6

130 18 4
                                    

Disarankan sambil mendengarkan lagu diatas :)

--HAPPY READING--

Jaemin menutup mobilnya dengan keras dan segera berlari begitu sampai ditempat tujuannya. ia berhenti setelah menemukan apa yang ia cari, menatap sendu juga terharu dan bahagia. Orang yang sangat ia cintai kini berada disana, menemani ibu tercintanya. Ya Hina berada di pemakaman ibunda Jaemin sedari tadi bahkan kini ia masih memejamkan matanya dan berdoa tulus, Jaemin tersenyum kecil melihat itu.

Jaemin mendekat dan ikut berjongkok menghadap Hina sebelum akhirnya menatap ibunya. Jaemin memejamkan matanya dan menyatukan kedua tangannya lalu bercerita serta berdoa. "Bu, bahkan aku lupa untuk mengunjungimu di hari kau berjuang keras untukku" batin Jaemin. "Tapi, dia yang selalu ingat, aaa bu aku bahkan begitu terharu, rasanya aku ingin menangis. Tapi aku tak ingin menangis di hadapanya, aku kira ia tak akan datang ke acara ulang tahunku dan bahkan ke makammu karena aku dan dia sudah tak ada hubungan apa-apa, tapi aku salah" lanjut Jaemin masih memejamkan matanya khusyuk. "Bu, bukankah dia sangat baik dan cantik, ayah bilang ia sepertimu ibu, seperti bidadari. Aku sangat mencintainya, tolong selalu jaga dia untuku ibu. Terimakasih sudah melahirkanku 20 tahun yang lalu, terimakasih bu, kau adalah pahlawan bukan. Aku berjanji akan menjaga ayah dengan baik, aku mencintaimu bu sangat, semoga kau tenang disana, aku selalu mendoakan ibu" doa terakhir Jaemin yang berhasil meloloskan satu tetes air mata.

Jaemin membuka matanya perlahan dan ia melihat Hina tersenyum padanya. Dalam keheningan malam di dekat ibunya, Jaemin berhasil melihat senyum tulus dan manis Hina lagi. "Kau menangis" kata Hina memulai pembicaraan. Bukannya menjawab Jaemin malah semakin terpana dengan Hina. "Wae?" tanya Hina memiringkan kepalanya sambil menatap Jaemin lekat.

Tersadar langsung dengan apa yang ia lakukan Jaemin langsung menggeleng kuat, kemudian berdiri. "Ma..u, per....gi bersama...ku?" ajak Jaemin malah gugup. Dan itu mampu membuat Hina tertawa pelan. Bagaimana tidak gugup, malam ini Hina benar-benar cantik sangat cantik, dan Jaemin bahkan lupa bagaimana caranya memulai pembicaraan dengan Hina padahal beberapa hari yang lalu mereka sempat berbicara, ya dimalam saat hujan itu.

Hina bangkit dan langsung mengenggam tangan Jaemin. Jaemin terdiam cukup lama sambil memandang tangannya yang kini digenggam oleh tangan mungil Hina dan rasanya sangat hangat. "Aku khawatir kau akan hilang dan tertinggal, jadi aku izin mengandengmu ya" ujar Hina langsung menarik Jaemin.

5 menit sudah mereka berjalan sambil bergandengan. Bahkan keduanya pun tak tahu kemana mereka akan pergi, kaki dan hatilah yang membawa mereka. "Hina yya" panggil Jaemin yang menghentikan langkah Hina. "Hmm?"

"Aku mencintaimu" lirih Jaemin. Hina mengangguk kemudian Jaemin kembali melanjutkan kalimatnya "Aku ingin kita kembali, kau tahu kau hanya memutuskan sepihak bahkan aku tak mengiyakan"

"Kau benar-benar aneh jika memang ingin membuat saudaramu bahagia, kau sendiri malah yang tidak bahagia, jangan menyakitkan dirimu sendiri aku tidak suka. Aku khawatir" kata Jaemin perlahan menatap Hina.

Hina sedikit membuka mulutnya kemudian tersenyum kecut. "Aku memang tidak pandai berbohong ya, bahkan kau tahu mengapa aku melakukan itu" jawab Hina yang juga menatap Jaemin dalam.

"Aku.. ingin kau kembali lagi padaku, Hina yya" lanjut Jaemin.

"Aku.. juga ingin, apa..... aku dimaafkan?" tanya Hina yang mampu membuat hati Jaemin berdesir. "Aku akan mengutuk diriku sendiri jika aku tak memaafkanmu, sekecil apapun kesalahanmu bahkan aku selalu memaafkanmu Hina yya"

"Bukan.. bahkan kau tak pernah melakukan kesalahan" kata Jaemin serius, "Mana ada seperti itu, setiap manusia pasti pernah membuat kesalahan" tegas Hina. "Bagiku kau tidak" balas Jaemin.

Bidadariku  [Hina * Jaemin 💚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang