jeno pulang kerja cukup awal yah karena pekerjaannya sudah selesai. pertama masuk rumah dia merasa sangat kesepian, biasanya saat ia pulang awal pasti langsung di sambut pelukan dan kecupan hangat dari sang suami. chenle jg pasti akan langsung memeluknya dan tertawa senang karena bisa bermain dengan sang papa. namun lagi lagi semua tinggal kenangan, tidak ada lagi senyum manis sang suami dan juga anak yg menyambut kedatangannya.
jeno hanya bisa tersenyum mengingat kembali kenangannya saat bersama keluarga kecilnya.
"kau sudah pulang? aku akan menyiapkan air hangat untukmu." ucap renjun dan mengambil tas kerja sang suami.
cupp.
jeno mencium kening renjun dengan lembut.
setelah masuk rumah, jeno pasti disambut oleh chenle yg langsung meminta untuk jeno gendong.
"papa sudah pulang?" tanya chenle antusias.
"iya sayang. papa pulang. apa chenle senang?"
"yeay chenle sangat senang. ayo papa kita main. chenle kangen main sama papa." ucap chenle.
"tp papa harus mandi dulu sayang. chenle main sama mama dulu yah. nanti papa ikut gabung." ucap renjun yg datang menghampiri suami dan anaknya.
"oke mama." jawab chenle dan berpindah ke gendongan sang mama.
cup cup cup cup...
jeno mengecupi kedua pipi chenle, kening dan juga bibirnya yg membuat chenle tertawa gemas. setelah itu bergegas untuk mandi.
setelah kurang lebih 20 menit, jeno pun kembali dan langsung menuju dimana renjun dan chenle bermain.
"papa." teriak chenle.
"wah anak papa lagi main jenga. papa boleh ikutan?" tanya jeno.
"boleh dong. ayo sini papa main. kalau kalah di kasih hukuman yah." ucap chenle.
"hukumannya apa sayang?" tanya jeno.
"kalau chenle menang, mama sama papa harus tidur sama chenle di kamarnya chenle. tapi kalau papa kalah, chenle tidur sama mama papa di kamarnya mama." ucap chenle dengan cengirannya.
"wahhh ternyata anaknya papa kangen tidur sama mama papa yah." ucap jeno dan kembali menciumi wajah anaknya.
" ayo papa cepat main." kesal chenle yg membuat jeno dan renjun terkekeh.
"jisung kemana sayang?" tanya renjun.
"tidur dia dari siang. sebentar lagi mungkin bangun. jisung seperti mu, kalau sudah tidur susah bangun." ucap renjun.
"namanya jg anak." jawab jeno terkekeh.
jeno pun kembali bermain jenga dengan chenle. dan akhirnya ia yg kalah karena beberapa kali menjatuhkan tumpukan jenga itu.
"yeay chenle menang. nanti malam papa sama mama harus tidur di kamar chenle." ucap chenle terlihat sangat senang.
"siap laksanakan." jawab renjun dan jeno bersamaan.
"yasudah sekarang kita makan dulu yah. kan mainnya udah selesai." ajak renjun.
"iya mama. tp chenle mau di suapin papa." ucap chenle.
"heh kok jadi manja gitu sama papa?" tanya renjun.
"gak papa sayang. anak papa lg kangen yah sama papa?" jawab jeno dan mengangkat chenle ke pangkuannya.
"iya chenle rindu. papa kan sekarang jarang pulang. pulangnya malam terus. chenle jadi gak bisa makan dan main bareng." ucap chenle dengan wajah sedihnya.
"maafin papa yh sayang. nanti kalau papa kerjaannya selesai kan kita bisa main bareng." ucap jeno.
"yasudah ayo kita makan. mama mau melihat jisung dulu takutnya dia bangun." ucap renjun.
jeno menggendong chenle ke meja makan sedangkan renjun menuju kamar jisung untuk melihatnya.
"papa, chenle mau makan kimchi." ucap chenle.
jeno pun mengangguk dan mulai menyuapi chenle.
sungguh jeno merasa sangat bahagia namun juga merasa bersalah karena menyembunyikan sesuatu pada sang suami.
"pappapapa." oceh jisung.
"astaga jagoan papa baru bangun tidur yah. mau makan dulu apa mandi dulu nih?" ucap jeno.
"makan dulu papa. icung laper." jawab renjun dengan nada anak anaknya seakan itu jisung yg menjawab.
"makan yg banyak biar jagoan ayah cepat besar oke. nanti kita main perang perangan." ucap jeno dengan kekehannya.
"papa suapin lagi." protes chenle.
"eh iya sayang. hehe maaf papa lupa." jawab jeno.
mereka pun berakhir makan dengan hening dengan jeno yang menyuapi chenle dan renjun yg menyuapi jisung.
tak terasa air mata jeno menetes saat mengingat saat saat itu. saat dimana keluarganya masih utuh dan harmonis.
jeno pun bergegas masuk ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya.
saat melangkah ke kamarnya, jeno menghentikan langkahnya dan malah masuk ke dalam kamar anak bungsunya jisung. dia sungguh merindukan jagoannya itu. jeno rindu menggendongnya dan sangat merindukan suara tangisannya terlebih saat ia memanggil papa.
di kamar jisung terdapat foto keluarganya. di sana jeno bisa melihat senyum bahagia keluarga kecil nya dulu. senyuman yg terlihat sangat tulus. andai jeno bisa memutar waktu, ia akan berusaha untuk mengembalikannya ke masa lalu.
"jisung, jagoan papa. sekarang km lagi ngapain sayang. papa rindu. papa ingin memeluk dan menciummu. biasaya kau jam segini masih tertidur kan? maafkan papa tidak bisa bersama kalian lagi." gumam jeno sendu.
"jeno. ternyata kau disini? dari tadi aku mencarimu." ucap mark.
"mark, ada apa? aku hanya merindukan jagoanku." jawab jeno.
"besok ku dengar chenle pengambilan raport. kalau kau merindukannya kau bisa diam diam melihatnya." ucap mark.
"kau serius? terima kasih sudah memberitahu."
"hmm. makanlah. kasian bibi kim sudah memasak untukmu." ucap jeno.
"kau tak sekalian ikut makan?"
"sepertinya tidak. haechan sudah menelfon ku dan dia bilang sudah memasak banyak makanan. kalau begitu aku pulang dulu. selamat malam" ucap mark dan pergi meninggalkan jeno.