9

8.4K 985 215
                                    

***

Pukul 8 malam, dan sekarang suasana halaman belakang itu nampak ramai. Suara gelak tawa dan gurauan mengisi malam yang dingin itu. Namun lain hal nya dengan gadis yang terduduk sendiri di bawah pohon tabebuya. Mata nya menatap nanar sebuah keluarga yang nampak harmonis sekali. Padahal dia juga bagian dari keluarga ini, tapi entah mengapa, rasanya dia seperti tidak di anggap.

Hampir satu bulan lebih sudah terlewati, tetapi tak ada perubahan dalam hidup Alice sama sekali. Mereka masih sering menjadikan dirinya seperti pembantu, padahal di rumah yang super-duper besar ini ada sekitar 15 orang pembantu. Mereka juga masih sering memukuli dirinya, bahkan di sekolah. Dirinya di jadikan bahan olok-olokan oleh murid lain. Semenyedihkan itu hidupnya. Bahkan dia tidak tau kenapa murid lainnya ikut membully-nya, ia rasa ia tak pernah melakukan kesalahan apapun.

Ah ya, Yiren dan Chaeyeon selalu mengompori murid lain untuk membully-nya. Bahkan menyuruh murid lain untuk mengucilkan dirinya. Dia tak mempunyai teman. Hanya Junkyu, Jihoon dan Yoshi yang tetap berteman dengan dirinya. Sedangkan yang lain? Mereka terlalu takut dengan ancaman Yiren. Alice tidak menyangka, di sekolah elite seperti itu masih ada pembullyan. Miris.

Dia juga tidak menceritakan kepada siapapun tentang apa yang ia alami selama ini, bahkan kepada Eric dan Nakyung. Ia rasa ini masalahnya sendiri, dia tidak mau melibatkan teman dekatnya. Alice tidak mau mereka terluk karena dirinya.

Lagipula semakin hari dia merasa mamanya semakin lupa dengan keberadaannya. Wanita yang ia anggap berharga itu sekarang jarang ada ketika ia membutuhkan kehangatannya. Dia semakin merasa kesepian.

Ah! Selama satu bulan itupun hubungannya dengan Jaemin sedikit membaik. Lelaki sering membantunya ketika dia di bully, walaupun bukan Jaemin langsung yang membantunya. Lelaki itu selalu menyuruh orang lain untuk membantu Alice. Dirinya tidak tau mengapa lelaki itu tiba-tiba baik kepadanya. Awalnya ia sedikit merasa risih, namun Alice lama-lama mulai terbiasa dengan hal itu. Entah mengapa Alice merasa Jaemin sedang berusaha menyembunyikan sesuatu. Entahlah, itu hanya firasatnya saja.

"Mama! Ayam nya gosong!!!" Teriak Chenle.

"Hah!? Ishh! Papa nih gak bener bakar ayamnya"

"Biar Renjun aja yang bakar pa. Papa duduk aja."

"Ohhh! Kalian ngeremehin papa nih?"

Alice berdecak kesal. Sudah hampir satu jam dia masih berada di tempatnya dan mereka belum menyadari keberadaannya. Alice rasa dia bukan hantu atau semacamnya. Tapi mengapa mereka masih saja mengabaikan dirinya.

Tubuh kurus itu berdiri dari duduknya. Dia ingin pergi dari tempat itu. Dia tidak suka dengan suasana yang ia rasakan saat ini. Bukankah tiduran di kamar jauh lebih baik daripada tidak di anggap ada seperti sekarang ini? Itu yang Alice pikirkan.

Kaki nya melangkah meninggalkan tempat itu. Ia juga tak memberi tau yang lain bahwa dirinya akan kembali ke kamarnya, lagipula mereka sudah terlalu asik dengan dunianya sendiri.

Tanpa Alice sadari, sepasang mata tajam sedari tadi terus mengawasi gerak geriknya. Termasuk ketika gadis itu beranjak diam-diam dari halaman belakang.

Kaki jenjangnya mulai beranjak dan berjalan mengikuti Alice.

"Eh? Jeno? Mau kemana??"

***

Alice menghembuskan nafasnya gusar. Pintu kamarnya barusaja dia tutup. Kakinya berjalan lunglai menuju meja belajar untuk men-charge ponselnya.

Tubuhnya berbalik untuk menuju ke ranjangnya. Namun seketika jantungnya terasa ingin melompat dari tempatnya ketika mendapati sesosok yang tengah berdiri di hadapannya. Mata bulatnya menyorot panik sekaligus takut saat ini.

BAD BROTHER ; NCT Dream (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang