Hadiah

551 91 26
                                    

"Ayo, ini sudah jam pulang kerja." Ajak Krystal sembari mengggulung rambutnya dengan model cepol yang tak begitu rapi namun terkesan sexy.

"Apa mereka tidak akan risih, jika kita ikut?" Tanya Wendy, sedikit ragu. Ia tidak enak dengan pemilik rumah.

"Kalian kalau berubah pikiran, aku saja yang ke rumahnya." Ujar Krystal. Chanyeol segera bangkit dan menarik lengan Wendy.

"Sebagai saudara dari orok, kita dukung Krystal Jung." Semangat Chanyeol dan menyeret Krystal beserta Wendy untuk mengunjungi rumah Yoona.

"Ini rumah kosong." Guman Chanyeol.

"Sekarang sudah ditempati, yeol." Ujar Wendy.

"Klee, kau sudah yakin kan jika mereka manusia?" Tanya Chanyeol dan dihadiahi pukulan oleh Wendy, tepat di punggungnya.

"Sudah ikut saja. Bibi Yoona sangat baik. Kalian akan menyukainya." Puji Krystal yang tengah membayangi wajah Yoona yang tengah berseri.

"Bibi!" Teriak Krystal. Malam ini ia bersemangat untuk mengenalkan sahabatbya pada bibi Yoona hingga tak sadar ia sudah seperti orang gila berteriak, melupakan bel yang terpasang di dinding dekat pintu. Wendy dan Chanyeol hanya bisa nenghela nafas mereka sudah berusahan untuk membuat Krystal tak berteriak tapi itu mustahil. Sahabatnya yang satu ini memang ajaib dan aneh. Kadanga menjadi bar-bar, kadang pendiam, kadang gila, dan sebagainya.

Setelah beberapa kali berteriak memanggil Yoona di malam hari, seseorang membuka pintu hingga batang hidungnya terlihat, dia Oh Sehun, dengan wajah masamnya, menahan rasa kesal pada orang-orang di hadapannya. Berteriak tak tahu waktu.

"Ini bukan hutan." Sinis Sehun. Krystal hanya menyengir. Dan menanyakan Yoona ada di mana.

"Sebentar," Teriak Wendy saat Sehun akan menjawab pertanyaan Krystal. Mereka menatap Wendy yang melangkah ke depan mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Krystal. Lalu matanya menilai sosok pria yang berada di ambang pintu.

"Jadi ini pria yang kau sukai?" Tanya Wendy tanpa melihat Krystal yang mengiyakan ujaran Wendy, seketika membuat Sehun kikuk dan
Chanyeol mengusap wajahnya.

"Lumayan." Guman Wendy sembari menilai tampang Sehun. "Kau pintar juga mencari pria." Wendy melirik Krystal yang terkekeh.

"Yak! Bukan seperti itu caranya." Frustasi Chanyeol. Ia yang mendengarnya merasa malu, bagaimana dengan Sehun yang sudah jadi patung? Sesama pria ia sangat mengerti prasaan Sehun.

"Lupakan, lupakan!" Ujar Chanyeol sembari membelah jarak antara Krystal dan Wendy dan merangkul keduanya.

"Cha! Kita pulang. Maaf telah menggangu waktu mu." Ujar Chanyeol dengan senyum terpaksanya, ia masih merasa malu.

Krystal melepaskan rangkulan Chanyeol dan menyentak "Aku tidak mau pulang!"

"Mana bibi Yoona?" Tanya Krystal sekali lagi pada Sehun.

"Ke supermarket." Jawab Sehun sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Oh, aku tunggu." Ujar Krystal dan mendudukan diri di kursi yang ada di teras rumah.

"Aku jug gak mau pulang. Mau ketemu bibi Yoona." Ujar Wendy dan duduk di samping Krystal, membuat Chanyeol ingin menenggelamkan diri saja. Ia menatap Sehun dan tak sengaja mata mereka bertemu, membuat Chanyeol dan Sehun sama-sama tersenyum canggung.

"Maaf merepotkan." Ujar Chanyeol. Ia tak menyangka akan seperti ini.

"Tak masalah. Mungkin sebentar lagi datang." Ujar Sehun dan masuk ke dalam, meninggalkan mereka. Dirasa Sehun sudah menghilang, Chanyeol segera mendekati keduanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Knock KnockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang