Back to you

558 87 22
                                    


Previous chapter

"sial!"chanyeol masih berusaha mengatur nafas dan mengumpulkan tenaga, setidaknya untuk berbaring pada ranjang yang berjarak enam meter darinya terasa begitu sulit.

"Yeol apa kau demam?" Suara lembut menyapa telinga chanyeol, yang nampaknya tak asing untuk ia dengar.

Sebuah sentuhan tangan dingin membelai lembut rahang tegasnya.

.
.
.
.
.


"Rose"

"R-rose kau kah itu"

Ujar chanyeol yang mulai menyadari suara familiar yang ia dengar, mencoba meraih asal suara dengan kedua tangannya, ingin mendekap sosok itu, namun apalah daya saat kesadaran sudah menguap entah kemana.

Chanyeol terjatuh dan tidak sadarkan diri, mencoba untuk memeluk? Jangan harap, salahkan saja orang yang dengan keras kepalanya menolak semua makanan yang diperlukan tubuhnya.

Mungkin akan sulit untuk bangun setelah ini, mengingat betapa gigihnya ia berusaha untuk membunuh dirinya sendiri.

Takdir terlalu angkuh hanya untuk sekedar mempermainkan hidupnya, dan kematian akhirnya mengabulkan keinginan gila-nya disaat sosok yang ia rindu telah sudi muncul dihadapannya.

Takdir terlalu angkuh hanya untuk sekedar mempermainkan hidupnya, dan kematian akhirnya mengabulkan keinginan gila-nya disaat sosok yang ia rindu telah sudi muncul dihadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di jam selanjutnya ia terbangun dengan selang infus yang tertanam mengenaskan pada lengan kekarnya.

"Apa dia baik-baik saja?"

"Kurasa dia tidak makan apapun dua hari ini, dan banyak sekali kandungan kafein dalam darahnya, apakah dia mulai merokok sekarang?"

"Kurasa tidak, aku melarangnya untuk melakukan itu"

Terdengar samar suara orang tengah berbincang, dan sepertinya tidak jauh dari tempat chanyeol terbaring, sehingga dia dapat dengan jelas mendengar semuanya.

Apakah ia bisa bermimpi didalam mimpinya, mengapa semua tampak nyata saat kenyataan terus berteriak padanya bahwa semua telah hancur sejak lama.

Tangan besarnya ia bawa untuk menarik paksa infus pada lengan yang terasa lebih bertenaga daripada sebelumnya.Tanpa memperdulikan darah yang terus saja mengalir dan menetesi lantai seputih gading dengan cairan merah pekat.

Ia ingin sekali menertawai dirinya sendiri saat ini, mengingat betapa panik ia dengan kejadian yang tak tau menahu bagaimana bisa terjadi.

Apakah ini mimpi....

Semua tampak nyata untuk sebuah mimpi...

REWIND✔️ (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang