WM 1

663 87 2
                                    





Suara dentingan antara sendok dan piring memenuhi meja makan dan sesekali terdengar suara tawa dari empat orang yang tengah makan di Meja tersebut, ah....ralat hanya 3 orang yang saling tertawa bahagia tidak dengan gadis cantik yang merupakan anak pertama di Keluarga itu, ia hanya diam sambil memakan makanannya.


"Jennie kamu mau masuk jurusan apa nanti" Tanya Nyonya.Kim pada anaknya yang kedua atau bisa dibilang kembaran dari Kim Jisoo anak pertama Keluarga Kim yang sedari tadi hanya diam saja sambil memakan makanannya.


"Jennie mau masuk jurusan hukum Mah" Jawab Jennie dengan antusias yang membuat Tn.Kim dan Nyonya.kim yang merupakan orang tua mereka tersenyum lalu Tn.Kim mengelus puncak kepala Jennie.


"Kalau kamu mau masuk jurusan apa Jisoo" Tanya Nyonya.Kim pada Jisoo yang sedari tadi hanya diam sambil memakan makanannya. Jisoo yang mendengarnya langsung mendongkakkan kepalanya untuk melihat kearah Mamanya.


"Jurusan kedokteran" Jawab Jisoo singkat dan padat.

BRAK

Semua yang ada di Meja mereka itu terkejut begitu melihat Kim Jinseo yang merupakan ayah dari Jisoo dan Jennie yang tiba² saja menggebrak Meja makan dengan keras dan memandang Jisoo tajam.


"Gak, kamu harus masuk jurusan Hukum sama kayak Jennie" Ucap Jinseo, Jisoo yang mendengarnya terkejut. "Pah, Jisoo punya cita² sendiri dan cita² Jisoo, Jisoo pingin jadi dokter" Ucap Jisoo bangkit dari duduknya dan memberanikan diri untuk menatap ke arah Papanya.


"Gak, kamu harus masuk jurusan Hukum biar bisa jagain Jennie" Ucap Papanya dan kembali duduk di kursinya, Jisoo yang mendengarnya langsung memejamkan matanya.


"Lagi.....Jisoo harus kehilangan mimpi Jisoo cuman karena Jennie, banyak hal yang berharga di hidup Jisoo hilang gitu aja hanya karena Jennie" Ucap Jisoo dan menatap ketiga orang yang ada di depannya terutama Jennie.


"Jisoo kamu sebagai kakak dari Jennie itu harus menjaganya, dan kamu Papa suruh buat masuk jurusan Hukum supaya kamu bisa sekalian jagain Jennie" Ucap Papanya dan kembali menatap Jisoo, Jisoo rasanya ingin menangis saja saat ini.


"Tapi kenapa harus Jisoo yang selalu jagain Jennie, Papa bisa kan nyewa Bodyguard buat jagain Jennie, kenapa harus Jisoo Pah.....kenapa?" Tanya Jisoo pada Papanya dengan mata yang berkaca-kaca.


"Justru Papa takut kalau Papa nyewa Bodyguard buat jagain Jennie, susahnya apa sih Jisoo, kamu kan tinggal jagain Jennie, kamu tau kan kalau Jennie itu punya masalah sama kesehatannya dan dia gak boleh kecapean sama sekali" Ucap Papanya


"JISOO TAU PAH KALAU JENNIE PUNYA MASALAH SAMA KESEHATANNYA DAN DIA GAK BOLEH KECAPEAN SAMA SEKALI, JISOO BAHKAN RELA NGABISIN WAKTU JISOO YANG BERHARGA CUMAN BUAT JENNIE, JISOO BAHKAN RELA KEHILANGAN LEE TAEYONG PACAR JISOO CUMAN BUAT JENNIE DAN SEMUA YANG JENNIE MAU SELALU DIA DAPATKAN, SEDANGKAN JISOO...... KALIAN BAHKAN GAK PERNAH  MEMPERHATIKAN JISOO, KALIAN SELALU SIBUK DENGAN JENNIE, JENNIE, JENNIE, DAN JENNIE. DIHATI KALIAN CUMAN ADA JENNIE DAN GAK ADA TEMPAT WALAU HANYA SEDIKIT BUAT JISOO"


"JISOOO!!!!"

PRANG

Semua orang yang ada di situ terkejut, begitupun dengan Jisoo yang kini memalingkan wajahnya kesamping karena Papanya yang melemparkan gelas kearahnya dan tepat mengenai keningnya, perlahan cairan berwarna merah pekat itu keluar dari kening Jisoo yang terluka akibat pecahan gelas tadi.


"J-Jisoo M-maafin Papa"


Jisoo yang mendengarnya langsung mengalihkan pandangannya ke arah Papanya dan tersenyum miris dengan mata yang berkaca-kaca. Jisoo langsung naik ke Lantai 2 dan menuju ke arah kamarnya, tidak lama kemudian ia turun dari Lantai 2 dengan menggunakan Hoodie nya tidak lupa membawa Ponsel dan juga Dompetnya lalu berjalan keluar Mansion nya dan menghiraukan teriakkan dari kedua orang tuanya dan juga Jennie.


𝐖𝐡𝐲 𝐦𝐞?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang