5

74 15 0
                                    

Disarankan sambil mendengarkan lagu diatas :)

--HAPPY READING--

"Na" panggil Haechan yang baru saja datang, niatnya ia ingin segera masuk mengambil buku yang diperintahkan dosen akan tetapi melihat Hina yang diam berdiri di depan pintu membuatnya penasaran hingga akhirnya Haechan ikut melihat apa yang Hina lihat.

"Jaemin?" panggil Haechan yang tak mungkin akan terdengar oleh Jaemin, karena posisi mereka sangat jauh. Haechan mengerutkan dahinya bingung melihat Jaemin dan Lia duduk berdua ditambah Lia yang sedang memegang kening Jaemin lama. "Apa yang mereka lakukan?" tanya Haechan dalam hati.

Lia menarik kembali tangannya lalu tersenyum kecut. "Apa yang ku lakukan...., bukannya aku ingin move on darinya? tapi kenapa saat bertatapan dengannya malah tidak bisa, apa yang kau lakukan Lia" gerutu Lia dalam hati. "Wae?" tanya Jaemin.

"Kau sakit, seperti yang kuduga, dari kelas kemarin saja kau tidur terus" kata Lia tenang sambil melanjutkan tulisannya. "Tak apa, aku bisa mengatasinya, beberapa hari yang lalu aku hanya terketa sedikit hujan" terang Jaemin sembari melanjutkan bacaannya. "Kau kehujanan? bagaimana bisa? kau ini ya ceroboh sekali, lain kali pakailah payung, jangan membuat dirimu sakit" cemas Lia tiba-tiba.

Jaemin memberhentikan aktifitasnya dan tiba-tiba dirinya teringat Hina, ya dulu Hina sangat cerewet jika mengetahui Jaemin sakit. Jaemin tersenyum hambar dan itu membuat Lia bingung. "Besok adalah hari ulang tahunmu bukan, tetaplah sehat, jangan sampai sakit, aku akan datang dan membantumu menyiapkan semuanya,,, aaa Je....no juga akan membantumu" ujar Lia pelan langsung menengok ke arah samping.

"Aaa, aku bahagia mendengarnya" senyum Jaemin seketika. "Mwo? bahagia kenapa?" tanya Lia. "Kau dan Jeno, setidaknya kalian baik-baik saja walau tak terikat dalam sebuah hubungan lagi, kau tahu Jeno berusaha keras agar tak menampakkan kegalauannya, ketika dirumah dan bermain bersamaku dia selalu menanyakan hal-hal yang disukai oleh perempuan, kau tahu kan dia tak bisa bersikap seperti orang lain karena dia punya caranya sendiri" cerita Jaemin langsung kembali ke aktifitasnya.

Lia terperangah atas cerita Jaemin. Kemudian ia tersenyum "Yaa, memang sepertinya aku harus membuka hatiku untuknya yang sudah berjuang keras dan yang memang mencintaiku dengan tulus, bodohnya aku hampir melupakan niat awalku setelah kejadian itu. Bahkan setelah itu aku mulai dekat kembali dengan Jeno, bahkan lebih dekat dari sebelumnya" batin Lia.

Hina membalikkan badanya dan bergegas untuk pergi dari Perpustakaan, niatnya ingin belajar disana tertunda entah karena apa. "Hee Hina yya" panggil Haechan keras. 

Hina berjalan terus hingga ia menabrak seseorang. "Mianhe" kata Hina menunduk. "Ya tak apa" balas orang tersebut. "Hina?" panggilnya. "Eh, Jeno ternyata kau" lanjut Hina tersenyum. "Kenapa? kau terlihat gelisah"

"Kenapa begitu? tidak kok, hanya perasaanmu saja. Aku harus pergi ke taman. Sampai jumpa" pamit Hina akhirnya. "Jangan lupa besok" seru Jeno. Hina memelankan langkahnya lalu berbalik "Apa aku harus datang? maksudmu a...pa aku pan....tas" lirih Hina.

"Tentu, memangnya alasan apa yang membuatmu tak pantas, kau masih temannya Jaemin kan" senyum Jeno. "Jadi datanglah, aku tunggu besok malam jam 7 aku akan datang ke rumahmu" lanjut Jeno. "Kerumahku? untuk apa, kau tak perlu repot2, aku bisa datang sendiri" tolak Hina.

"Tak apa, kau berangkat bersamaku dan Lia" kata Jeno lalu berbalik dan meninggalkan Hina. "Lia? apa kalian telah balikan?" teriak Hina. Jeno berbalik lagi sambil berjalan mundur "Belum, ingat ya belum, aku masih berusaha mendekatinya dengan caraku, kau tahu Hina yya kakakmu itu sangat keras hatinya. Tapi aku akan berjuang, dan aku beritahu ya Lia sudah mulai membuka hatinya untukku, kau tahu kan aku berusaha keras dan kau pasti juga akan mendukungku. Jika begitu ingatlah bahwa Jaemin sedang melakukan hal sama denganku" balas Jeno tak kalah keras.

Bidadariku  [Hina * Jaemin 💚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang