SE 13 || HAMPIR SAJA

16.1K 1.3K 15
                                    

Ara kini berkutat dengan komputer di ruangannya. Kedua abang dan kakaknya sudah tau alasan di skorsnya Ara, mereka tak marah, toh gak ada salahnya apa yang diperbuatnya, lagi pula itu tak akan berpengaruh apapun pada pendidikan Ara, gadis itu sudah lulus lebih dulu dua tahun lalu.

Ini adalah hari keduanya tidak ke sekolah, dan itu berarti hari ini adalah hari terakhir masa skorsingnya. Selama dua hari ini pun, ia belum pernah berkomunikasi dengan para sahabatnya. Mungkin mereka tahu, jika Ara sibuk dengan pekerjaan kantornya.

Drrtt... Drrtt....

Ryanjay is calling....

Baru saja di omongin, udah nongol aja.

"HALLO, QUIIII.!!!...."

Ara langsung menjauhkan ponselnya sambil memejamkan matanya kaget oleh pekikan semua sahabatnya secara bersamaan.

"Heh! Kalau nelpon tuh, salam! Jangan teriak! Kaget gue! Untung gue gak punya penyakit jantung!"

Terdengar suara cengengesan dibalik sana setelah mendengar ucapan Ara.

"Assalamualaikum, nona cantiiikkk..." goda mereka diseberang sana.

"Waalaikumussalam, Dih! Ngapain kalian nelpon gue?"

"Emang salah nelpon sahabat kita yang lagi menikmati liburnya?" tanya Zeline lalu terkikik geli.

"Apaan!! Gue lagi ada di kantor tau!"

"Oh, gituu... Lo sibuk gak?" tanya Bella.

"Engg... Lumayan sih, emang kenapa?"

"Yah... Padahal kita mau jalan bareng..." jawab Zeno dengan nada lesu yang dibuat-buat, supaya Ara bisa tergiur untuk ikut bersama mereka.

"Kapan?"

"Pulang sekolah, lah!" jawab Lio ketus.

"Gak usah ngegas, masnya!!"

"Iya, iya maap!"

"Kalian ke mansion gue aja! Gue pulang ke sana kalau udah jam pulang sekolah!"

"Dih! Kita mau main ke timezone tau! Kalau ke mansion lo, yang ada kita malah ngebo!" kini Ryan yang berbicara.

"Dih! Di mansion gue juga ada kali! Lebih lengkap malah!"

"Seriusan lo, Qui?!" pekik Bella dan Zeline. Ara hanya berdehem menjawabnya.

Ceklek...

"Dek, wak-" ucapan Sheva terpotong karena Ara langsung memberikan tanda untuk diam. Sheva pun menurut karena melihat Ara sedang menempelkan ponselnya di telinganya, yang artinya ia sedang menelpon.

"Eh, udah dulu yah! Gue mau keluar makan siang!"

"Oke! Jadi pulsek kita ke mansion lo yah?!" Ara hanya kembali berdehem menjawabnya.

Gadis yang menggunakan setelan kantor dengan jas berwarna coklat muda itu bangkit dari kursi kerjanya lalu merapikan pakaiannya, mengambil tas dan juga kunci mobilnya.

"Ayo!" ajaknya, Sheva hanya mengangguk lalu mengikuti gadis itu.

"Kita makan dimana, kak?" tanya Ara kepada Sheva saat mereka sudah dalam mobil

"Di King and Queen Restourant, Alshad udah nungguin kita disana." Ara hanya mengangguk, matanya fokus ke arah jalanan.

"Bang Arkan nggak ikut?" tanya Ara melirik sebentar ke arah Sheva yang sibuk dengan tab ditangannya.

Side Effect [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang