4

155 19 18
                                    

Beberapa hari telah berlalu semenjak percakapan Rendy dengan kedua saudaranya itu.

Kini keempatnya kembali berkumpul di rumah tersebut sambil menatap sebuah almamater yang telah di cuci, disetrika, dan dilipat dengan rapi di tengah-tengah mereka berempat.

"Sekarang, kita sudah tau dimana si mahasiswa itu. Masalahnya adalah... Kau ingin memberikannya sendiri? Atau mau mengirim nya dengan sebuah paket?" Tanya Irham pada Rendy yang hanya diam sedari tadi.

"... Kurasa lebih baik kau kembalikan secara langsung Ren." Usul Leini kepada saudara nya itu yang tampak kebingung.

"Mending di paket, biar hemat tenaga." Kali ini Kevin yang memberikan usul.

Rendy masih berpikir, "huh.. kurasa aku setuju dengan Leini... Kevin, temenin ya~" mohon Rendy pada sahabat seperjuangan nya.

Sedangkan Kevin sendiri menatap Rendy dengan wajah pucat pasi, seolah-olah Rendy adalah seorang hantu gentayangan yang minta ditemani oleh dirinya.

"Gi-gila! Sekolah gua gimana?!" Pekik Kevin yang langsung di jitak oleh Irham karena berisik.

"Soal itu mah gampang.. kalian hanya perlu izin 4 sampai 5 hari saja." - Irham

"Sama aja dengan izin satu Minggu!!"

"Memang, anggap saja kalian itu bolos.." - Irham.

"Ogah." - Kevin

"Perkataan mu tadi seolah-olah kau itu tidak pernah membolos saja." - Rendy.

"Tapi gak pernah sampai seminggu Ren~"

"Iya, enggak seminggu. Tapi SEBULAN."

Kevin yang mendengar kalimat terakhir dari Rendy itu hanya cengengesan saja. Sementara kedua orang pemuda lainnya ingin sekali menendang Kevin ke luar dari bestcamp mereka. Sedangkan satu-satunya gadis di sana hanya bisa menatap sweat drop dengan percakapan yang sungguh salah itu.

Sebagai satu-satunya orang disana yang tidak pernah merasakan yang namanya membolos ... Leini benar-benar merasa percakapan dari ketiga pemuda itu adalah hal yang benar-benar salah.

Tapi seketika ia ingat. Perempuan saja bisa membolos, apalagi laki-laki. Itu perkataan teman sebangkunya saat ada salah satu siswi dikelasnya yang membolos selama hampir 1 Minggu penuh.

Dan karena terlalu asik dengan pikirannya, ia tidak sadar bahwa Rendy sudah berhasil membujuk Kevin untuk menemaninya dalam misi mengantar almamater si mahasiswa tersebut.

"Jadi, sudah diputuskan ya kalau kalian berdua yang memberikan almamater ini pada tu mahasiswa." Ujar Irham yang menyadarkan lamunan Leini.

"Btw, apa mahasiswa itu punya akun media sosial? Kalau ada, mungkin lebih baik di chat biar kalian bisa ketemuan gitu.."

Rendy terdiam dan berpikir, "entahlah, saat aku mencoba mencarinya ada banyak nama yang muncul.. selain itu aku juga tidak menemukan akunya dari fotonya.."

"Sepertinya dia punya hanya saja namanya disamarkan." - Kevin

"Huh, kalau begitu akan sedikit ribet dan susah." - Leini

"Tak apa-apa, kita bisa sekalian jalan-jalan disana." Ucap Kevin dengan santai.

Siapa tadi yang menolak untuk ikut coba?

"Btw, kapan kalian akan berangkat?" Tanya Irham pada kedua orang di depannya.

"Besok." Jawab keduanya kompak.

"Kalau begitu lebih baik kalian siap-siap, biar aku dan Irham yang izin ke ortu kalian."

"Lah, kok kita sih yang izin?"

"Ya kan mereka pake tenaga, kita pake otak oke?" Ucap Leini sambil tersenyum manis.

Irham yang melihat senyuman manis Leini hanya bisa menelan ludahnya gugup, "o-oke."

Rendy yang melihat itu berterimakasih kepada Leini, apalagi Kevin yang hampir mau memeluk Leini jika saja tubuhnya tidak di tahan oleh Rendy.

"Dah, lebih baik kita bersiap-siap Sekarang." Ucap Irham yang sudah berdiri ketiga orang lainnya mengikuti kemudian keluar dari bestcamp mereka. Tak lupa Leini yang mengunci terlebih dahulu tempat tersebut.

.
.
.

Sementara itu di salah satu rumah kosan sederhana, terlihatlah seorang pemuda yang tengah tersenyum di depan layar laptopnya.

"Sepertinya kita akan bertemu tak lama lagi." Ucapan pelan dari pemuda itu membuat pemuda lainnya menoleh dan mengintip layar laptop milik pemuda yang sedang tersenyum.

"Ho... Mereka ternyata niat juga." Ucapnya sambil ikut tersenyum kecil.

"Tapi parah lu Den, gebetan sendiri aja berjuang. Nah lu apa? Duduk diam sambil main laptop saja?" Tanya pemuda itu serkas kepada pemuda yang tadi tersenyum namun kini berganti dengan tatapan tajam.

"Lu sendiri sama saja Di, duduk diam sambil main ponsel sementara gebetan lu uring-uringan disana." Serkas balik dari Dennis membuat pemuda yang bernama Dion itu berkerut kesal.

"Dia uring-uringan juga gagara gebetan lu ya." Ucapnya tak terima.

"Tapi jika bukan karena dia, gebetan lu gak akan kesini."

Bungkam, Dion bungkam. Dan seperti biasa adu debat atau bacot? ini dimenangkan oleh Dennis dengan sangat mudahnya.

"Lebih baik kau juga cek sendiri apa yang sedang dia lakukan. Kau juga bisa kan?" Dion menghela nafas, kemudian ia memilih untuk menuruti perintah sahabat nya itu.

"Kau paham maksud ku kan?" Tanya Dennis dan di angguki dengan malas oleh Dion.

"Tapi ... Apa kau yakin soal ini?" Dennis yang melihat ekspresi keraguan di wajah sahabatnya itu hanya diam. Pertanda dia tidak ingin mengulangi ucapannya itu.

Dion menghela nafas, "hufh, oke ku turuti perintah mu itu. Tapi, jika terjadi sesuatu kepada mereka... Kau sebaiknya bertanggung jawab." Nada mengancam yang dikeluarkan oleh Dion itu hanya membuat Dennis tersenyum kecil.

"Tenang saja." Dion memperhatikan sahabatnya itu yang kini tersenyum hangat walau tidak terlalu nampak karena senyuman itu begitu tipis dan juga ekspresi yang memang sudah sangat jarang terlihat dari pemuda itu - ah tidak ekspresi itu memang sudah hilang dari dirinya semenjak kejadian itu.

"Mereka akan baik-baik saja."

Sekali lagi Dion menghela nafas dan ikut tersenyum kecil. Mungkin tidak apa-apa mengikuti rencana sahabatnya ini. Walau mungkin akan sedikit menyebalkan? Entahlah tapi tidak ada salahnya untuk di coba.

"Hufh, bersyukurlah bahwa aku juga bisa." Ucap Dion yang mulai memainkan jari-jarinya di laptop miliknya tersebut.

Dennis yang mendengar itu mendengus geli dan kembali fokus pada kegiatannya.

.
.
To be continued.
.
.

Ye~ sebentar lagi mereka bakal ketemu~

Maaf nya update nya lama.

Emm, sampai jumpa di part selanjutnya~

apa kah cinta se-? [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang