28. Ketika Kita Bersatu

65 6 0
                                    

"Entah kejutan apa yang alam semesta berikan, kita sebagai manusia hanya mampu menjalankan. Ikhlaskan yang sudah pergi, rangkul yang sudah menetap."

-Takdir Cinta Nadia

🕊️🕊️🕊️


Alunan lagu yang melodi mengiringi acara pernikahan Zaki dan Nadia. Hari bahagia telah tiba, langkah keduanya untuk bersama sudah di depan mata.

Para keluarga telah siap dengan batik bagi para lelaki, dan kebaya bagi perempuan dengan kompak. Keluarga Zaki dan keluarga Nadia kompak mengenakan baju yang sama, baju yang di rancang khusus dengan desain ternama.

Acara ijab qobul di adakan di Lembang, Jawa Barat. Dengan tena alam yang menyejukkan. Ini juga keinginan Zaki yang ingin acara ijab qobulnya dengan tema alam.

Resepsi pernikahannya akan di adakan nanti malam di Gedung ternama di Bandung.

Nadia tengah berada di vila, dirinya tengah di rias oleh MUA yang terkenal. Riasan di wajah Nadia begitu indah. Dengan baju dan hiasan dari adat Sunda menempel cantik di tubuh Nadia.

Kebaya Sunda dan jilbab yang sudah di rias dengan bunga sudah melekat indah. Wajah Nadia terlihat cantik, pasti semua orang akan pangling karena melihat Nadia yang begitu cantik.

Afifah dan Zhafira pun bahkan melongo tak percaya melihat Nadia. Mereka merasa bahwa ini bukan Nadia.

Nadia memperbaiki lipstiknya, senyuman manisnya tercetak saat ia melihat pantulan dirinya di cermin. Nadia juga merasa bahwa ini bukan dirinya, mengapa Nadia bisa secantik ini.

Afifah yang sama-sama di rias juga merasa minder, dan merasa bahagia. "Nadia cantik banget ya Allah, jadi iri kan," kata Afifah yang melihat penampilan Nadia.

Nadia hanya menebasnya dengan senyuman, hari bahagianya di temani oleh orang-orang terdekatnya membuat Nadia bahagia.

Zhafira membantu Nadia berdiri, dengan anggun Nadia memperlihatkan kecantikannya. "Nadia sayangku cintaku, masyaallah cantiknya calon istri Zaki ini," puji Zhafira.

"Makasih Ra," balas Nadia dengan tersenyum.

Nada datang dengan senyuman yang riang, hari ini adalah hari bahagia putrinya. Meskipun Nada harus rela melepaskan Nadia pergi nanti. Nada juga sudah terlihat cantik dengan balutan kebaya yang melekat di tubuhnya.

"Anak Ibu," ucap Nada dengan memeluk Nadia.

Nadia membalas pelukan Nada dengan erat. "Ibu," ucap Nadia dengan mata yang berkaca-kaca.

Nada menggeleng dan memegang wajah Nadia. "Nggak boleh nangis ah,"

Nadia memanyunkan bibirnya, terlihat Nada yang tertawa karena melihat tingkah laku putrinya. "Cantiknya putri Ibu. Jadi istri yang sholehah ya Teh. Turutin apa kata suami kamu nanti. Nggak boleh terlalu mengekang dalam pernikahan nanti, saling terbuka dan jujur satu sama lain," Nada menasehati Nadia dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya.

Afifah dan Zhafira yang mendengarnya terharu dan mereka saling berpelukan.

Nadia tak kuasa menahan air matanya, Ibunya ini memang bisa membuat Nadia terharu.

"Nggak boleh cengeng ah," kata Nada menguatkan, namun dalam hati Nada dirinya merasa kehilangan. Jika tak mengingat acara akan di mulai, pastinya Nada sudah menangis karena ditinggal nikah oleh putrinya.

Nada begitu tegar menguatkan dirinya agar tidak menangis di hadapan Nadia. "Udah ya Teh." Nada menghapus air mata Nadia. "Tuh kan make up nya luntur." Nada mengambil bedak dan memperbaiki make up Nadia yang sedikit terkena air mata.

Takdir Cinta Nadia [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang