"Yak! Walaupun niatmu baik agar kami tidak khawatir dengan kondisimu, tapi tetap saja. Seharusnya kalian memberi tahu kami deluan, hah!" Seungcheol mencak-mencak di dalam mobil yang sedang ia kendalikan. Di sebelahnya, Minghao duduk dengan muka masam menanggapi dumelan kakak tertuanya itu.
"Bang Cheol nyetirnya yang bener ih! Kalau sambil ngomel-ngomel kayak tadi bisa-bisa kita balik lagi ke rumah sakit." Omel Minghao sambil tangannya sesekali memukul-mukul dasbor mobil.
"Gak usah ngubah topik pembicaraan. Kamu lebih salah dari Dokyeom, Minghao. Sebagai orang yang tau situasi saat itu, seharusnya kamu segera memberi tahu kami tentang--"
"Maaf, bang Cheol. Kita gak maksud buat ngerahasiain ini dari kalian, kita cuman gak mau kalian khawatir. Maafin kita bang Seungcheol, bang Soonyoung, Seungkwan..." Dumelan Seungcheol terhentikan setelah orang yang menjadi topik permasalahan yang sedang ia bicarakan buka suara.
Seungcheol melirik kaca spion di tengah, memperlihatkan Dokyeom yang duduk di apit oleh Soonyoung dan Seungkwan di kursi belakang kemudi.
Adik keduanya itu mengangkat kepalanya ke arahnya lalu setelah melihat bahwa Seungcheol melirik dirinya, Dokyeom langsung menundukkan kepalanya sebagai tanda permintaan maaf dan tanda atas penyesalannya.
Mereka baru pulang dari rumah sakit setelah 4 hari Dokyeom di rawat dan akhirnya sekarang diperbolehkan pulang oleh dokter. Namun yang membuat Seungcheol kesal adalah kedua anak kembar itu baru memberitahukan soal keadaan ini pada mereka sehari sebelumnya.
Tentu saja Seungcheol kecewa dengan perbuatan kedua adiknya itu. Seungcheol merasa seolah-olah dia bukanlah kakak yang baik karena bahkan adiknya sendiri saja tidak mau memberitahu dia tentang keadaannya, padahal 'kan sebagai seorang kakak Seungcheol berhak tau tentang itu semua. Apalagi Dokyeom hingga masuk rumah sakit dan dirawat inap selama 4 hari, itukan sudah keterlaluan namanya.
"Maaf karena kami tidak memberitahu kalian tentang keadaanku..." Sesal Dokyeom lagi.
Seungcheol menghela nafasnya, kali ini matanya fokus memandang jalanan di depannya. Dan begitulah permintaan maaf Dokyeom di abaikan oleh ketiga saudaranya.
Tidak ada diantara Seungcheol, Soonyoung ataupun Seungkwan yang mau membalas permintaan maaf itu. Tepatnya bukan tidak mau, tapi mereka tidak bisa. Karena dalam hal ini sebenarnya Dokyeom tidak sepenuhnya bersalah.
Melihat suasana yang hening, Minghao memiringkan tubuhnya untuk menoleh kearah bangku belakang, ketempat Dokyeom duduk. "Kau tidak perlu minta maaf, Dokyeom. Lagipula bang Seungcheol benar. Aku seharusnya memberitahu bang Cheol tentang keadaanmu waktu itu, karena saat kau sakit dan bang Soon juga bang Cheol tidak ada di rumah, itu artinya kau adalah tanggung jawabku." Ucapan Minghao langsung membuat ketiga orang yang duduk di bangku belakang menoleh kearahnya, sementara Seungcheol hanya meliriknya sekilas.
Dokyeom melempar tatapan khawatirnya pada Minghao yang di balas senyuman manis oleh sang adik, "Tapi, Ming--"
Belum selesai Dokyeom berbicara, Minghao sudah berbalik menghadap ke Seungcheol dan memotong kalimat Dokyeom, "Maaf bang Cheol, aku pikir permintaan maafnya sudah cukup. Dan sekarang, bisakah kau menurunkan kami di taman di depan sana? Aku sudah membuat janji dengan teman-temanku, ada yang mau aku dan Dokyeom omongin sama mereka."
Semuanya pada kagetlah ngedenger permintaan Minghao yang tiba-tiba itu, bahkan Dokyeom yang namanya disebut saja tidak ingat kapan ia membuat janji dengan teman-temannya.
"Harus sekarang kak? Kenapa tiba-tiba banget? Kak Dokyeom 'kan baru keluar rumah sakit." Ini Seungkwan yang protes. Seungkwan memang gitu, dia lebih suka memanggil mereka dengan sebutan 'kakak' ketimbang sebutan 'abang', karena menurutnya kata kakak lebih cocok untuk mereka, yah walaupun kedua panggilan itu tidak ada bedanya sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] One Day With Lee Seokmin -Dokyeom SVT ft. 97 Line Boys
FanfictionBerawal dengan Dokyeom yang tiba-tiba pingsan, ketujuhnya bertemu dengan sisi lain dari seorang Dokyeom. "Hao, gimana nih? Si kuda kagak bangun-bangun tuh." "Mana gua tau!" "Gimana sih? Elo 'kan kembarannya!" *Ini bukan cerita bxb, ini hanya cerita...