Bintang Kelas

4 2 1
                                    

Tak terasa waktu berjalan dengan cepat, yang dulu keras menjadi lunak yang dulu belum bisa menerima pada akhirnya bisa menerima karena sesungguhnya apa yang tidak kita sukai itu justru malah yang paling baik untuk kita dan apa yang kita sukai belum tentu baik untuk kita.

Sudah satu semester berjalan, Mili akan segera menghadapi ujian semester ganjil. Ini saatnya dia membuktikan bahwa Mili anak yang pandai. Teman- teman Mili pun sudah mulai akrab dan tau bagaimana sifat Mili bahkan sudah berteman baik dengan Mili seiring berjalannya waktu.

" Li, mau ke kantin nggak ayo bareng" ajak Yura yang sudah kelaparan karena mendengarkan pelajaran berjam-jam

" Iya ini mau ke kantin, yaudah ayo bareng aja"

Vika sahabat kelas mereka berlari kearah mereka dan ingin pergi bersama ke kantin

"Tunggu aku mau ikut dong, aku jadi laper banget denger pak Dion ngoceh dikelas" ucap Vika

" Bisa aja kamu Vik, yaudah tunggu apalagi " ucap Mili dan Yura sambil tertawa.

Sesampainya di kantin Mili, Yura dan Vika memilih tempat duduk yang kosong dan memesan Bakso kesukaan mereka, sebenernya dikantin ini menyediakan berbagai  macam makanan seperti ala- ala cafe seperti hamburger dan makanan barat lainnya, namun Mili lebih memilih Bakso kesukaannya.

" kamu mau pesan apa Li, seperti biasa?"tanya Vika

" Iya dong tidak ada yang bisa menandingi bakso di kantin Bu Runi" ucap Mili.

"Hmm bener sih baksonya enak banget, padahal yang lain juga enak lho sekali-kali makan hamburger gitu biar kaya bule-bule" ucap Yura.

" Enggak deh tetep bakso pokoknya soalnya langsung plong ini otak apalagi ditambah sambal, uhh mantap"

Merekapun segera memesan bakso kesukaan mereka dan menghabiskannya, setelah itu bergegas kembali ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi.

Di pelajaran selanjutnya, ada pemberitahuan bahwa sebentar lagi sudah UAS. Mili dan semuanya terkejut namun hanya sesaat karena Mili sangat optimis bisa menjadi bintang kelas dan membuktikannya kepada orang tuanya.

***

Mili, Yura dan Vika berencana belajar bersama sebelum ujian. Dan saat itu mereka memutuskan untuk belajar di rumah Mili.

Keesokan harinya teman-temannya datang kerumah Mili dan disambut baik oleh Bunda Mili.

"Silahkan masuk semua, anggap saja rumah sendiri" ucap Mili dengan ramah.

"Iya Li, tante terimakasih"
Bunda Mili menyuguhkan makanan dan minuman sebagai teman belajar mereka, namun Mili tidak fokus pada buku pelajaran melainkan  buku novelnya.

" Belajar yang sungguh- sungguh ya, semoga kalian kelak sukses" ucap Bunda Mili

" siap tante"ucap Yura dan Vika serentak

" Li, kamu belajar dulu mana bukunya. Untuk sementara novel kamu Bunda sita dulu ya "ucap Bunda dengan tegas

" Disita.. ahh Bunda kenapa harus disita Mili janji akan belajar kok, tapi setelah selesai baca" ucap Mili berusaha negosiasi

"Nggak boleh, kamu selalu janji sama Bunda tapi nggak ada yang kamu tepati kan?"

Mili yang mendengarnya terdiam sesaat dan menuruti perintah Bunda, mereka pun belajar bersama saling sharing pelajaran yang kurang dimengerti satu sama lain.

Ujian akhir semester ganjil pun tiba mereka sangat antusias dengan ujian apalagi Mili, karena meskipun Mili susah diatur namun sebenarnya dia anak yang pandai.

"Li, gimana kamu udah siap ujian belum?" tanya salah satu teman di kelas Mili.

"Udah kok, tenang aja"

" Pede banget ya kamu Li, padahal jam pertama matematika lho"

" jadi orang harus pede lah, jangan lemah sama pesimis harus optimis meskipun nanti kalau jatuh bakal sakit banget" ucap Mili dengan sedikit gurauan.

Beberapa menit kemudian ujian dimulai. mereka sudah sangat antusias, namun sepertinya soal-soal tersebut sangat sulit hingga membuat Vika sahabatnya terlihat celigukan sana sini mencari jawaban.

"Sstt Li, tengok ke belakang dong ini apa coba. Perasaan aku kemarin belajar tapi kok ini masih sulit banget ya soalnya " ucap Vika( dengan suara lirih berbisik) berusaha meminta bantuan Mili.

"Huss, diem kenapa kalian berisik banget sih. pikir aja sendiri aku juga pusing ini liat angka berjejer" balas Mili dengan kesal.

" Huh, Mili kumat deh galaknya" ucap Vika menepuk jidat.

Hari pertama ujian telah terlewati dengan tantangan yang sulit, saat istirahat tiba Mili tidak bersama sahabatnya Yura dan Vika namun memilih pergi dan menyediri di perpus.

"BRUKK..(buku terjatuh dari tangan seorang siswa), Mili yang menubruknya meminta maaf.

"Eh, sorry aku nggak sengaja" ucap Mili sambil memunguti buku yang terjatuh berserakan.

" Nggak papa kok, aku juga salah seharusnya nggak bawa buku sebanyak ini" ucap laki- laki tersebut.

Setelah mereka selesai membereskan buku, Mili dan cowok tersebut nampak semakin akrab, mengobrol satu sama lain dan berkenalan.

Namanya Zain seorang siswa dengan gelar kutu buku di sekolahnya, lebih satu tingkat dari Mili. Berkaca mata dan berpakaian rapi. Sejak saat itu genk Mili tambah personil satu (Mili,Yura,Vika dan Zain satu- satunya cowok di genk-nya). Sedangkan Zain selalu mendapatkan bully- an dari teman-temannya karena berteman dengan cewek, namun Mili selalu bertindak tegas membela Zain.

Beberapa hari setelah Ujian Akhir semester usai, saatnya penerimaan rapot dan libur panjang.

"Li, nggak nyangka ya kamu bisa jadi bintang dikelas. Padahal menurut aku kamu nggak pernah pegang buku pelajaran cuma buku anime yang kamu baca, kok bisa jangan- jangan kamu..(ucap Vika dengan sedikit gurauan)

" Ihh kok kalian nggak percaya sih kalau aku pinter" ucap Mili sedikit kesal.

"Iya deh Li, eh gimana dengan Zain?"ucap Yura.

"Entah" ( ucap Mili dengan singkat dan cuek)

___________________________

Bersambung...

Maaf baru update( mood baru muncul😁) jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komentarnya

Putri AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang