5

150 15 18
                                    














Diamlah

Jangan bicara serius

Jangan mengatakan apapun

Kau hanya akan membantah-

Karena aku tahu apa yang ada didalam hatimu sesungguhnya























CHAPTER V - DISTANCE









"Aku mengatakannya, yoonbin..."

"Ha?" Yoonbin yang terhenti memandang haruto dengan taat. Tidak ada keraguan dimata Haruto. Pemuda tampan keturunan New zealand tersebut malah terlihat dingin dan tegas. Matanya mulai berbahaya ketika yoonbin memandangnya dengan tatapan marah luar biasa. "Jangan katakan bahwa-"

"...Kesepakatan tersebut-tidak berlaku lagi untukku."

Yoonbin membulatkan mata, terkejut dengan apa yang telah haruto katakan. Tentu, yoonbin mengerti maksud haruto dengan jelas. Kedua pemuda tampan tersebut hanya diam, saling membidik dengan tatapan tajam satu sama lain. Sama saja, tidak ada yang mau mengalah. Namun, dugaan haruto jika yoonbin akan memukulnya atau menyerangnya tidak terbukti.. pemuda tampan berambut karamel malah tersenyum tipis dan melipat tangan didada. Seperti paham dan sudah menduga.

"Sungguh berani." Ujar yoonbin seakan mengejek. "Dan lihat apa yang kau lakukan, bukan? Kau merusak semuanya... Haruto-kun."

Haruto masih menampilkan wajah dinginnya. "Aku tidak akan kalah."

"Kenyataannya kau kalah. Jangan lupakan kesepakatan kita."

Kembali hening. Wajah yoonbin terlihat serius, tapi masih kalah dingin dari wajah haruto saat ini. Yang ada didalam pikiran kedua pemuda tampan tersebut tentu saja hanya ada satu, junkyu. Apapun yang mereka lakukan hanya akan berujung pada pemuda berambut hitam tersebut.

"Yang berhak menentukan aku kalah atau tidak bukanlah kesepakatan brengsek itu!" Haruto tersenyum sinis. "...Kau tahu sendiri, aku manusia sekeras kepala apa, Ha yoonbin-sshi. Jika kau pikir aku akan benar- benar pergi dari kehidupan junkyu setelah mengatakannya-kau salah besar!"

Grab

"Jauhi junkyu, kau bukan lagi sahabat kami!" Yoonbin menyengkram kerah baju haruto dengan kasar, tidak sabar lagi. Membuat pemuda campuran New zealand tersebut mendorong yoonbin tidak kalah kasar. Mereka nampak bersitegang. Kebencian yang tertahan selama ini meluap.

"Sejak awal-tidak ada persahabatan diantara kita! Kita hanya terikat karena junkyu dan kau pikir-kau pikir sesuatu yang pamrih seperti itu bisa dikatakan persahabatan!" teriakan haruto cukup membuat yoonbin tersentak. Terkejut atas ucapan haruto.

"...kau benar." Yoonbin mundur satu langkah, kembali mengumbar senyuman tidak ramah. Kemudian ia pergi dari tempat itu. Meninggalkan Haruto yang masih saja terdiam ditempat. Kini haruto yakin sekali, ia bisa merubah takdirnya. Ia bisa merubah jalannya untuk menggapai Junkyu.

Kali ini tidak akan ia biarkan kendali berada ditangan orang lain lagi.














Jam istirahat.

Junkyu mendesah pelan ketika bell istirahat sudah berbunyi. Ia langsung merebahkan kepalanya diatas meja. Merengek dengan suara super pelan. Itu memang kebiasaan junkyu jika sedang gundah ataupun tidak enak hati. Rasanya ia ingin menangis, namun ia tidak secengeng itu. Junkyu tidak bisa berhenti memikirkan haruto.. apalagi ucapan haruto tadi pagi-

DON'T EVER LEAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang