8

155 14 11
                                    

Hari ini adalah hari terakhir Rendy berada di kosannya Dennis. Kemarin semenjak adegan Dennis yang memojokkan Rendy hingga menangis membuat suasana diantara kedua menjadi sangat canggung untuk Dennis dan takut untuk Rendy.

Tok! Tok! Tok!

Dennis yang mendengar ketukan brutal di pintunya itu hanya mengambil sebuah mangkuk plastik di depannya dan melemparkannya dengan keras kearah pintu masuk hingga mangkok tersebut mengalami kerusakan parah.

"Santai bos!" Ucap seseorang dari balik pintu dengan sedikit sewot.

"Lu yang harusnya santai!" Kesal Dennis saat orang itu sudah benar-benar masuk kedalam rumahnya.

"Lah, ada apa dengan ku Ren?" Tanya Kevin yang segera menghampiri Rendy.

"Lu kerasukan? Apa jadi korban penindasan kakak mahasiswa? Atau kau baru saja di usir?" Pertanyaan bertubi-tubi dari Kevin justru membuat Rendy merasakan anak panah yang tertancap di hatinya.

"Lu sebagai teman bukannya menghibur malah menjatuhkan ya." Gumam Rendy sambil mencengkram kedua lengan Kevin dengan sangat-sangat kuat.

"Sakit boge!" Teriak Kevin yang sayangnya tidak dipedulikan oleh Rendy.

"Baiklah, terimakasih karena telah mengizinkan kami menginap di rumah kalian selama 1 malam 1 hari. Sekarang ayo kita pulang!" Rendy segera menarik Kevin pergi dari kosannya Dennis dengan semangat 45 sekaligus mengabaikan protesnya Kevin dan tatapan bingung Dion.

"Sempai ketemu lagi kak Dennis! Kak Dion!" Lalu setelah itu Rendy pun menghilang dengan kecepatan tinggi.

"... Lo ngasih makan apa tu anak?"

Dennis melirik sahabat nya sekilas sebelum menjawab, "roti hampir basi."

"... Pantes."

Bohong kok gays, Dennis masak makanan 4 sehat 5 sempurna buat Rendy. Tapi karena tu kalimat kepanjangan dia nyari kalimat yang pendek aja.

Setelah sekitar 30 menit mereka terbengong melihat tingkah Rendy. Dennis yang awalnya ingin beranjak segera terhenti oleh suara pintu yang di dobrak dan pelukan mematikan yang ia rasakan.

"Kakak!!! Aku merindukanmu!!!"

Mengabaikan Dennis yang kesusahan. Dion lebih memilih ke dapur untuk menjarah semua cemilan yang Dennis punya.

Dia males menghadapi adik Dennis.

.
.
.

Rendy dan Dennis saat ini tengah berada di stasiun. Mereka memutuskan untuk pulang naik kereta saja.

Rendy menceritakan hal apa saja yang terjadi pada Kevin dan begitupun sebaliknya. Tak lupa Rendy mengabari kedua saudaranya kalau saat ini mereka akan segera pulang.

"Jadi, kau hanya Mabar saja dengan kak Dion?" Tanya Rendy yang diangguki oleh Kevin.

"Dia sama hebatnya dengan kakak yang bantu aku setiap melawan boss atau menyelesaikan quest."

"Lalu, apa lagi yang terjadi?"

Kevin menghabiskan minumnya terlebih dahulu sebelum menjawab, "aku mendapatkan nomor nya untuk jaga-jaga. Siapa tau mau mabar lagi. Lu sendiri?"

"Em.. aku juga mendapatkan nomor nya."

Kevin yang melihat raut kebingungan dari Rendy mengernyit, "lalu kenapa lu seperti itu?"

Rendy menghela nafas sebelum memberikan ponsel miliknya kepada Kevin.

"Baca."

Kevin awalnya masih bingung. Namun saat ia membaca pesan yang berada di ponsel Rendy ... Seketika matanya terbelalak.

apa kah cinta se-? [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang