Sorry banget, udah lama ya ga up haha. Sedikit cerita, Kemaren-kemarentu gue bener bener penat banget si, tautau sibuk aja ngurusin segala macem buat ujian, ujikom, snm, sbm, dan malah berakhir milih gapyear, kayanya kerja lebih seru deh, bisa ngehasilin uang sendiri. Dan sekarang malah pusing 7 keliling ngelamar kerja kesana kesini, idup memang butuh perjuangan ya guys haha.
Dan oh ya, gue disini mau minta maaf lagi. Soalnya ini tu lapak story 'Dunia Ara' cuma karna story 'Agraris' gue rombak, bener-bener di rombak, jadi kayanya squel Agraris tu ga akan di lanjutin. Karna sayang, masa di anggurin gitu aja lapaknya, makanya gue ganti pake story lain? Gpp kan? Yuk bantu suport cerita ini, ga kalah seru ko:)
🎾🎾🎾
"DAN, AIR CABE MANA DAN?"
"ADA, DI SI FEBI"
"APAAN ANJ, BUKAN DI GUE"
"LAH, TERUS DI SIAPA? GC LAH ANJING, SI CAKRA PAKENYA SENJATA. MAU MATI LO PADA?!"
"HEH, NYARI INI YA?"
Para remaja yang tengah sibuk melempari batu pada musuh, sontak mereka semua menoleh pada gadis yang tengah memegang kantong kresek besar, yang berisi cairan cabe yang sudah di bungkus dalam plastik.
"Ziedan, gue kan tadi nyuruh lo anter Zia, anjing lo" Sentak Danu, si pengatur strategi perang.
"Bentar woi, bentar!!" Pekik Herdi, cowok itu bagaikan perisai di antara teman-temannya. Herdi menaikan tangannya di udara, menandakan agar musuhnya berhenti menyerang. "Doni anjing, sabar setan! Conge lo?!"
"Zii plis, sekali aja ya cantik. Lo minggir dulu, nanti lo kenapa-kenapa, abis kitatu di gorok mami Freya" Danu tersenyum manis menatap Zia.
"Zi, siniin deh kreseknya. Inituh bahaya buat lo, lo kan cantik. Siniin ya Zi.." Ziedan mengambil alih kresek yang ada pada Zia.
Zia merenggut, menatap anak sekelasnya yang memang sejak siang tadi gelagatnya bener-bener aneh. Kan nyata, mereka tawuran. Padahal mereka udah janji ke Zia gak akan tawuran lagi, insting cewetu emang jangan di raguin.
"Gue tu kecewa tau gak sih!" Zia menghentakkan kakinya. "Kan udah janji gak akan tawuran, kalian tu boongin gue."
"Lah, anj anak Tamsis pada takut cewe. Mana cewenya cuma satu lagi" Fakhi, selaku musuh Taman Siswa mengejek. Zia melihat wajah menyebalkan Fakih jadi semakin kesal.
"Lo!" Zia menunjuk Fakhi. "Lo juga, ngapain sih ngajakin temen gue tawuran mulu! Lo tu ih nyebelin tau gak sih, lo tu harus di giminain supaya gak ngajakin temen gue tawuran terus?!"
"Ko gu-"
"Diem! Lo tuh, sorry maksud gue kalian semua tu salah! Jadi, gue hukum!" Zia memotong ucapan Fakih.
"Zii, jangan aneh-aneh deh" kata Bayu, si cowok cuek, yang lebih suka menyalurkan segala sesuatu melalui tindakan. "Balik gih, sana sama Ziedan"
"Gak!!" Zia bersedekap dada. "Gue mau lo, maksud gue kita semua makan-makan!"
"Zi, gila lo!" Sentak Danu, lalu menoleh pada Ziedan. "Dan, anterin Zia balik. Cepetan heh!"
"Zi, ayo. Nanti pala gue di tebasin initu sama anak-anak" Ziedan menatap Zia penuh harap. "Plis Zi, lo balik masa depan gue selamat"
Zia menggeleng, kemudian tersenyum licik. "Oke, Zia pulang. Asal kalian semua ikut Zia pulang"
"Zii, astaga!" Dewa anak yang paling semangat tawuran, mengacak rambutnya frustasi. "Dahdah bubar aja, nanti kita ketemuan di tempat biasa aja dah"
"Dewa! Gak mau, kalo gitu nanti kalian tawuran lagi!!" Zia melotot, membuat Dewa berdecak malas. Kalau sama cewe tu udah diem aja, males debat Dewa tu.
"Zia mau, kalian baikan. Be aba i ek akan, baikan!"
"Iya-iya baikan Zia cantik" final, akhirnya Danu memilih mengalah saja, lalu cowok itu menatap Fakhi yang menatapnya bingung.
"Khi, dahlah baean aja. Cape gue"
Fakhi mengedikan bahunya. "Boleh lah, cape gue juga"
"Nah! Gitu dong. Besok makan-makan ya di rumah Zia!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Taman Siswa : He Is My Boyfriend
Teen FictionZia, gadis pindahan yang terpaksa masuk ke dalam sekolah swasta yang isinya anak-anak nakal. Nilai Zia yang pas-pasan, membuat Zia harus menerima kenyataan, bahwa ia kini sudah menjadi bagian dari Taman Siswa. "Woi, si Zia anterin balik dulu lah! An...