Orens Flanel
Menceritakan dua orang gadis yang sama-sama terlibat dengan orang di masa lalu. Benar, tidak ada masa depan jika tidak ada masa lalu. Tapi, kenapa mereka harus terlibat dengan orang-orang itu ketika sudah ada orang-orang baru di samping...
Gue bener-bener merasa terganggu dengan suara ketukan pintu yang semakin kencang. Mata gue rasanya masih sepet karena harus nyelesain tugas dan beres-beresin barang yang akan dibawa besok ke puncak dulu sebelum tidur. Gue bangun dengan jengkel, melirik ke arah jam dinding yang jarum pendeknya masih mengarah ke angka 2, itu artinya gue baru tidur satu jam setengah. Siapa coba manusia yang jam segini ketuk-ketuk pintu? Mana tetangga sebelah kamar pada pulang karena weekend. Gue akhirnya beranjak bangun dengan segala kegelisahan, takut yang ngetok pintu tidak berwujud lebih parahnya lagi berwujud sih, berwujud maling maksudnya.
Mengintip lewat celah gorden yang sedikit terbuka, gue cuma bisa melihat kain bermotif kotak-kotak berwarna biru dan hitam. Mirip punya mantan.
Karena penasaran juga, akhirnya gue memberanikan diri buat mengeluarkan suara.
"Siapa?"
"Ini gue Alan! Cepet keluar!" jawabnya dengan tidak santai.
Tanpa ba-bi-bu gue segera membuka pintu. Dan benar saja, di sana berdiri si manusia Alan dengan wajah super ngantuknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lo bener-bener ya, gue udah hampir setengah jam berdiri di sini ngetuk pintu kamar lu tau gak?"
Gue cuma melongo.
"Tuh pacar lo di depan!"
"Ha?"
"Ha ho ha ho!"
"Wah, kayaknya jam gue batrenya abis deh. Masa masih jam 2." Ujar gue setelah menengok lagi ke jam dinding.
"Emang masih jam 2 dan dengan tidak tahu dirinya pacar lo itu malah mukulin tuh pagar besi pake batu." Ya, gue bisa lihat sendiri wajah kesal plus ngantuk mas Alan.
"Lah, ngapain?"
"Mana gue tahu! Udah cepet samperin, kalo udah lo kunci tuh gerbang lagi. Gue mau tidur." Ucapnya sambil berjalan keluar.
Gue bergegas mengambil ikat rambut dan jaket, kemudian berjalan keluar kosan.
Tepat di depan pintu gue mendapati Dareen dengan raut wajah yang sulit ditebak. Gue pura-pura menguap, "Ada apa?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
