PART 6

49 10 6
                                    

Pagi ini Leah sangat bersemangat untuk menyiapkan sarapan. Tangannya begitu cekatan menata nasi goreng keatas piring. Lalu memanbawannya ke meja makan.

Cukup lama Leah duduk di meja makan untuk menunggu Aksa agar mereka bisa menikmati sarapan pertama sebagai suami istri. Namun pria itu tidak kunjung datang atau menunjukkan untuk turun ke bawah.

Saat sedang menunggu ternyata bi minah menyapa Leah, "selamat pagi non Leah."

"Pagi bi," jawab Leah diiringi senyum ramahnya.

"Apa nona yang memasak semua ini?"

Senyum ramah Leah berubah menjadi kikuk saat bi minah mempertanyakan hasil masakkan nya. Leah jarang sekali memasak saat tinggal dengan orang tuannya, namun ia mengerti sedikit banyaknya tentang memasak.

"Iya bi, aku yang memasaknya. apa bibi ingin mencobanya?"

Tanpa menunggu lama dari jawaban bi minah Leah segera menarik tangan wanita paruh baya itu agar duduk di sampinya. Segera Leah mengambil piring kososng lalu diisi dengan nasi goreng buatannya.

"Jangan nona, lebih baik kalian sarapan deluan saja," tolak bi minah dengan segan.

Leah memang wajah sedihnya lalu berkata, "tolonglah bi jadi orang pertama yang mencicipi masakkan ku sebelum Mas Aksa yang memakkannya , aku takut masakkan ini tidak enak."

Akhirnya bi minah pun mencicipi nasi goreng buatan Leah. Setelah itu bi minah tampak diam menatap pada leah, hingga wanita itu merasa panik.

"Apa masakkan ku tidak enak bi, terlalu pedas? Atau mungkin terlalu asin?" Leah mempertanyakan rasa masakkanya.

Bi minah tertawa puas karena ia sudah berhasil membuat Leah ketakutan. bi minah merasakkan nasi goreng buatan Leah jauh lebih enak daripada buatannya.

"Tentu saja tidak non. Nasi goreng ini rasanya sangat enak," ungkap bi minah hingga Leah bernafas lega.

"Syukurlah kalau begitu, dan sekarang aku hanya tinggal menunggu mas Aksa turun."

"Sepertinya tuan Aksa tidak akan turun kebawah non, karena dia mengatakan begitu tadi," ujar bi Minah.

Masih tetap percaya diri dan bersemangat Leah segera menyusun sepiring nasi dan segelas air di atas nampan. Lalu bergegas untuk naik ke atas dan menemui Aksa.

Bi Minah yang saat itu berada di belakang Leah terus mencoba untuk menjelaskan apa yang telah di perintahkan Aksa. Tapi sayangnya Leah tidak menghiraukan ucapan bi Minah, ia tetap berjalan menuju kamar Aksa.

"Biar bibi saja yang mengantarkan makanan untuk tuan Aksa, non." Bi Minah masih berusaha menghentikan Leah.

"Tidak apa-apa bi, ini sudah tugasku sebagai seorang istri. Bibi lanjutkan saja tugas yang lainnya," pintah Leah dengan antusias.

Akhirnya bi Minah membiarkan Leah masuk kedalam kamar Aksa, bahkan Leah masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu. Wanita itu melihat suaminya yang sedang bersiap untuk pergi.

"Pagi Mas, aku bawakan sarapan untuk kamu sebelum pergi bekerja." leah meletakkan nampan nya di atas nakas.

Tanpa melihat kepada Leah, Aksa tetap fokus mengancing kemejanya setelah itu ia mendekati nampan bawaan Leah. Wajah tampan nya tidak menunjukkan ekspresi apapun.

"Makanlah mas aku sendiri yang menyiapkan sarapan ini," tawar Leah.

"Baiklah," jawab Aksa diiringi senyuman sinis.

Dengan sengaja pria itu menyenggolkan gelas hingga terjatuh dan airnya membasahi sepiring nasi goreng yang dibawakan untuknya. Hal itu tentu membuat senyum Leah pudar begitu saja saat melihat masakan nya terbuang sia-sia.

"Maaf aku tidak sengaja," jelas Aksa sekenanya.

"Tidak apa-apa akan aku siapkan lagi." Leah akan memberikan sepiring nasi goreng lagi kepada Aksa namun pria itu menolaknya.

"Tidak perlu, aku terbiasa makan diluar." Ucapnya berlalu pergi begitu saja.

Kecewa adalah hal terbesar yang Leah rasakan saat ini, namun ia berusaha untuk tetap menjaga hati dan memaksakan diri untuk tersenyum. Mungkin seperti inilah awalnya dan Leah berharap akan bisa mendekatkan diri dengan suaminya suatu saat nanti.

Jangan jadi dark readers ya..
Tinggalkan vote dan komen untuk karya ini.

PenyesalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang