Mafia Is My Boyfriend #14

140 7 1
                                    

Happy Reading

Keesokan harinya....
Rara memakai pakaian tertutup berjalan sembari mendengarkan lagu menggunakan earphones.

Tiba tiba suara memanggilnya dari belakang dan memeluknya...

Rara segera mencopot earphon dari telinganya, dan menghadap ke balakang.

Dan itu adalah Jimin yang berlarian ke arah Rara, Jimin membawa makanan ditangannya.
"Nih tadi gue beli" Jimin.

"Buat aku" Rara.

"Siapa lagi" Jimin.

"Makasih" Rara.

"Btw nanti kamu ikut aku, ke tempat kerja" Jimin.

"Kerja.... Benerkah" Rara.

▼・ᴥ・▼

Rara menunggu di kursi di depan rumah Jimin, ia melihat lihat sekitar rumah Jimin.
"Memang pantas di sebut Mafia, rumah mewah, mobil banyak senjata apa banyak, dan hidupku menjadi lebih ekstrimi" Rara.

"Maaf tadi tuan memberi saja perintah untuk anda, saya di suruh menyerahkan baju ini dan anda harus menganti pakaian" Pak Yoo.

"Ahh benarkah.... Oke tapi boleh minta tolong, aku tak bisa memakai sabuk dan bagaimana cara meenaruh pistolnya hehe maaf jika merepotkan" Rara.

"Tentang itu mama aja, mama tau" Kim.

"Ma-mama?? "Rara.

" Panggil mama" Kim.

"Ahh benarkah, boleh" Rara canggung.

(Tersenyum) "Cobalah" Kim.

"Mamaa" Canggung Rara.

Kim pun membantu Rara memakai sabuk dan lain lain yang di butuhkan untuk perang jika gengster menyerang. Rara menatap ke cermin ia merasa kagum pada dirinya sendiri.

Kim membawa Rara ke tempat penyimpanan senjata api, di situlah Rara di kenalkan dengan barang barang yang bukan maen.

Setelah itu Rara berlatih untuk menembak sasaran, saat Kim melatih Rara tiba tiba tangan Rara di pegang oleh tangan Jimin yang memakai sarung tangan.
"Posisinya slaah tulul, kamu bukan arahin lubang pistolnya tapi lubang di atasnya kamu liat trus pas in sama sasarannya" Jimin.

"Sudah ada Jimin, kalau begitu mama tinggal" Kim.

"Ah iya, makasih ma uda ngajarin aku" Membungkuk ke arah Kim

"Mama?? " Jimin.

"Di suruh" Rara.

▼・ᴥ・▼

Cristin masuk ke dalam rumah Jimin, ia meamnggil nama Jimin tapi tak ada jawaban bahkan bodyguad yang berada di samping Cristin tak menjawab saat Cristin bertanya.
"Pada kenapa sih sama gue" Cristin.

Cristin mencari Jimin ke ruang kerjanya, ke kamar, ke dapur dan ruangan lain tapi tak menemukannya. Cristin menuju ke ruang latihan cuma di situ belum di priksa oleh Cristin.

Langkah Cristin tiba tiba terhenti saat melihat Rara memakai baju layaknya mafia, melihat itu Cristin kesal dan menghampiri Rara.
"Ngapain di sini" Cristin.

"Menurut lu" Dingin Rara.

"Dan ngapain lu pake baju itu" Cristin.

"Terserah gue dong" Rara.

Jimin kaluar dari salah satu ruangan latihan, ia melihat Cristin tapi ia mengabaikaknnya. Jimin menghampiri Rara sambil membawa minuman.
"Ra minum?? " Jimin menyodorkan minuman ke Rara.

(Tersenyum) " Makasih" Rara.

"Pergi lu ganggu" Jimin.

"Lu balikan sama Rara?? " Cristin mengenggam tangan nya.

"Menurut lu" Jimin.

"Dasar jalang" Cristin.

"Sadar diri" Rara.

Cristin dengan kesalnya ia keluar dari rumah Jimin. Sementara Rara melanjutkan latihannya.

▼・ᴥ・▼
Mark dan Cristin sedang berada di rumah Cristin yang hangat. Mark mekesal karena Rara dan Jimin kembali bersatu.
"Gimana klo kita lanjutin rencana, kita tambah sedikit bumbu" Cristin.

"Lu mau ngelanjutin gimana, ga denger kata dosen tadi salju turun deras besok jadi kuliah libur" Mark.

"Gue ada rencana baru" Cristin.

"Apa" Mark ragu.

▼・ᴥ・▼

Rara pulang ke rumahnya, ia kangen sama Mura dan Denny. Tapi Rara mempunyai firasat tidak enak entah kenapa. Rara duduk di kursi depan rumahnya sembari membaca novel.

Tiba tiba suara tembakan pistol terdengar dari salah satu mobil, peluru itu memecahkan kaca rumah Rara. Rara langsung berlari ke dalam dan memakai pakaian lengkap. Mura dan Denny yang sedang ekmebersihlan kaca melihat Rara memakai pakaian serba hitam dan beberapa senjata di sabuknya.
"Yakk!!! Rara" Denny.

"Maaf pa gada waktu lagi" Rara lalu berlari ke arah mobil tadi. Sembari ia menghubungi Jimin lewat earphones.
"Seseorang menembak" Rara.

"Siapa, di mana" Jimin.

"Rumahku" Rara.

"Apa, gak ga mungkin" Jimin.

"Cepetan lah" Rara.

"Iya, aku ke sana sekarang" Jimin.

Rara mengeluarkan pistolnya dan menembak salah satu kaca mobil itu, baru pertama kali ini Rara memakai pistolnya untuk musuh.

Denny dan Mura tak menyangka anaknya memakai senjata api, bahkan perlengkapannya. Mobil itu melaju kencang dan menghantam pohon hingga tumbang, mobil itu tak bergerak lagi.

Rara mendekati mobil tersebut seperti tak ada orang.
"Siapa yang di dalam keluar" Tegas Rara

"Jawab!!! Yang di dalam keluarr" Rara.

Karena tak kunjung keluar Rara membuka pintu mobil tersebut dan tak ada orang hanya ada pistol dan kertas seperti catatan.

Rara langsung membuka catatan tersebut dan membacanya.

"Ketemu lagi jalang...
Gimana rumahnya baik kan...
Salju lebat bangt dan gue sama nie cowo susah nembaknya hehe...
Dan satu lagi klo kedua sahabatmu selamat, lu harus jauhin Jimin inget itu...
Gue mengintai di mana mana, sekali aja lu pegang tangan Jimin dan deket sama Jimin gue akan pastikan sahabatku gakan selamat

Klo butuh telepon gue kasih **_______
" Isi pesan tersebut.

Saat di tengah membaca Denny menurut kertas tersebut dan menampar Rara, Ia tak menyangka putri satu satunya yang ia sayang menjadi seperti ini.
"Siapa yang ngajarin kamu kaya gini hah" Tegas Denny.

"Kenapa papa tampar aku" Rara.

"Yak!!! Masih nanya, siapa yang ngajarin kamu ke gini jawab papa!!! " Bentak Denny.

"Belajar sendiri" Bohong Rara.

Jimin pun datang dengan pakaian lengkap, Ia melihat Rara menunduk di hadapan Denny yang marah. Denny melihat Jimin persis memakai pakaian sma seperti Rara. Jimin menghampiri Denny dan Rara.

Tapi malah Denny memvantak Jimin...
"Jimin!!! Kamu ngajarin anak om apa" Bantal Denny.

"Maaf om" Jimin.

Plakk   
Tamparan ke arah Jimin dari tangan Denny, tiba tiba pistol kembali menembak kaca di atas rumah Rara.
"Maaf pa gada waktu, ayo Jim" Rara berlari menuju mobil.

"Sekali.lagi maaf om, oke sampai jumpa nanti" Jimin.

Jimin masih saja bisa mengatakan "sampai jumpa nanti" Padahal ia tau Denny sedang marah besar.
"PAPA maafin Rara" Tariak Rara dari kejauhan.

"Aishhh mau jadi apa dia nantinya" Denny menghela nafas.

Bersambung....

Mafia Is My Boyfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang