BAB 7

7 1 0
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

BERKUNJUNG KE BALAI ADAT MELAYU BUNGA SETANGKAI

Mentari pagi perlahan-lahan akan terbit. Bunga bermekaran di pagi itu yang di hiasi dengan kupu -kupu nan elok di pandang mata. Inilah desa bunga setangkai.

Sebuah desa yang beraura mistis, tetapi bukan berarti desa itu selalu membawa aura mistis untuk putri Latifah.

Desa bunga setangkai ini sungguh banyak mengajarkan Putri Latifah akan indahnya perbedaan budaya serta tradisi.

Setiap putri Latifah membuka jendela selalu ada angin segar penyemangat pagi nya.

Adat -istiadat yang masih di junjung tinggi ,itulah yang menjadikan putri Latifah betah untuk mendiami desa bunga setangkai .

Meski banyak penduduknya yang animisme,itu sama-sekali tidak menghalang Putri Latifah untuk tetap gembira dan berani mendiami desa bunga setangkai.

Pagi yang cerah ,jarum jam pas pada pukul 08:15 pagi. Hari ini Putri Latifah akan berkunjung ke balai adat Melayu bunga setangkai.

Pagi yang masih tertutup oleh embun seperti ini pun , syair-syair Melayu tetap saja terdengar oleh telinga Putri Latifah . Karena inilah tradisi penduduk bunga setangkai yang mana paling suka bersyair pagi dan petang.

Oh hampir lupa, kali ini Putri Latifah akan mengunjungi balai adat Melayu bunga setangkai tidaklah seorang diri,tetapi ia bertemakan oleh Muhammad Syaifuddin,karena bertepatan pada hari ini Tengku Nurannisa banyak kegiatan kuliah yang harus ia selesaikan ,ya jadinya terpaksa lah harus pergi bersama Muhammad Syaifuddin.

Di penghujung gang di mana tempat ia tinggal, putri Latifah pun bertanya kepada Muhammad Syaifuddin.

" Syaifuddin, kalau saya boleh mengetahui nya, kamu bisa bersyair Melayu atau tidak?" Tanya Putri sambil mengarahkan pandangannya ke depan.

" Sejenak Muhammad Syaifuddin tertawa dan berkata" bisalah putri" sahut Muhammad Syaifuddin seraya tampak sedikit tersenyum.

" Lo ,kok kamu malah tertawa Syaifuddin!"kata Putri Latifah sambil menundukkan kepalanya.

" Habisnya kamu lucu sih,bertanya mengenai bersyair ,yang jelas kan bersyair itu merupakan tradisi desa bunga setangkai " katanya sambil tertawa.

"ya udah kalau begitu,kamu jangan tertawa terus ,lebih baik kita vokus saja untuk dilanjutkan perjalanan kita ini sehingga sampai ke tujuan " putri kesal melihat Muhammad Syaifuddin yang lagi menertawakannya.

" Baik tuan putri yang baik hati" kata Muhammad Syaifuddin dengan nada suaranya yang pelan dan santai.

" Ya udah kamu jangan main-main lah " tegur putri Latifah mendengar ucapan Muhammad Syaifuddin.

" Iya - iya putri, maaf ya saya tadi hanya bercanda ,kamu marah ya?" Tanyanya dengan pelan.

" Tidak ,saya tidak marah "jawab putri Latifah yang vokus mengarahkan pandangannya ke depan.

Setelah beberapa menit putri Latifah dan Muhammad Syaifuddin berjalan kaki untuk menuju balai adat Melayu bunga setangkai,akhirnya merekapun sampai ke tujuan.

Balai adat Melayu bunga setangkai sangatlah indah yang mana bangunannya masih kokoh yang serba kayu .

Di dalam bangunan balai adat Melayu bunga setangkai ,sungguh banyak terdapat barang - barang peninggalan nenek moyang mereka ,salah -satu nya terdapat foto-foto zaman dahulu,pakaian tenunan khas desa bunga setangkai, perkakas makan zaman dahulu ,koleksi -koleksi nya semua termasuk barang -barang yang bernilai tinggi dan antik.

Penjaga balai adat Melayu bunga setangkai pun sangatlah ramah tamah terhadap para pengunjung. Mereka semua mengenai busana Melayu serba kuning .

" Putri, ucap Muhammad Syaifuddin .
Kamu sudah pernah kah mengunjungi balai ini?

" Belum Syaifuddin ,inilah pertama kalinya saya mengunjungi balai adat Melayu bunga setangkai ,sebab saya selalu saja di sibukkan oleh berbagai aktivitas - aktivitas saya yang lainnya , jadikan tidak sempat mengunjungi balai adat Melayu bunga setangkai,kecuali kalau ada waktu luang seperti ini baru bisa " jawab putri Latifah seraya tersenyum serta menatap bangunan balai yang begitu elok .

"Putri, balai adat Melayu bunga setangkai ini sering Lo di kunjungi oleh turis domestik maupun turis mancanegara " ujar Muhammad Syaifuddin.

" Berarti balai adat ini sudah di kenal di manca negara" ucap putri Latifah bsambil menatap bangunan balai itu.

" Ya iyalah putri" sahut Muhammad Syaifuddin dengan wajah yang tersenyum melihat putri Latifah yang memfokuskan pandangannya ke bangunan itu.

Setelah beberapa lama Putri Latifah dan Muhammad Syaifuddin memasuki dan menjelajahi satu - persatu ruangan yang terdapat di bangunan balai adat Melayu bunga setangkai, putri Latifah pun mengajak Muhammad Syaifuddin untuk kembali pulang.

" Syaifuddin kini waktunya kita harus pulang " ucap putri Latifah seraya melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 11:00 siang.

" Ok, lagi pun saya sudah capek kali ini" jawab Muhammad Syaifuddin.

" Ooh. kalau begitu nanti kita mampir saja di rumah makan kuliner yang tidak jauh dari balai ini" ucap Putri Latifah karena perutnya lapar sekali.

" Baiklah putri kalau kamu mau mampir di rumah makan kuliner " jawab Muhammad Syaifuddin dengan nada suaranya yang pelan.

Sebelum melangkahkan kaki untuk keluar dari balai adat Melayu bunga setangkai, putri Latifah dan Muhammad Syaifuddin terlebih dahulu berpamitan dengan penjaga balai .

" Terima kasih pak, karena bapak telah Sudi mengizinkan kami untuk memasuki balai ini, dan kami mohon pamit pak , sekali lagi saya ucapkan terima kasih pak! " Ucap Putri Latifah kepada bapak penjaga balai adat Melayu bunga setangkai untuk memohon pamit.

" Iya - iya ,sama -sama nak , kami selaku penjaga balai adat Melayu bunga setangkai juga berterima kasih karena telah mengunjungi balai ini." Ucap bapak penjaga balai adat Melayu bunga setangkai itu.

" Iya pak sama-sama " jawab Putri Latifah dan Muhammad Syaifuddin serentak.

Putri Latifah dan Muhammad Syaifuddin pun melangkahkan kakinya untuk meninggalkan balai adat Melayu bunga setangkai nan elok itu .

Jangan lupa Voment nya ya!

Syukron 🙏

Berpetualang Menuntut IlmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang