Akhir-akhir ini yeonjun menjadi pendiam, bukan pendiam tapi terlihat tidak bisa diajak kerjasama. Bahkan dengan dosennya pun yeonjun sama sekali tidak memperhatikan, entah apa yang ada dipikirannya sekarang ini.
"Daniel..."
Yeonjun yang sedang melamun pun tersadar dan mendongakkan kepalanya cepat, terkejut menatap wajah yang selalu ada dipikirannya. "M-miss.." yeonjun berkata dengan gugup, melihat ekspresi wajah dosen itu yang masam padanya.
"Tolong perhatikan kedepan saat aku sedang menjelaskan pelajaran, jika kamu tidak ingin kamu bisa keluar dari ruangan ini"
Yeonjun mendengar ucapan itu hanya diam, meski terdengar lembut tapi masih terdapat kesan tegas diwajah itu. Yeonjun yang memang enggan untuk memperhatikan langsung berdiri, mengalihkan pandangan para siswa yang tadi terdiam menatapnya.
"Kamu mau apa?" sobin bingung, bertanya langsung pada muridnya yang berdiri menatapnya dingin. "Aku akan keluar, pelajaran yang kau jelaskan membuatkan bosan. Terutama saat melihat wajahmu yang masam itu" setelah mengucapkan kata terakhirnya dengan suara pelan, yeonjun langsung berjalan keluar ruangan tanpa mempedulikan tatapan dari orang lain.
.
.
.Sudah tiga hari taehyun juga beomgyu tidak terlihat bersama, keduanya seperti sengaja dijauhkan tapi tidak juga. Sekarang taehyun duduk didalam kamar dengan wajah malas, sembari membaca buku komik ditangannya dengan tenang. Ini sudah malam jadi taehyun bisa tenang membaca buku dengan santai, meskipun pikirannya sedang campur aduk entah memikirkan apa.
'Drrt! Drrt!'
Mendengar suara ponselnya berbunyi satu tangannya langsung meraih ponselnya, karena satu tangannya sibuk memegang buku manga komiknya itu. Saat melihat kedua matanya terbuka lebar, menatap layar ponsel dengan serius. Bahkan buku manganya yang tadi berada ditangan kini ia lemparkan diatas kasur.'MYBEAR'
'Taehyun datanglah kekamarku... Kumohon jangan marah karena aku selalu bersama dengan hyunjin, aku tidak tahu kenapa hyunjin selalu datang dipagi hari. Padahal aku sama sekali tidak pernah menyuruhnya untuk datang, aku ingin sekali berangkat bersama denganmu. Aku merindukanmu, kumohon datanglah😙😙❤'Membaca pesan dari nunanya membuat taehyun menyunggingkan senyum, ia senang jika melihat dan membayangkan nunanya yang memmohon padanya. Ia juga tahu siapa yang menyuruh kekasih nunanya kemari, sebenarnya dirinya enggan menyebut siketua osis sialan itu dengan kata 'kekasih nunanya'. Tapi harus bagaimana lagi, ia pasrah dengan semua keadaan.
Dengan cepat ia turun dari ranjang daj berdiri melangkah menuju keluar kamar, namun saat taehyun membuka pintu ia dikejutkan dengan wajah appanya yang tersenyum tipis padanya.
"A-appa..."
Taehyung terkekeh kecil, melihat anak bungsunya yang terlihat bingung menatapnya. "Ikutlah denganku, aku ingin memberitahukan sesuatu padamu" taehyung berucap dan langsung melangkah berbalik, taehyun bingung dengan apa yang diucapkan appanya. Ia tidak bisa ikut, ia harus bertemu dengan nunanya.
Taehyung yang merasa tidak diikuti berbalik menatap anaknya yang terbengong. "Kubilang ikuti aku"
"Tapi aku..."
"Aalasan apa yang membuatmu menolak untuk ikut bersamaku?" tanya taehyung dengan nada serius, kepala taehyun menunduk menatap lantai juga hembusan nafas keluar dari mulutnya. "Tidak ada" jawab taehyun dingin, menatap appanya tidak suka.
"Jika begitu ikuti aku" taehyun hanya berdehem pelan sebagai jawaban, matanya menatap pintu kamar nunanya sekilas lalu berjalan mengikuti appanya yang sudah pergi didepannya.
.
.
.Pagi hari ini wajah taehyun benar-benar dingin, semenjak appanya berbicara semalam membuat hatinya tidak tenang. Sama halnya dengan beomgyu, ekspresinya terlihat cemberut dan masam terlihat dari dia berjalan dan duduk disamping taehyun.