"Ada kalanya ketika kesedihan terasa begitu menyakitkan, namun juga ada waktunya ketika kebahagiaan terasa begitu mengesankan."
(sekolah)Matahari terbit begitu indah, bersinar begitu terang. Bahkan udarapun terasa begitu segar, seakan semua telah berubah, seakan hari baru telah dimulai, seakan kebahaagiaan baru telah datang.
Senyuman kecil terlukis dibibirnya, hari ini Vella berangkat begitu awal, ntah apa yang membuatnya jadi seperti ini namun dia merasa semangatnya telah kembali.
Belum teralu banyak siswa yang datang, mungkin karna masih teralu pagi .Vella memilih duduk dikursi dekat koridor sekolah, dia memutuskan untuk membaca sebuah novel kesukaannya.
Suasana berubah ketika nadin tiba tiba datang dan menamparnya.
"Lo anak baru kan." Ucap Nadin yang mengenggam erat tangan Vella.
"I-iya kak." Ucap Vella yang merasa kesakitan.
"Brani braninya lo deketin Vano." Ucap Nadin.
"Maksud kakak apa?" Tanya Vella yang tidak mengerti dengan perkataan Nadin.
"Gk usah sok polos deh lo." Ucap Nadin yang tambah mengeratkan genggamannya yang membuat Vella merintih kesakitan.
Dari sisi lain terdengar suara tepuk tangan lambat dari seseorang, bukan lain adalah Vano yang berjalan mendekati mereka, kehadiran vano membuat nadin melepaskan genggamannya.
"Bagus juga permainan lo." Ucap Vano yang jelas ditujukan kepada Nadin.
"Tapi karna lo mainnya kasar, jadi gw juga bisa main kasar." Ucap Vano yang ternyata sudah mengamati mereka dari jauh.
"Van lo kok gitu sih, ngapain lo belain cewek kayak gini" Ucap Nadin yang membuat vano melayangkan satu tamparan keras kepadanya.
"Van lo.... " Ucap Nadin yang tidak percaya dengan apa yang telah Vano lakukan kepada dirinya.
"Denger, gw gak belain siapapun. Gw cuma gak suka lo semena-mena sama orang." Ucap Vano menjelaskan.
"Tapi Van gw-" Ucap Nadin mencoba menjelaskan.
"Gw gak suka cara lo." Ucap Vano singkat.
"Ini semua gara gara lo, dasar cewek murahan, gw akan bales lo." Ucap Nadin.
"Nadin!" Ucap Vano yang menggerakkan tangannya untuk menampar nadin namun tangan Vella menghentikannya.Pandangan Vano beralih kepada Vella.
"Kenapa lo ngalangin gw." Ucap vano.
"Udah kak biarin aja " Ucap Vella dengan nada lembutnya.
" Tapi-" Ucap Vano yang terhenti ketika melihat bekas tamparan di wajah Vella.
"Ikut gw." Ucap Vano sambil menuntun pelan tangan Vella, dan Vano membawanya ketaman sekolah.
"Lo duduk sini dulu , tunggu sini!" Ucap Vano yang dibalas anggukan kecil oleh Vella.
Masih terfikir oleh Vella tentang kejadian tadi, dan masih terukir banyak pertanyaan dibenaknya tetang siapa Nadin, apa hubungannya dengan kak Vano, dan apa alasan nadin melabraknya. Lamunannya tersadar ketika vano datang dan membawakan obat untuknya.
Sebenarnya Vano tidak mau melakukan itu, karna dia bisa membawa Vella ke UKS namun dia ingat jika petugas UKS masih belum datang, karna ini teralu pagi.
"Diem gw obatin dulu." Ucap Vano sambil mengobati Vella, posisi itu membuat Vano dan Vella saling berhadapan, lagi lagi pandangan Vella terpaku ke wajah Vano.
"Lain kali kalo lo diganggu Nadin bilang aja ke gw." Ucap Vano yang memecahkan lamunan Vella.
"Kak.., kak nadin itu siapa?" Tanya Vella yang terkesan polos, dan membuat Vano memberikan senyum tipis dibibirnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvano
Teen FictionHanya cerita seorang bad boy dan seorang good gril dengan kepribadian yg berbeda namun dengan perasaan yang sama. Thanks