BAB 2

20 1 0
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

BERJUMPA TEMAN BARU

Suatu ketika ,tepatnya pada hari Minggu sore pukul 16:00 ,Putri merebahkan dirinya di suatu Padang rumput nan indah.

Di sambut dengan pemandangan hutan yang begitu asri dan hawanya yang sejuk sungguh elok di pandang mata dan nyaman di rasakan,suasana sekitar begitu damai tanpa ada hiruk - pikuk kendaraan motor yang hanya bisa mengganggu suasana saja.

Di sana suasananya hening dan damai .Ya,di sekitarnya hanya ada sedikitlah suara siulan burung yang begitu perdu untuk di dengar .Tetapi kan itu biasa ,namanya saja desa yang masih banyak terdapat hutan yang di sertai dedaunan pohon yang menghijau.

Apalagi di tiap-tiap sungai yang terdapat di desa bunga setangkai begitu indah sekali dengan berjejer ya pohon bakau di sepanjang tiap-tiap tepian sungainya.

Untuk melanjutkan paragraf yang pertama.Saat Putri merebahkan tubuhnya di suatu Padang rumput,tanpa Putri sadari,ternyata ada seorang perempuan yang memakai busana Melayu,lengkap dengan kain tenunannya menghampiri Putri.

"السلام عليكم ورحمة الله وبركاته''
Ucap perempuan berbusana Melayu itu dengan jalannya yang begitu anggun .

Dengan terkejut ,putri pun menjawab
والليكمالسلام عليكم ورحمة الل وبركاته
Silahkan duduk" ucap Putri Latifah dengan wajah yang tersenyum dan posisi badan duduk bersila.

"Iya" jawab perempuan yang berbusana Melayu tersebut,sambil perlahan-lahan duduk dengan sopan di samping Putri Latifah.

" Nama kamu siapa?" Tanya Putri Latifah dengan wajah yang terpesona memandang busana yang di kenai perempuan itu.

"Perkenalkan nama saya Tengku Nurannisa" jawab perempuan berbusana Melayu yang bernama Tengku Nurannisa sambil menjabat tangan Putri Latifah.

"Perkenalkan juga kalau nama saya Putri Latifah" jawab Putri Latifah sambil menjabat tangan Tengku Nurannisa dengan erat ,sebagai tanda perkenalan.

"Saya tinggal di desa bunga setangkai ini juga ,saya mendiami desa bunga setangkai karena saya melanjutkan pendidikan saya ,oh iya saya belajar di universitas lancang kuning " ucap Putri Latifah menyambung pembicaraannya.

"Kalau begitu kita juga sama ,saya juga bersekolah di universitas lancang kuning Putri" jawab Tengku Nurannisa dengan raut wajah yang tersenyum.

"Wah" putri tersipu dengan ucapan Tengku Nurannisa.

"Kalau saya boleh tau Annisa,kamu belajar di bidang apa  ya di universitas lancang kuning?" Tanya Putri dengan hati yang begitu penasaran sekali dan ingin mengetahuinya.

"Kalau saya sih belajar di bidang ilmu sastra .Kalau kamu putri belajar di bidang apa?" Tanya Tengku Nurannisa kepada putri Latifah.

"Kalau saya belajar di bidang ilmu psikologi, karena saat saya masih duduk di bangku SMP,saya sudah berimpian untuk belajar di bidang ilmu psikologi"jawab Putri sambil tersenyum lebar ,dan memegang bunga rumput yang ada di hadapannya .

"Subhanallah . Alhamdulillah ya putri ,impian kamu bisa terwujud " ucap Tengku Nurannisa dengan suara yang lemah lembut.

"Alhamdulillah juga Annisa,semua ini adalah berkat Rahmat Allah SWT " jawab Putri Latifah dengan penuh rasa bersyukur kepada Allah SWT.

"Benar putri , semua itu adalah berkat Rahmat  Allah SWT dan karunia-Nya yang di berikan untuk kamu" jawab Tengku Nurannisa dengan suara yang begitu lembut.

"Putri ,apakah kamu suka dengan desa kami yang adat-istiadatnya masih kental sekali?" Tanya Tengku Nurannisa dengan wajah yang tersenyum.

"Bagaimana pun saya harus suka dengan desa ini ,karena saya suka mengunjungi desa yang penuh adat-istiadatnya ,meski hati berdebar juga kalau sempai melanggar adat " jawab Putri sambil menatap wajah Tengku Nurannisa.

"Kamu tipe orang yang mencintai adat -istiadat ya putri ,kamu juga memiliki jiwa bertualang,saya suka dengan orang yang seperti kamu." Ucap Tengku Nurannisa dengan suara yang lembut.

Sebab beberapa tahun yang lalu sempat ada mahasiswi yang datang ke desa ini,tetapi dalam waktu 2 hari,ia malah pergi dan melangkahkan kakinya dari desa ini ,karena peraturan adat di sini sangat kental." Ucap Tengku Nurannisa sambil tersenyum.

"Gitu ya Annisa.Tetapi kan setiap orang itu berbeda-beda ,baik dari keselarasannya dengan lingkungan sekitar ataupun kurang nya dalam berpengalaman pergi ke daerah orang lain,mungkin dianya tidak serasi kali sama desa ini" jawab Putri Latifah dengan wajah yang tersenyum dan tangannya memegang sebuah daun kering  yang menimpa kakinya.

"Iya putri" jawab Tengku Nurannisa dengan serius dan sedikit tersenyum mendengar perkataan putri Latifah.

"Putri ,kalau begitu saya pamit pulang dulu ya,sebab kalau kaum wanita di desa ini tidak boleh berada di luar rumah jika matahari mulai berangsur untuk tenggelam,walaupun masih memancarkan sedikit sinarnya." Ucap Tengku Nurannisa sambil berdiri di samping Putri Latifah.

" Oo,memang itu adat di desa ini  ya?" Tanya Putri Latifah dengan hasrat ingin mengetahuinya.

" Iya putri,begitulah adat kami.Ya udah ya !, Saya pulang duluan " jawab Tengku Nurannisa.

"Iya Annisa,hati-hati ya !", Teriak putri Latifah yang masih duduk bersila.

" Iya putri.Wassalamu' Alaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap Tengku Nurannisa sambil melangkahkan kakinya untuk segera pulang.

" Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh". Ucap Putri Latifah dengan senang hati menjawab salam dari Tengku Nurannisa.

Tanpa bertanya panjang lebar kepada Tengku Nurannisa, putri Latifah pun berfikir sejenak " mengapa dan kenapa ya seorang wanita di desa bunga setangkai ini tidak boleh berada di luar rumah ketika sang Surya berangsur tenggelam?" Ucap Putri Latifah dalam hati sambil menatap indahnya langit sore.

Beberapa menit kemudian , bertepatan pada pukul 17:00 ,putri Latifah pun berangsur melangkahkan kakinya untuk meninggalkan tempat itu.

"Kukuruyuuuuk" Bunyi ayam berkokok di pagi hari saat itu.

Sang Surya saat itu bersinar begitu cerah , sehingga Putri Latifah bergegas keluar rumah untuk menjemur pakaiannya yang telah ia cuci dan ia gantung dengan anger.

Ketika jam dinding yang terpajang indah di kamarnya menunjukkan pukul 09:00 pagi, Tengku Nurannisa pun memanggil putri Latifah dengan suara yang lembut.

Tepat pula saat Tengku Nurannisa mengunjungi putri Latifah, saat itu Putri Latifah duduk di kursi yang ada di teras rumahnya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Putri Latifah" ucap Tengku Nurannisa.

" Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh Annisa" jawab putri Latifah seraya mempersilahkan Tengku Nurannisa untuk duduk di kursi yang terpajang kosong di samping nya.

"Waktu yang tepat untukku bertanya mengenai adat istiadat sini" gumam Putri Latifah dalam hati.

" Annisa !, kalau saya boleh mengetahuinya, mengapa seorang wanita tidak boleh berada di luar rumah seketika sang Surya berangsur tenggelam?"tanya Putri Latifah penasaran.

" Karena , ketika sang Surya mulai tenggelam di ufuk barat, makhluk- makhluk halus sudah berkeliaran di mana - mana putri" jawab Tengku Nurannisa menjabarkan.

" Gitu ya Annisa, berarti sama deh dengan adat istiadat yang berlaku di tanah kelahiran ku" jawab Putri Latifah .

" Berarti tidak jauh beda lah desa kami ini dengan tanah kelahiran mu putri" ucap Tengku Nurannisa tertawa sejenak.

Putri Latifah pun ikut tertawa dan berkata" beda tipis dengan desa ini ?"

Wahai para pembaca dan penulis ,semoga selalu di berikan umur yang panjang oleh Allah SWT ,untuk selalu tetap berkarya ,mendekatkan diri kepada-Nya,Amiiin  .Maka dari itu pembaca bijaksana jangan lupalah Voment nya!

Syukron🙏

Berpetualang Menuntut IlmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang