Part 2

26 5 4
                                    

Semoga suka jangan lupa vot and comment ya yorobun😊

.
.
.
.


.
.
.
.

Happy Reading





Kejadian tadi membuat Vivi terus kepikiran sampai makanan yang ada didepannya itu terabaikan

"Lo lagi mikirin apa sih? Dari tadi ngelamun mulu" ucap Alika yang membuat Vivi terperanjat kaget

"A-ah ng-nggak nggak papa kok" ia tersenyum tipis

"kok gue gak percaya ya" Alika curiga kalau Vivi sedang menyembunyikan sesuatu darinya

"Apaan sih lo orang gue beneran gak papa kok!" elaknya

Merekapun melanjutkan makan siangnya. Mereka memang sudah membuat janji untuk makan siang bersama

"Ng.... Sebenernya gue pengen cerita ini sama lo" Vivi mulai jujur dengan apa yang sedang ia fikirkan sedaritadi

"Cerita apa?! Lo ditembak sama siapa?! Ganteng gak cowoknya?!  Temen kantor?! Siapa namanya?! Gue kenal gak orangnya?!" Cecar Alika dengan begitu banyak pertanyaan karena dia sangat penasaran dengan apa yang akan diceritakan oleh sahabatnya itu.

"Ckh...Bukan soal itu! Tapi ini soal bos gue"

"Hah maksud lo Riki? Kenapa sama dia? Jangan jangan lo suka ya sama dia" goda Alika yang membuat Vivi jadi kesal

"Iih lo mah su'uzon mulu sama gue. Ini tuh.... Eh bentar" ucapnya terhenti karena ponselnya yang berdering menandakan ada pesan baru masuk

Chatroom

Pak Bos

|Kamu dimana?
|Cepat kembali sebentar lagi
kita ada meeting

Benar saja dugaan Vivi, itu chat dari bos nya dan menyuruhnya untuk segera kembali kekantor

Saya sedang dicaffe deket|
kantor pak
Iya pak saya segera kesana|

Read.

"Al maaf ya kayanya gue harus buru buru kekantor deh soalnya bentar lagi ada meeting"

"Loh terus ceritanya gimana Vi?"

"Nanti malem aja ya gue kerumah lo, janji" sambil mengangkat jari kelingking nya ke arah Alika

""Ya udah deh, hati hati lo, jangan sampe lupa!"

"Iya gue kan udah janji, ya gue pasti dateng lah. Udah ya papay" pamitnya sabil melambaikan tangan dan dibalas senyuman oleh Alika

*** *** ***

Tak terasa meeting pun sudah selesai dan semua yang ada diruangan itupun satu persatu keluar

"Kamu kenapa? Saya perhatikan sedaritadi kamu tidak fokus saat saya sedang menjelaskan didepan tadi! Apa karena kejadian itu?" tanya Riki yang membuat Vivi terkejut, kenapa dia harus mengingatkan nya dengan kejadian tadi pagi

"A-ah tidak bu-bukan itu, saya tidak papa kok" ucapnya tersenyum kecil dan menahan malu

"Saya minta maaf atas kejadian itu, saya bener bener khilaf, maafkan saya" sesalnya

Vivi benar benar bingung harus berkata apalagi. Dia sudah sangat malu mengingat hal itu.

"Kamu pulang sama siapa?" Riki mengubah topik pembicaraan, ia tahu jika gadis dihadapan nya itu sedang menahan malu. Tapi tidak dengan dirinya ia bahkan selalu senang dan mungkin ia akan menginginkan nya lagi jika mengingat hal itu.

"Ah saya pulang naik bis pak"

"Saya antar saja!"

"Eh tidak usah pak saya naik bis saja" tolak nya

"Tidak ada penolakan!"

"Gak usah pak saya takut..." ucapan nya terhenti karena bosnya itu sudah pergi begitu saja. Apa boleh buat Vivi melangkah kan kakinya mengikutinya dari belakang.

*** *** ***

Disinilah Aditya Riki Pratama. Ditempat kedua orangtua nya tinggal. Riki memang tidak tinggal seatap dengan orangtua nya, diusianya yang masih 25 tahun Riki sudah memiliki rumah sendiri dan itu hasil kerja kerasnya sendiri dari membangun perusahaan selama 5 tahun.

Membuat ia merasakan bagaimana jatuh bangun pahit asam manis nya hidup. Keluarga Riki bukanlah keluarga yang pas pasan melainkan hidup Riki sudah tercukupi dari kecil. Tapi pada saat usianya menginjak 20 tahun ia ingin menjalani hidup dari bawah, awalnya orangtua Riki tidak menyetujui keputusan nya untuk hidup sendiri.

Tapi ia meyakinkan mereka jika ia bisa sukses tanpa bantuan orangtua nya. Dan terbukti Riki sekarang sudah sukses dan dikenal oleh beberapa negara.

"Ada apa Ayah dan Bunda menyuruhku datang kesini?" tanya nya pada kedua orangtua nya itu

Baru saja Feni~Bundanya Riki ingin menjawab tapi tiba tiba terpotong oleh suara bel pintu rumahnya.

Ting... Tong...

"Eeh kalian sudah sampai rupanya, ayo silahkan masuk" sambut Feni

"Ada apa ini, kenapa keluarga septaginta datang kesini?"__Batin Riki, ia benar benar bingung dengan semua ini.

"Silahkan duduk" ucap Bayu~Ayah Riki

Kedua keluarga itu duduk bersama sama diruang tamu dengan segelas minuman didepan mereka masing masing.

"Jadi bagaimana dengan kesepakatan yang sudah kita bicarakan sebelumnya" ucap Arya Septaginta yang memulai percakapan antar kedua keluarga itu

"Tunggu, kesepakatan? Kesepakatan apa yang kalian buat?! Apa yang sebenarnya kalian bicarakan?!" cecarnya yang masih belum mengerti dengan apa yang dikatakan Arya Septaginta tersebut

"Kamu dengarkan saja dulu pembicaraan Ayahmu dengan Om Arya, ya!" ucap Bunda yang menenangkan putra sematawayang nya itu.

Ternyata yang mereka bicarakan adalah masalah perjodohan nya dengan anak perempuan dari Om Arya. Dan itu langsung ditolak mentah mentah oleh Riki

Gadis itu, Jangan ditanya tentu saja dia sangat setuju dengan perjodohan ini karena dia suka pada Riki. Oh bukan. Bukan suka, melainkan cinta. Yah cinta pada pandangan pertama mungkin. Karena sebelum nya mereka memang belum pernah bertemu.

"Kalian kan bisa pendekatan dulu, mengenal satu sama lain pacaran misalnya, yah!" Saran Bunda pada mereka berdua, ya Riki dan Cantika~anak dari pasangan Luna Amandania dan Arya Septaginta.

"Terserah kalian saja lah. Riki pamit pulang" ucapnya dan setelah itu melenggang pergi

"Dasar anak itu selalu saja begitu" gumam sang Ayah

.
.
.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

TBC

Autor balik lagi guys😘 ginama suka gak sama ceritanya? Kalo suka Comment ya☺

Jangan lupa pencet bintang yang ada pojok kiri bawah ya. See you next time😘
👇
👇

Sold OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang