Sudah setengah jam lamanya Krystal hanya duduk tak jelas di sofa. Rancangan gaunnya telah selesai dan sekarang ia tak ada kerjaan sama sekali. Sesekali ia menguap tapi enggan untuk tidur.
Suara telponnya berdering. Krystal bangkit dan menerima panggilan tersebut. Setelah beberapa menit Krystal mematikan panggilan tersebut dan pamit pada beberapa karyawan yang menjaga butik.
Baru saja Wendy menghubunginya, dan mengatakan akan menjemput Krystal. Chanyeol akan meneraktir mereka karena proposalnyanya kali ini kembali gol. Saat keluar butik, mobil Chanyeol sudah terparkir dengan rapi di depan butik. Krystal segera masuk dan menyapa Chanyeol dan Wendy.
———"Dokter Oh." Panggilan seseorang membuat Sehun yang akan menuju kantin menoleh. Seorang perawat yang biasanya Sehun lihat di meja resepsionis menghampirinya.
"Ada apa?" Tanya Sehun saat perawat tersebut sudah di hadapannya.
"Ini, seseorang menitipkan kotak makan untuk dokter Oh." Ujarnya. Sehun meraih kotak makan tersebut.
"Dari siapa?" Tanya Sehun sembari melihat kotak makan yang ada di tangannya.
Perawat tersebut menggeleng dan pamit pergi. Sehun mengangkat kedua alisnya. Ia menggedikkan kedua bahunya dan kembali melangkah menuju kantin. Sekalian saja buka di kantin, pikirnya.
Jaehyun yang tengah membawa nampan terdiam sejenak melihat Sehun yang baru saja duduk dan meletakan kotak makanan bewarna biru. Ia rasa tadi pagi Krystal menyiapkan kotak bekal bewarna biru dan modelnya sama dengan yang di bawa dokter Oh.
Langkah panjang Jaehyun dengan cepat membawanya pada meja Sehun. Ia menduduki kursi kosong di depan Sehun yang hanya terhalang meja membuat Sehun menoleh dan menatap pria yang ada di hadapannya.
"Hai! Kau dokter baru?" Tanya Jaehyun. Pertanyaan yang selalu dilontarkan pada dokter atau perawat yang tak ia kenali. Dokter di rumah sakit ini sangat banyak, jadi maklum jika ia tak mengenal semua dokter.
"Iya." Jawab Sehun singkat dan tak ada niatan Sehun untuk memperkenalkan diri. Jaehyun menghela nafas. Mungkin Sehun tipe yang pemalu?
Baru Jaehyun akan melontarkan beberapa kata, namun didahului oleh seseorang yang menyapa keduanya.
"Kau membawa bekal, dokter Oh?" Tanya Jisoo melihat Sehun yang sendari tadi diam. Sehun menoleh sekilas. Jaehyun mulai melahap makanannya dengan cuek.
"Tidak, seseorang memberikannya padaku." Jawab Sehun, sembari membuka tempat makan tersebut, hingga Jaehyun membenarkan duduknya dan menatap lekat kotak makan tersebut.
"Seseorang mengidolakan dokter Oh rupanya." Ujar Jisoo. Jaehyun melirik Jisoo dan Sehun yang mengambil secarik kertas.
~Dokter Oh, kau harus menyicipi masakanku. Sebaiknya kau makan di ruangan mu, jangan di kantin. Aku tidak suka kau dengan wanita itu. Selamat menikmati~
~Krystal
"Dari siapa?" Tanya Jisoo penasaran.
"Bukan dari siapa-siapa." Sehun mengantungkan surat tersebut dan menutup kembali kotak makanan yang ada di hadapannya.
"Kenapa di tutup lagi?" Tanya Jisoo. Jaehyun hanya diam, rasa penasaran Jisoo membuat Jaehyun juga gatal untuk mengeluarkan kata-kata.
"Tidak suka." Ujar Sehun.
"Bukankah itu terlihat enak."
"Aku tak menyukainya."
Jaehyun menegakan badannya. Ia menggeser nampan yang ada di hadapannya yang masih penuh dengan makanan yang ia ambil tadi.
"Untuk ku saja. Sayang jika terbuang, ini sepertinya sangat enak." Ujar Jaehyun sembari menarik kotak makan. Tapi dengan cepat Sehun tarik kembali, dan menutup kotak makan tersebut. Jaehyun mengerutkan dahinya.
"Sepertinya makanamu itu masih banyak." Sindir Sehun dengan ketus.
"Makanan seperti ini selalu jadi menu di kantin. Kalau itu tak pernah ada." Ujar Jaehyun, ia sudah sangat yakin jika kotak makan tersebut dari Krystal.
Sehun tak menjawab, ia beranjak dan meraih kotak makan tersebut membuat Jaehyun mendengus. Jisoo hanya terdiam dan kembali melanjutkan makannya. Jaehyun hanya menatap kepergian Sehun dalam diam.
"Dia dokter baru?" Tanya Jaehyun, Jisoo hanya mengangguk mengiyakan.
———-"Kau tengah menyukai seseorang?" Tanya Chanyeol pada Krystal yang duduk di hadapan Chanyeol dan Wendy.
"Ya mungkin bisa dibilang seperti itu." Jawab Krystal sembari memotong dagingnya menjadi kecil-kecil.
"Kau harus hati-hati saat menyukai seseorang. Kau tahu sediri, pria dewasa itu sangat mengerikan." Jelas Chanyeol dengan serius sedangkan Krystal hanya tersenyum mendengar perkataan Chanyeol yang sangat lucu.
"Seperti kau!" Sambar Wendy.
"Hey, tentu saja aku berbeda. Aku ini sangat menggemaskan seperti yang kalian tahu." Chanyeol membikai wajahnya sendiri dengan mata berbinar menujukan senyum manisnya pada Wendy. Lihat, kelakuannya sangat mengerikan. Wendy menoyor jidat Chanyeol, hingga Krystal tertawa renyah melihat pertikaian kecil antara dua sahabatnya dan sekaligus sepasang kekasih. Ia masih saja seperti nyamuk.
"Aku akan menggatung mu, jika benari menyakiti Wendy, ku." Ancam Krystal sembari mengacungkan pisau makan miliknya.
"Anak kecil gak boleh mainin benda tajam." Ujar Chanyeol sembari merebut pisau yang Krystal pegang.
"Aku ini sudah dewasa. Buktinya aku menyukai seseorang."
"Memang anak kecil tak suka lawan jenisnya?"
"Sudahi omong kosong kalian ya, kita makan dengan tenang." Ujar Wendy membuat Chanyeol dan Krystal bergidik ngeri.
"Aku jadi penasara dengan pria yang kau sukai, Klee." Guman Chanyeol.
"Sama." Ujar Wendy yang sudah sangat penasaran, tapi ia tak berani menanyakan pada Krystal sebelum Krystal sendiri yang menceritakannya.
"Dia tetangga ku, jadi datang saja ke rumah ku, kita bertamu malam ini juga, bagaimana?" Usul Krystal dan tak ada penolakan dari keduanya, dan mereka melanjutkan makannya.
Diperjalanan pulang, ponsel milik Krystal berdering. Krystal yang tengah melihat rancangan busana idolanya mengerenyit menantap nama Jaehyun. Tumben sekali menghubungi di waktu kerja.
"Ya?"
"......"
"Kenapa?"
"....."
"Aku baik-baik saja."
"...."
"Aku matikan ya."
Krystal memutuskan sambungan sebelah pihak dan memasukan ponselnya pada tas, lalu menatap jendela luar. Ia hanya mendengarkan kelucuan Chanyeol dan Wendy yang saling bercanda. Itu hal biasa.
Seperti biasa, Jung Jaehyun yang posesif.
TBC.....Haloooo 😚
Ditunggu votmennya ❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Knock Knock
FanfictionMari kita berdamai dengan masa lalu, agar tidak terlukan dan menyedihkan.