Oscar

5 4 0
                                    

Cassie berjalan dengan sangat percaya diri. Meyakini bahwa semuanta akan baik baik saja, pada waktu nya.

“Duduk!” printah soekana, selaku guru BP.

“apa maksud kamu seperti ini? Apakah kamu tidak sadar dengan apa yang kamu lakukan? Kamh baru saja membuat wajah aurel melepuh karna ulah mu” jelas soekana.

“Cassie hanya membuat pembelaan untuk diri cassie sendiri pak” jawabnya.

“Pembelaan apa yang kamu maksud cassie?” tanya soekana.

“Murid bapak itu menodai kemeja saya pak! Dia menyiram saya dengan jus” jawab cassie lancar.

“apakah kamu harus membalas?” tanya soekana kembali. 

“Kemarin, tepat 1 minggu lalu kamu memecahkan peralatan lab tanpa merasa bersalah sedikit pun. Sekarang? Kamu menyiram aurel dengan kuah bakso” lanjutnya.

Cassie berfikir sebentar.

Memang benar, hampir stiap minggu cassie membuat masalah yang tidak ia sadari. Bahkan, ia sekarang lebih betah di kantin dan taman belakang dari pada kelas.

Lagi pula udah terlanjur bikin masalah. Tanggung juga, kalo berhenti sekarang.
-batin cassie

“Tidak usah banyak berfikir! Ini surat untuk kamu berikan keoada orang tua kamu!” ucap soekana kepada cassie. “maksud bapak?”

“bapak lelah memberi kamu hukuman. Mungkin kamu harus rehat sebentar” jawab soekana. “kamu bisa keluar!” lanjutnya.

Cassie keluar ruangan soekana dengan raut wajah yang sulit di artikan. Ia ingin sekali mendaratkan bokong nya di jok mobil wilton detik ini.

Pasalnya, wilton sedang menunggu nya di parkiran untuk menunggu cassie.
“Anjing cassie damage nya gak keruan!!”
“Cassie yang kayak gini lebih keren!!”
“Waaahh!!”
“Bego!! Cassie bisaan”
“Jaketnya duh!!”
“Rambut nya segala gak di iket!”
“Cewek resek!!”
“Dia kan adek nya josh!”
“Ih engga banget!”
“Anjirr cakep!”
“Jaket nya mahal jirr”
“Jaket limited yang abang gw incer!”
“Anjir cassie!!”

Bisik bisikan mereka begitu aktif di telinga cassie. Membuat casssie sedikit risih karnanya. Bagaimana cassie tidak di perhatikan?

Ia hanya memakai tanktop hitam yang di balut jaket kuli. Membuat rok abu abu 10 cm di atas lutut itu benar benar keren. Terlebih, rambut cassie yang dibiarkan berterbangan kesembarang arah.

“Si rusuh di apain ya sama pak soekana? Sekarang dia kalah ternyata guys!” ucap celia si anggota aurel.

Cassie memberhentikan langkahnya. Ia tahu betul sumber suara itu berasal dari pintu ruang osis yang berjarak 4 meter dari tempat ia berdiri.

Berhentinya cassie membuat seluruh orang memperhatikan nya lebih lanjut. Cassie bisa merasakan itu.
“Selamat di cap jelek cassie schannap!!”
“Mulai takut sepertinya, ups!!”
“U lose!”

Cassie menelan salivanya dengan kasar. Menahan tangisannya agar tidak lolos dari matanya.

“Dengar kalian semua, anggota osis!! Cassie tidak akan takut!!” Ucap nya berteriak.

“Dan apa tadi kata kalian, cassie kalah? Tentu tidak!! Bukan kah pahlawan itu datangnya belakangan?” lanjutnya kemudia pergi meninggilkan ‘mereka’ yang masih memperhatikan cassie.

BUK!

Cassie menutup pintu mobil wilton dengan keras. Memasang muka muram dengan sangat jelas

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(not) Cotton CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang