Pangeran terus berlari tanpa henti, sepertinya kaki ini tidak kenal lelah mau dibawa kemana pun.
Pangeran pergi kekuburan dan menemui neneknya. Nenek yang sangat menyayanginya dan begitu pun sebaliknya.
Pangeran duduk disamping makam neneknya, dari awal ia lari air mata terus mengalir.
"Nek, Nenek sedang apa disana? Pangeran kangen nenek. Pangeran sedang butuh Nenek, Pangeran ingin bercerita semuanya. Apa nenek tahu tentang orang tua Pangeran?"
"Pangeran ingin bercerita namun Pangeran tak tahu harus cerita kepada siapa?"
"Semua orang jahat terhadap Pangeran begitu pun dengan Papa Cio, Mama Cello dan Bu Asti".
"Apa Pangeran tidak pantas untuk hidup? Apa Pangeran harus pergi dari dunia ini?"
"Jika Pangeran tidak pantas hidup. Mengapa Pangeran dilahirkan? Kenapa tidak digugurkan saja?"
"Seharusnya mulai kemarin itu Pangeran bahagia dan membuka lembaran baru"
"Tapi ternyata lembaran baru ini adalah lembaran hidup Pangeran yang menuju kekesedihan, kegelapan, dan tanpa ada kebahagiaan"
"Oh Iya. Pangeran ingin menanyakan sesuatu"
"Apa yang harus Pangeran lakukan Nek? Pangeran harus membenci Bu Asti atau Tidak?"
"Jujur saja. Pangeran sangat sedih kalau Pangeran dijual oleh nya. Tapi disisi lain Pangeran senang karena kebohongan ini terbuka dan tidak ada yang ditutupin lagi"
Pangeran terus-menerus bersedih, menangis dibatu nisan Neneknya itu. Pangeran melontarkan banyak pertanyaan tapi tidak satupun yang terjawab.
"Bangkit dan semangatlah, hidupmu masih panjang jangan biarkan kesedihanmu terus menyelimuti hidupmu, ingatlah suatu hari nanti tuhan akan memberikan kebahagiaan dibalik kesedihanmu ini" ujar lelaki yang sudah cukup berumur kisaran 40tahunan
Pangeran sesegera menghapus air matanya itu lalu berdiri dan menatap wajah lelaki itu.
"Saya tidak menangis dan saya tidak sedang sedih" ucap Pangeran sambil memancarkan senyum Fake.
"Jangan malu untuk mengakuinya jika kamu sedang bersedih atau pun menangis, semua orang berhak menangis" jawab lelaki itu dengan bijaknya
"Iya, saya memang sedang menangis".
Pria dewasa itu ikut duduk disamping Pangeran " memangnya apa yang membuatmu sedih?"
Pangeran pun menceritakan semua yang tengah ia rasakan saat ini. Pangeran bercerita tanpa ada satu hal pun yang ditutup-tutupin oleh nya.
Pangeran merasa nyaman bercerita dengan pria dewasa itu, seperti ada ikatan batin antara mereka berdua.
"Saya mengerti apa yang kamu ceritakan itu sangat sakit tapi pesan saya kamu harus berdamai dengan keadaan dan pandanglah masa depan. Masa-masa yang akan datang lalu lupakanlah masalalumu".
Pangeran memancarkan senyuman yang sangat tulus "Makasih paman, paman sudah mendengarkan isi hati saya"
"Yah sama-sama, jangan sungkan untuk bercerita, jika kamu butuh teman cerita, kamu bisa telpon saya" ucap Pria dewasa itu sembari memberikan kertas berisi nomor
"Nama paman siapa?"
"Heru, kalau nama kamu?"
"Pangeran, Baiklah paman Heru"
"Mari paman antar pulang"
"Iya paman".
🍭🍭🍭🍭
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetap Dalam Jiwaku (On Going)
Teen Fiction"Agatha, meskipun aku dah tiada. Kamu akan tetap menjadi first loveku dan sampai aku mati, aku takkan meninggalkanmu, aku akan selalu berada disisimu. Love u Gatha" Kata terakhir yg keluar dari mulut Pangeran sebelum ia meninggal Sampai ia meningga...