7 | Dia Siapa?

389 139 314
                                    

kayaknya udah hampir sebulan aku engga update, ya wkwk . 🙈🙈

sorry, aku lagi nyiapin new book sesuai janji aku kemarin. cast nya? ofc, park jisung, karena kemarin aku bilang kalau memang mau ngejadiin jisung main character 👀 .

okay deh, sebagai bonus, part kali ini agak sedikit panjang ya, hehe. semoga kalian tydack bosan and—

—happy reading—!!! 🥳🥳

💫 𝑡 ℎ 𝑎 𝑛 𝑡 𝑜 𝑝 ℎ 𝑜 𝑏 𝑖 𝑎 💫

"Kalau gitu gue pulang, ya. Thank you, Ra." Aku mengangguk begitu Milly mulai mengambil tas nya yang berada di sofa ruang tamu, karena saat ini ia akan pulang dari rumahku.

Sekarang jam menunjukkan pukul 7 malam, tugas kelompok kami sudah selesai sejak 25 menit yang kemudian dilanjutkan dengan makan malam bersama.

"Iya, hati-hati di jalan ya Mil." Milly tersenyum, kemudian kepala nya mengangguk. "Siap."

"Milly udah mau pulang?" Suara Mama yang berasal dari dapur membuat atensiku dan Milly melihat ke arahnya yang sedang berjalan ke arah kami.

"Iya, Tante."

Mama memberi Milly sebuah paper bag yang aku yakini berisi makanan kesukaan Milly yakni kentang goreng. "Ini buat kamu makan di jalan, takutnya macet jadi Tante bawakan."

Milly melirik sekilas ke arahku dengan tatapan yang terbilang kikuk. Aku tahu sebenarnya ia ingin menerima nya namun ada rasa tidak enak ketika Milly dibekalkan makanan padahal tadi kami baru saja makan malam bersama.

"Terima aja Mil, gue tahu kok kalau lo masih mau makan kentang goreng karena perut lo kan perut karet." Kehadiran April yang berasal dari teras rumah sembari menggendong kucingku yang bernama Sachiko cukup mengejutkan kami bertiga, lantaran sepertinya sejak tadi April hanya sibuk mengurus Sachiko tanpa memperdulikan keadaan sekitar.

Aku mengangguk menyetujui perkataan April. "Iya, terima aja Mil. Lagipula Mama memang sengaja bikin buat lo."

Akhirnya Milly tersenyum kemudian dengan senang hati menerima paper bag tersebut. "Terima kasih ya Tante."

Mama mengangguk lalu tersenyum, "Iya sama-sama. Kalau gitu Tante mau ke dapur dulu ya, Kei, tolong anterin temen kamu ke depan rumah ya."

"Iya Mama. Ayo Mil!"

Lalu setelahnya aku dan Milly keluar hingga kami sampai di depan teras rumah. Tepat sebelum Milly akan memakai sepatunya, gadis itu tiba-tiba saja menepuk pundakku.

"Kenapa?" Tanyaku heran karena Milly tiba-tiba menepuk pundakku.

"Si ganteng mana, Ra? Kok engga kelihatan?"

Aku mengerutkan dahi, tidak mengerti dengan perkataan Milly. "Hah? Si ganteng?" 

"Iya. Adik sepupu lo itu ... yang wajahnya mirip aktor."

Perlahan aku mulai mengerti maksud dari Milly. "Oh, Kamal?"

Milly terdiam sejenak, seperti sedang mengingat sesuatu. "Bukannya nama dia Kai, ya? Waktu kenalan dia bilang nama nya Kai, bukan Kamal."

"Iya sebenarnya engga ada bedanya. Cuma kalau Kamal itu memang nama panggilan dia dari kecil, sedangkan Kai nama panggilan dia semenjak masuk sekolah, katanya biar teman-temannya mudah mengingat nama nya. Mirip sama gue, kalo di rumah, keluarga gue suka manggil gue Kei, padahal nama gue Kiera."

𝑇ℎ𝑎𝑛𝑡𝑜𝑝ℎ𝑜𝑏𝑖𝑎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang