3

82 14 0
                                    

Disarankan sambil mendengarkan Lagu diatas :)

Seminggu sudah berlalu sejak kejadian itu, kejadian dimana Lia mencoba untuk mengkahiri hidupnya, juga hari dimana hubungan Hina dan Jaemin berakhir. Lia telah pulang dari Rumah Sakit sekitar 3 hari yang lalu. Dan kini mereka (Lia dan Hina) berangkat bersama ke kampus.

"Nanti, biar aku yang menyetir" kata Lia

"Ehh?? hm tak usah, keadaanmu masih belum pulih, lebih baik aku saja" balas Hina lembut disisi lain ia senang karena Lia mulai mengajaknya berbicara duluan walaupun masih sering juga Lia berucap pedas dan menyakitkan tapi itu tak masalah, bagi Hina ini sudah lebih dari cukup

"Baiklah"

Lia berjalan terlebih dahulu meninggalkan Hina yang berjalan pelan dibelakang. "Oh Hina yya" panggil Renjun. "Oh Renjun, mau ke kelas bersama?" tawar Hina masih dengan senyum manisnya. "Dia memang berbeda, tak salah Jaemin sangat mencintainya walaupun hubungan kalian telah berakhir" gumam Renjun pelan. "Kau sehat?" tanya Hina menggoyangkan bahu Renjun. "Ahh iya aku sehat, kebetulan aku juga mau ke kelas, kajja"

"Aku sangat tak menyangka dari banyaknya kelas yang aku ambil, aku hanya sekelas denganmu di kelasnya bu BoA saja huh" cerita Renjun yang membuat Hina tertawa kecil. "Kita kan beda selera Renjun, aku lebih suka mengambil kelas pagi" cerita Hina juga. "Aku tahu, soalnya Jaemin selalu menceritakan itu kepadaku, haha kau tahu dia selalu bercerita bahwa dia beruntung bisa memilikimu kau akan merubahnya kelak, tau kan Jaemin paling susah bangun pagi hahahha" lanjut Renjun yang tak sadar bahwa dirinya keceplosan malah membahas Jaemin.

"Ehhh" kagetnya langsung mengutuk mulutnya

Hina tersenyum simpul mendengar cerita Renjun, ingatannya melayang pada kejadian seminggu yang lalu dimana ada pengakuan dari Jaemin yang membuat Hina tersentuh. "...BAHKAN MIMPIKU SETELAH SUKSES ADALAH MENIKAHIMU DAN HIDUP BAHAGIA BERSAMAMU, YAA HANYA BERSAMAMU, LALU BAYANGKAN JIKA KITA MEMILIKI RUMAH DAN ANAK LALU KITA MEMILIKI CUCU DAN MENJADI TUA BERSAMA, JADI KU TEGASKAN BAHWA AKU AKAN TETAP MENCINTAIMU APAPUN YANG TERJADI..."

"Gila" batin Hina "Bahkan pikirannya sudah kemana-mana padahal kita masih semester 5" lanjutnya lagi diiringi senyum simpul

"Oh JAEMIN" teriak Lia yang ikut mengudang perhatian Hina dan Renjun. Jaemin menghentikan langkahnya dan menatap Lia akan tetapi pandangannya malah bertemu dengan Hina yang ada di belakang Lia. Hina mengalihkan tatapannya merasa canggung, apalagi setelah kejadian itu dirinya maupun Jaemin tidak bertemu lagi karena berbeda kelas. Hina mengajak Renjun masuk dan meninggalkan Lia serta Jaemin yang masih berdiri di depan pintu.

"Jaem.." panggil Lia menggerakan tangannya didepan wajah Jaemin. Jaemin berdeham pelan "Wae?" jawabnya dingin. Walaupun dingin dan tidak seceria biasanya tapi bagi Lia itu sangat keren. "Hmm, nanti setelah selesai kelas, aku ingin kau mengajariku matkul pak Yunho, yang saat itu aku tidak bisa mengikuti kuliahnya karena aku sedang sakit" kata Lia.

"Aaa, aku mendengarnya dari Jeno" jawab Jaemin masih dengan nada dinginnya. Lia tersenyum kecut mendengar itu. "Dia peduli ternyata" sinis Lia pelan yang masih terdengar jelas oleh Jaemin.

"Huhh, dengarkan aku Lia. Kau, aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi antara kau dan Jeno tapi kurasa kau sungguh keterlaluan padanya. Kau memutuskannya dengan gampang hanya karena dia tidak datang untuk berkencan denganmu. Bahkan Jeno juga dengan mudahnya diam dan tidak meresponmu, sebenarnya kalian berpacaran atas dasar apa?" tanya Jaemin tiba-tiba serius dan itu membuat Lia menatapnya tak percaya

"Itu urusanku, dan kau tak berhak untuk ikut campur, sekalipun dia sahabatmu. Biar kuperjelas selama ini aku memang tak mencintainya, dia saja yang menyukaiku dan aku, hanya tidak tega jika aku menolaknya" ujar Lia enteng dan itu mampu membuat tangan Jaemin terkepal.

Bidadariku  [Hina * Jaemin 💚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang