10 | Tidak Mengerti.

223 82 105
                                    

don't forget to vomment—! 🥰❤️

💫 𝑡 ℎ 𝑎 𝑛 𝑡 𝑜 𝑝 ℎ 𝑜 𝑏 𝑖 𝑎 💫

"Makanannya dimakan, jangan dilihatin terus." Suara April membuyarkan lamunanku, setelah aku menoleh ke arahnya, April kembali melanjutkan kegiatan makannya yang sempat tertunda.

"Kalau memang lo penasaran, ya buka aja kertasnya. Jangan menyusahkan diri sendiri, Ra."

Aku hanya dapat terdiam mendengar ucapan April. Sepertinya ada benarnya juga, jika aku penasaran ya tinggal buka saja. Tetapi sayangnya aku masih mengingat perkataan Hendery beberapa belas menit yang lalu.

"Buka kertas ini saat lo ada di rumah. Itu kertas terakhir dari Renjun."

Dan alhasil, kini aku menjadi bimbang. Apakah aku harus membukanya di sekolah?

"G-Gue buka rumah aja," Ucapku pada akhirnya. Aku mulai memakan siomay yang tadi ku pesan, lalu mengunyah nya dengan perlahan. Disisi lain, April hanya mengangguk sembari melanjutkan kegiatan makannya.

"Kak Kei!" Aku merasa ada seseorang yang memanggil namaku, suara nya pun serasa tak asing di pendengaran.

Saat aku menoleh, ternyata disana terdapat Kamal yang sedang berjalan ke arahku. Namun Kamal tidak sendiri, di sebelahnya terdapat beberapa temannya—termasuk Beomgyu.

"Hari ini Kak Kei pulang jam berapa?" Kamal duduk di kursi di sebelahku yang memang tidak ditempati oleh siapapun lantaran April duduk di hadapanku.

"Seperti biasa, kamu sendiri gimana? Kalau memang kamu masih ada kegiatan, aku pulang sendiri aja."

"Eh engga kok, Kamal engga ada kegiatan lagi. Yasudah kalau kayak gitu nanti Kamal tunggu di depan gerbang, ya." Kamal tersenyum, kemudian pergi bersama dengan teman-temannya keluar dari arah kantin.

Tetapi tidak dengan Beomgyu, lelaki itu berjalan di belakang teman-temannya yang lain sembari mencuri-curi arah pandangnya padaku. Sebelum pada akhirnya langkah Kamal beserta semua teman-temannya semakin jauh, Beomgyu tersenyum tipis ke arahku.

Senyum itu ... terasa sangat canggung.

Aku membalas senyuman Beomgyu, lalu setelahnya lelaki itu sedikit menundukkan badannya dan pergi menyusul teman-temannya yang lain.

Ah, jika situasinya terus menerus seperti ini, aku merasa tidak enak padanya. Beomgyu itu lelaki yang baik dan penuh perhatian walau terkadang sifatnya memang dapat membuat orang lain kesal, hampir mirip seperti Haechan.

Jika saja hari itu Beomgyu tidak menyatakan perasaannya, mungkin suasana tidak akan secanggung ini. Tetapi Beomgyu juga tidak salah, lelaki itu hanya ingin mengutarakan sebuah perasaan yang ia rasakan walau ia sendiri tahu perasaan yang ia rasakan itu muncul di waktu yang tidak tepat—yakni disaat aku telah memiliki hubungan dengan Renjun.

Namun, jika pada akhirnya akan berakhir canggung seperti ini, apa yang harus aku lakukan?

💫 𝑡 ℎ 𝑎 𝑛 𝑡 𝑜 𝑝 ℎ 𝑜 𝑏 𝑖 𝑎 💫

Setibanya aku di pintu kelas, Haechan yang sedang duduk di atas meja tiba-tiba saja memanggilku. "Kiera, sini dulu deh, sebentar!"

April menyenggol lenganku, "Temuin Haechan dulu, Ra. Gue duluan ya,"

𝑇ℎ𝑎𝑛𝑡𝑜𝑝ℎ𝑜𝑏𝑖𝑎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang