Yah, aku cuma pengen satu sekolahan lagi sama Izora cuma dia sahabat yang paling dekat dengan Mili"

Bunda lalu ikut andil dalam pembicaraan mereka dan mencoba meredamkan perdebatan dari kedua belah pihak Ayah dan Mili.

" Yah, coba kasih waktu dulu buat Mili memikirkan kembali kemana ia akan melanjutkan sekolah. Kalau kita paksa justru akan mengganggu mentalnya" ucap Bunda dengan bijak.

" Nah itu Bunda paham, Bunda the best lah" ucap Mili sambil memeluk Bunda.

" Oke Ayah kasih kamu waktu untuk memikirkan semua ini, dan Ayah akan terima apapun keputusan kamu"

Keesokan harinya Mili mendatangi rumah Izora sekedar untuk bermain dan berbagi cerita, namun saat sampai disana ia melihat banyak sekali tumpukan kardus berserakan di halaman depan Izora. Mili semakin penasaran apa yang sebenarnya terjadi langsung menemui Izora.

" Ra, semua ini apa kenapa banyak sekali kardus berserakan di depan rumahmu?" tanya Mili

"Iya Li, aku mau pindah rumah" ucap Izora yang membuat Mili terkejut mendengarnya.

" kamu mau pindah rumah Ra, berarti kamu nggak jadi sekolah di sini dong"

" Iya Li, aku nggak jadi sekolah di sini. Karena orangtuaku punya kerjaan di Bandung jadi aku harus ikut mereka.
Maaf sebelumnya aku belum memberitahu tentang ini karena aku masih sibuk berkemas dan besok pagi aku udah harus ke Bandung "jelas Izora.

" Kalau itu kemauan kamu ya aku hargai Ra, tapi kita tetap jadi sahabat kan meskipun kamu jauh"

"Tentu Li, sampai kapanpun kita akan jadi sahabat. Nanti aku bakal sering-sering main kerumahmu kok Li"

"Oke deh, aku pasti bakal rindu banget sama kamu Ra"

Beberapa jam kemudian Mili segera pulang dengan perasaan kecewa karena ia sangat berharap dapat bersekolah bersama Izora sahabatnya.

Saat sampai di rumah tepatnya di ruang keluarga Mili nampak lemas dan masih sedih karena kepergian sahabatnya dan memutuskan untuk menyetujui permintaan Ayahnya untuk sekolah di SMP PETERSON.

" Yah, aku setuju dengan keputusan Ayah menyekolahkanku di SMP PETERSON" ucap Mili dengan wajah tak bersemangat.

" Bener nih, ada angin apa putri Ayah tiba- tiba setuju" ucap Ayah meledek Mili

" A...aa Ayah jangan ngeledek. Soalnya Izora mau pindah jadi nggak mungkin dia sekolah disini" ucap Mili masih agak kecewa dengan Izora.

" Oww gitu,  jangan sedih gitu nanti kalau kamu sekolah lagi di tempat baru pasti bakal punya sahabat lagi kok" ucap Bunda yang ada disana.

"Iya deh, Mili akan coba "

Bersambung...
Tunggu update selanjutnya jangan lupa tinggalkan jejak ya. Kritik dan saran diharapkan namun harus sopan😊

Harap maklum baru pemula

Putri AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang