2.6

5.4K 683 146
                                    

Hai?













Enjoy!!












Hana tersenyum lebar, hari ini dia bersama Jeno sedang dalam perjalanan menuju kampung halaman Jeno

Mereka akhirnya pergi dengan menggunakan pesawat pribadi milik Yuri. Sebenarnya Jeno keberatan tetapi melihat mertuanya itu sampai memohon membuatnya tidak tega

"Mah"

Jeno menoleh lalu menatap Hana yang duduk di sebelahnya,

"Kita ke tempat uti 2 hari aja?."

"Iya sayang, oh iya kan sebentar lagi Hana mau masuk SD... Hana mau hadiah apa?."

Hana terlihat berfikir, dia menggeleng-gelengkan kepalanya

"Hana......mau jalan-jalan sama Ayah, ma."

Jeno tertegun mendengarnya, tetapi kemudian tersenyum kecil

"Iya nanti mama bilang, kalo kado dari mama? Hana mau apa?."

Hana tersenyum lebar sampai memamerkan senyumnya,

"Hana mau punya adik!!."

Jeno mematung mendengar permintaan Hana, bahkan dia sampai melamun dan itu membuat Hana merasa bersalah

"Ma? Hana salah ya?."

Jeno refleks menggeleng lalu tersenyum kecil, dia mengusap kepala Hana pelan.

"Enggak sayang..tapi, tunggu Hana besar dulu ya?? Mama masih mau sama Hana." Sahut Jeno yang hanya diangguki oleh Hana,

"Kalo Hana minta masakin mie sayur boleh??." Tanya Hana kemudian,

"Boleh dong sayang...nanti masak di rumah uti ya."

Hana mengangguk kecil lalu menyandarkan tubuhnya pada lengan Jeno,

Seharusnya dia membuat Jeno bahagia dan menjaganya seperti pesan Ayah Mark padanya.

Dia akan selalu membuat Jeno bahagia, apapun itu.

.
.
.
.
.
.

Jaemin baru saja selesai membersihkan kamar tamu, dia berjalan kedepan dan duduk di teras depan.

Suasana di sini sangat sepi padahal hari masih siang,

Setelah memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya, Kun dan Nari membeli rumah yang berada tidak jauh dari rumah keluarganya. Hanya berjarak 2 gang, dan mereka memutuskan untuk membuka warung kelontong sedangkan Kun membantu pamannya bekerja di ladang.

Jaemin tersenyum senang saat Nari membawakan segelas es jeruk dan kue buatannya.

"Mamah gausah repot-repot ih.. Jaemin jadi seneng." Ucapan Jaemin yang langsung mendapat pukulan di kepalanya

Meskipun sudah berumah tangga, tapi anak bungsunya itu masih saja bersikap kekanak-kanakan. Jika saja tidak ada Renjun, maka Jaemin akan menelpon Nari sepanjang waktu karena dia bosan..padahal kerjaan yang harus dia kumpulkan banyak

"Nanti siang kakakmu pulang."

Jaemin membulatkan matanya kaget, lalu menatap Nari.

"Jeno? Pulang??."

Nari mengangguk pelan, sedangkan Jaemin mengerutkan dahinya bingung.

"Kenapa dia nggak bilang sama Jaemin? Kan bisa bareng." Gerutu Jaemin pelan,

"Dia masih ngurusin Hana, belum yang lainnya..kamu pikir kakakmu itu gabut kaya kamu apa?."

Jaemin mengerutkan dahinya mendengar ibunya berkata seperti itu,

egoïstisch - 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang