24. Antara Cepat Dan Tepat

55 4 0
                                    

"Masalaluku datang di waktu yang begitu cepat. Lalu masadepanku datang di waktu yang tepat. Seindah ini kuasa Allah membolak-balikan takdirnya."

-Takdir Cinta Nadia

🕊️🕊️🕊️

Suara lantunan ayat suci terdengar di ruang tamu. Nadia, Nada, Nadin, dan Naura tengah mengaji bersama selepas maghrib.

Mereka mengaji dengan khusyuk, Nadia membaca lantunan ayat suci Al-Qur'an yang indah itu dengan merdu. Suaranya menyejukkan ketika di dengar.

Nadin dan Naura di bimbing mengaji oleh Nada. Ketiga anaknya sudah bisa mengaji meskipun belum sempurna. Karena jika ingin memberbaiki bacaan, maka rajinlah membacanya. Karena bacaan Al-Qur'an lah yang akan menerangi jalan menuju akhirat.

Bacaan Nadia mungkin masih belum sempurna, namun Nadia akan terus mencoba memperbaikinya agar dirinya sendiri pun merasa enak mendengarnya.

Nada Ibunya selalu menasehati anak-anaknya agar jangan melupakan ibadah dan mengaji sebagai umat Islam meskipun tengah sibuk. Karena ibadah adalah hal yang utama.

Ibadah adalah tiangnya agama. Jika ibadahnya tidak benar, maka robohlah agamanya. Jangan pernah sekalipun meninggalkan kewajiban, karena sudah jelas itu adalah wajib.

إذا مضى على المؤمن اربعون صباحا ولم يجالس العلماء قس قلبه وجسر على الكباءر لان العلم حياة القلب

"Seandainya seorang mu'min tidak mau melaksakan tholabul Ilmi dalam kurun waktu 40 hari, maka akan di berikan kepada mu'min tersebut hati yang keras dan berfotensi mu'min tersebut melakukan dosa yang sangat besar, karena ilmu itu sebagai penerang bagi hati kita."

Maka dari itu titip jangan sampai kita tidak tholabul Ilmi/mencari ilmu lebih dari waktu yg di tentukan, yaitu lebih 40 hari.

Nadia menutup Al-Qur'an dan membereskan peralatan mengajinya. Nadia juga selalu menyempatkan untuk mengaji, jika tidak ada kajian rutinan, maka ia dan keluarganya akan mengaji sepeti sekarang ini.

Nadia tidak ingin sampai tidak mengaji, karena Nadia akut jika hatinya akan keras. Jika hati sudah mengeras, maka akan sulit untuk memperbaikinya.

Selepas mengaji, mereka duduk dan menonton tv di ruang tamu. Nadia mengambil camilan yang selalu ia stok di dalam lemari es. Hobinya mengemil, dan membuat pipi Nadia menjadi tembem. Seringkali Nadia menjadi bahan cubitan oleh adik-adiknya ataupun oleh sahabatnya.

"Teh bagi," pinta Nadin yang ingin memakan snack milik Nadia.

Nadia menyerahkannya dan sibuk dengan handphone miliknya. Ada chat dari Zaki yang menanyakan kabarnya. Entah mengapa Nadia merasa malu saat perkataannya kemarin.

Setelah percakapan tempo hari, biasanya Nadia akan bertemu dengan Zaki, dan sekarang ini Nadia belum bertemu dengan Zaki. Nadia merasa malu.

"Senyum-senyum sendiri kaya orang gila," sindir Naura.

Nadia melirik dan tertawa, "Siapa yang senyum-senyum sendiri hah?"

"Teteh," balas Naura.

"Palingan sama Kak Zaki atuh, kan calon suaminya," ungkap Nadin dengan mimik wajah yang polos.

Takdir Cinta Nadia [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang