✨ 05 ✨

1.7K 202 32
                                    

..Kadang orang yang selalu ada juga bisa jadi manusia yang paling tidak setia..

• Zia Feylzy •

05. Pecah abis.

🎾🎾🎾





"LO ANJING TAU GAK!"

"LO YANG ANJING! LO BERASA SECAKEP APA BANGSAT SAMPE NYAKITIN TANIA TERUS-TERUSAN?!"

Zia dan anak satu kelas berlari menuju koridor depan. Zia mendesah lelah, Rama lagi. For your information, Rama itu anak kelas sebrang, kelas XII IPS 2. Hubungan ips 4 dengan ips 2 memang kurang baik, selain dari segi anak-anaknya yang saling mengompori, permasalahan Rama dan Dewa juga ikut mendominasi.

"Kalo lo gak suka Tania, stop buat dia berharap anjing!" Rama mencengkram kerah seragam Dewa.

Dewa membalas perlakuan Rama. "Gue gak pernah buat dia berharap! Dianya aja yang kebaperan, apa-apa yang bersangkutan sama gue selalu di lebih-lebihin tu cewek!!"

"Heh!! Dahdah, jangan pada ribut anjrit!" Ziedan menarik belakang seragam Dewa. "Masi pagi, ketauan bu Ilik ntar yang di hukum kita semua ege!"

"Ram, ngalah dulu lah njing" Herdi ikut memisahkan keduanya. "Woi anjing, temen lo nih bawa. Ketauan bu Ilik mau lo nanti ikut kena imbasnya?" Herdi menatap anak ips 2.

"Ram udah lah anjing, nanti aja" Jeno, cowok blasteran Belanda itu akhirnya menengahi.

"Gue tunggu lo balik nanti!"

"Gak takut anjing!!"

"Ehh! Anak mami susah banget di katainnya" Ziedan menurunkan telunjuk Dewa yang mengacung. "Dah masuk masuk, ada bu Ilik nanti anjing. Paham kaga si Elu Wa, aelah!"

"Urusan cewek emang ribet" Bayu di dalam kelas menyaksikan melalui jendela.

Danu yang duduk di belakang cowok itu terkekeh kecil. "Kaya lo sama Jani?"

"Hah?"

"Gue tau lo paham Bay" Danu berdiri. "Perasaan gak ada yang tau, bisa aja tu cewek pergi ninggalin lo. Makanya jadi cowok tegas jangan plinpan"

"DANU!! MARAIN NIH, ANAK KITA NAKAL!! MASA BERANTEM SAMA KECEBONG LIAR TERUS!!" Begitu memasuki kelas Ziedan langsung berteriak.

"Dan minggir ah!!" Gaduh Dewa kemudian duduk pada kursinya. "Aturan lo tuu tadi jangan misahin gue, biar gue hajar tuu cowo!"

"Jangan gitu lah ege!" Sahut Danu. "Lo tegesin tu cewe, jangan bertindak menye-menye doang"

"Lo belum pernah bucin diem Nu" Jani duduk di hadapan Dewa.

"Belum aja gue kasi tau mereka-mereka" Danu menunjuk Bayu menggunakan ekor matanya. Membuat Jani membelalak.

"Gak tau aja lo pada kalo Danu lagi pdkt sama tetangga gue" ucapan Zia membuat Jani tertawa puas. Bagaikan satu sama!

"Dih anjing, konspirasi macam taii." Febi mendengus. "So-soan pacar-pacaran, kalo lagi ada masalah temen juga yang pusing mikrin solusi. Taii lah!"

Ziedan tertawa puas. "Lah iya anjing! Kalo gitu mending gue yang curhat, dari pada gue yang di curhatin!"

"Kalo Zia, sama siapa Zia" Herdi tiba-tiba datang, dan duduk di samping cewek itu. Sedangkan Zia, lebih menunduk. Menatap layar ponselnya yang menyala.






0812******** : P

0812******** : Jgn d bls.


🎾🎾🎾




Zia turun di perempatan yang ada di depan komplek perumahannya. Danu, cowok itu memang memberikan tebengan untuk Zia. Namun kepentingan Danu dan Tami, membuat Zia harus tau diri.

"Sampe rumah aja lah anjir, kaya banci gue nurunin lo di sini"

"Apaan sih? Nanti kalo Tami liat, repot gue! Ogah ya tai"

Danu mengusap wajah Zia. "Taitaian, bahasanya jangan gitu ah, Zi.., jelek"

"Dahlah, akhlak rusak bergaul sama elo" Zia menepis tangan Danu. "Minggat gak lo? Lagian masih betah liatin muka gue, tapi so-soan pdkt sama cewek lain"

"Idih, cemburu ibu-nya?" Danu mendengus geli. "Gak ngapa-ngapain gue tu, cuma ada perlu"

"Iya-iya ada perlu" Zia mengibaskan tangannya. "Dah sana iihh.., gak minggat-minggat elonya, gue cabut duluan nih"

"Masi bisa kesusul bego, gue kan pake motor"

Zia tertawa paksa. "Dah, gue ke indoapril aja lah. Lo cabut gih! Btw, thanks ya. Bye Danunya Tami!!"

Zia berlari kecil, hingga memasuki area indoapril, minimarket langganannya.

"Sore Mas Wisnu!!" Sapa Zia riang. "Mas, biasa ya. Mau yang extra hot, okey?!"

"Siap Zi.., yang spicy apa crispy niih?"

"Crispy mas, sambel gledek ahh. Jangan yang lain ya, awas aja kalo di ganti-ganti lagi!"

Zia beralih menuju lemari pendingin, alias kulkas yang berisi aneka macam minuman.

"Ih, gila!! Ada varian baru, aaahh gemes banget warnanya"

"Beli berapa ya? Dua? Tiga?" Zia memegang minuman kesukaannya, yougurt chimory. "Satu aja deh, diem sini dulu ya? Nanti malem mami jemput kalian okey?! Papay kesayangan mami muahmuah!!"

"Emang gila ni cewek"

"AAA!!"

"Astaga! Kerjaan lo emang kaya gini ya? Doyannya ngagetin orang!"

Cakra mengedikan bahunya acuh, kemudian mendorong Zia, agar gadis itu tidak menghalangi lemari es. "Norak, gak pernah ke minimarket lo?"

"Idih, jangan sok kenal. Jangan sok deket!" Zia balik mendorong Cakra. "Minggir, gue mau lewat!"

"Itu masi luas astaga!" Cakra mendesah risih. "Stres lo?!"

"Lo yang stres!" Tunjuk Zia. "Nahnah kan, muka lo bonyok lagi! Gak cinta damai emang ni iblis satu"

"Idih, jangan sok kenal. Jangan sok deket!!" Cakra membalikan ucapan Zia. Membuat gadis itu mencibir. "Emang ya, cewek selalu salah"


Zia hendak melenggang. Namun Cakra menahan pergelangan tangan Zia. "Obatin luka gue dong, maksa nih"











"Laki biadap emang ni satu, yaudah ayok!!"

Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Taman Siswa : He Is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang